Rektor Unilak Prof Junaidi Bahas Konsep Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Rektor Unilak Prof Junaidi Bahas Konsep Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Rektor Universitas Lancang Kuning Riau (Unilak) Prof Dr Junaidi membuka dialog kebijakan terbaru Sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) dengan tema Pengelolaan Hutan Lestari dan Indonesia,s FOLU Net Sink 2023. Kegiatan itu digelar pada Selasa (14/5) di Pekanbaru.

Dialog kebijakan sertifikasi FSC terlaksana bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia dan Fakultas Kehutanan dan Sains Unilak. Narasumber yang dihadirkan yakni, Techinal Director FSC Indonesia Ir Hartono Prabowo.

Turut hadir Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau M Job Kurniawan, Dekan Fahutan Sains Unilak Dr Eno Suwarno. Lalu ada pula Sekjen APHI Pusat Purwadi Soeprihanto, Ketua Komda APHI Riau, jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan kepala desa, camat, lurah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Rektor Unilak Prof Dr Junaidi saat membuka Dialog FSC menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut merupakan bukti kecintaan pada hutan. Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah, swasta, pengusaha kehutanan pada prinsipnya untuk mengelola hutan secara keberlanjutan. Ada aspek ekonomis, sosial yang harus dikelola.

"Dalam kajian kami di kampus menjadi ini menjadi isu tren, tentang konsep keberlanjutan, persoalan lingkungan hari ini tidak lagi dilihat dari sisi lingkugan saja, tapi multi aspek, harapan kita hutan ini memberikan dampak kebaikan bagi masyarakat, alam tetap lestari. Perlu kita sosialisasikan kepada masyarakat, NGO, LSM, aparat desa, dan pemda. Kami mendorong kolaborasi kampus dan pihak-pihak mengangkat kebijakan sertifikasi FSC," katanya.

Di tempat yang sama M Job Kurniawan, menyambut baik diskusi FSC agar dapat memperoleh pemahaman yang baik atas kebijakan yang baru ini. Diharapkan diperoleh pengetahuan dan manfaat dari kebijakan sertifikasi FSC. Selain itu pemangku kepentingan terwujudnya pengelolan hutan lestari di Riau khususnya dan Indonesia umunnya.

"Kebijakan sertifikasi FSC ini akan berdampak pembangunan daerah, msayarakat harus bersama-sama sejahtera, perusahan berjalan baik, hutan lestari. Mudah-mudahan ini bisa sejalan telaksananya. Kami yakin APHI memikirkan hal ini, Pemda Riau memiliki komitmen untuk perbaiki kinerja perbaikan pengelolaan hutan untuk sumber daya alam lebih luas bagi seluruh masyarakat Riau," ujar M Job.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Purwadi Soeprihanto saat memberikan sambutanya mengatakan, APHI menyampaikan penghargaan kepada mitra dan para pihak yang telah hadir dalam sosialisasi kebijakan terbaru sosialiasasi FSC. Ia berharap hasil yang diperoleh dari dilaog FC ini dapat menjadi langkah baik kehutanan bagi masa depan.

"Hari ini tidak ada isu-isu global dan nasional yang sedemikian besar menyedot perhatian selain isu-isu perubahan iklim, kenapa? karena perubahan iklim akan berdampak dan membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah Indonesia melalui Folu Sink 2030, dengan tegas menyampaikan target 2030 menurunkan emisi sampai minus 100 juta ton ekuifalen," ujar Purwadi.

Menurutnya, perlu upaya-upaya mitigasi, dilapangan untuk menurunkan emisi. Satu di antara upaya yang menjadi perhatian pemerintah adalah melalui penaman/rehabilitasi area, baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan. "Perluasan hutan harus diperluas," ujar Purwadi.(mc)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index