Zulhas Sebut 9 Nama Kandidat Capres di Rakernas PAN, Ini Nama-namanya...

Zulhas Sebut 9 Nama Kandidat Capres di Rakernas PAN, Ini Nama-namanya...
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan, ada sembilan nama kandidat calon presiden (capres) dalam rapat kerja nasional (Rakernas) partainya.

Ia menegaskan, sembilan nama tersebut merupakan usulan dan belum dipastikan menjadi kandidat capres yang akan diusung.

"Pada saatnya tentu kita akan memutuskan, maka dari itu saudara-saudara, ini (pencapresan) percayakan pada ketum," ujar Zulhas dalam pidato penutupan Rakernas PAN di Istora Senayan, Jakarta, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).

Lebih lanjut, nama-nama bakal capres berasal dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN di 34 provinsi.

Nama-nama tersebut terbagi ke dalam tiga kluster, yakni partai politik, teknokrat, dan kepala daerah.

Lantas, siapa saja sembilan bakal capres versi PAN?

Kandidat capres PAN

Klaster pertama, menurut Zulhas, merupakan klaster Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan partai politik.

Seperti diberitakan Kompas.com (6/6/2022), PAN bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan KIB pada 12 Mei 2022.

Koalisi ketiga partai ini resmi menandatangani nota kesepahaman pada 4 Juni 2022, dan berkomitmen untuk bekerja sama di pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.

Adapun nama-nama yang muncul, masing-masing:

Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN) 

Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar) 

Suharso Monoarfa (Ketua Umum PPP) 

Puan Maharani (PDI-Perjuangan).

Zulhas menjelaskan, beberapa DPW PAN juga menyampaikan usulan nama dari klaster teknokrat, yakni: 

Erick Thohir (Menteri BUMN) 

Kemudian, ada pula klaster daerah yang muncul dalam Rakernas PAN. 

Kandidat capres dari klaster kepala daerah antara lain: 

Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) 

Anies Rasyid Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) 

Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) 

Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur) 

Figur capres bukan dari hasil survei 

Menurut Zulhas, figur capres tidak ditentukan melalui perolehan hasil survei. 

Pasalnya, pada akhirnya keputusan pengusungan capres sangat bergantung pada partai politik. 

"Pak Presiden bilang walau survei tinggi, yang ngusung partai politik, dan gabungan partai politik. Keputusan ada di partai politik atau gabungan partai politik," papar Zulhas. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan bahwa tokoh-tokoh dengan elektabilitas tinggi saat ini belum tentu diusung sebagai capres oleh partai politik. 

Oleh karena itu, ia meminta organisasi pendukung tokoh-tokoh tersebut tidak tergesa-gesa menentukan sosok capres yang akan didukung pada Pilpres 2024. 

"Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai, kalau mereka enggak mau gimana?" ujar Jokowi di acara Rapimnas Bravo Lima, seperti diberitakan Kompas.com (26/8/2022). 

"Oleh sebab itu, sekali lagi, ojo kesusu, tidak usah tergesa gesa," kata dia melanjutkan. 

Jokowi pun menegaskan, Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa capres harus diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. 

Artinya, menurut dia, para relawan dan pendukung semestinya tidak menjatuhkan dukungan sejak dini.(R02)

Sumber Berita: kompas.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index