JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Elon Musk telah secara resmi meluncurkan layanan Starlink Internet di Bali. Peluncuran ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara Elon Musk, dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi. Layanan internet satelit Starlink ini diklaim mampu menyediakan internet berkecepatan tinggi yang menjangkau daerah terpencil.
Kelebihan dan Kekurangan dari Internet Satelit Starlink
Untuk Anda yang tertarik menggunakan internet dari starlink, berikut kelebihan dan kekurangan yang bisa Anda jadikan pertimbangan.
1. Kelebihan Starlink
Starlink menawarkan keunggulan dalam kecepatan perpindahan data berkat penggunaan satelit LEO (Low Earth Orbit). Satelit ini berada di posisi lebih rendah dibandingkan satelit GEO (Geostationary Orbit) dan lebih dekat dengan permukaan bumi.
Karena fitur inilah, Starlink mampu menyalurkan data lebih cepat dibandingkan layanan internet lainnya. Selain itu, Starlink menjanjikan kecepatan transmisi data yang impresif. Pada tahap awal, Starlink menawarkan kecepatan hilir sekitar 100 Mbps dan kecepatan hulu sekitar 20 Mbps.
Namun, dalam perkembangannya, kecepatan hilir ini ditargetkan meningkat hingga 1 Gbps. Kepraktisan penggunaan internet satelit Starlink juga menjadi salah satu keunggulannya.
Terminal Starlink yang berukuran 30,5 cm, terdiri dari antena dan kabel yang terhubung ke router WiFi, dapat dipasang di permukaan datar apa pun, termasuk tanah atau atap. Kit Starlink ini dilengkapi dengan panduan pemasangan dan instruksi untuk mengunduh aplikasi Starlink.
Dengan panduan yang jelas, proses pemasangan ini dapat selesai dalam waktu kurang dari 30 menit. Perangkat juga dapat dipindahkan ke lokasi lain dengan mudah. YouTuber NanangMrk telah membuktikan hal ini dengan memindahkan perangkatnya sejauh 20 km dari lokasi registrasi awal tanpa masalah.
2. Kekurangan Starlink
Meskipun Starlink menawarkan berbagai keunggulan, ada beberapa kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan. Pertama, terminal internet Starlink harus dipasang di area terbuka tanpa halangan seperti pohon atau bangunan tinggi untuk berfungsi optimal.
Hal ini dikarenakan frekuensi jaringan Starlink mudah terganggu oleh penghalang fisik dan cuaca buruk. Kedua, biaya berlangganan Starlink relatif mahal dibandingkan dengan penyedia layanan internet lokal di Indonesia.
Dengan biaya sekitar Rp750.000 per bulan, Starlink lebih mahal daripada layanan lokal yang menawarkan kecepatan hingga 250 Mbps dengan harga antara Rp400.000 hingga Rp500.000 per bulan. Ketiga, meskipun sangat cocok untuk wilayah terpencil, layanan Starlink kurang sesuai untuk daerah perkotaan yang padat.
Interferensi sinyal di wilayah dengan banyak bangunan tinggi dapat mengurangi efektivitas layanan ini. Terakhir, performa Starlink bisa menurun jika semakin banyak layanan lain yang menggunakan frekuensi tinggi yang sama. Bagaimana, apakah Anda tertarik?
Dapatkan Internet Berkecepatan Tinggi Starlink di Blibli!
Starlink yang sukses diluncurkan oleh Elon Musk di Bali, menawarkan internet berkecepatan tinggi. Layanan internet ini hadir dengan berbagai keunggulan seperti latensi rendah, kecepatan transmisi data tinggi, dan kemudahan pemasangan serta pemindahan perangkat.
Meski begitu, ada beberapa kekurangan seperti kebutuhan area terbuka untuk optimalisasi dan biaya berlangganan yang tinggi. Selain itu, penggunaannya kurang cocok untuk wilayah perkotaan padat, serta berpotensi terjadi penurunan performa dengan meningkatnya penggunaan frekuensi tinggi.
Kendati demikian, Starlink tetap menjadi solusi menjanjikan untuk internet di daerah terpencil. Sehingga jika dirasa penggunaannya cocok, maka Anda bisa mencoba untuk membeli layanannya.
Menariknya, berbagai layanan internet satelit Starlink dari Starling kini bisa Anda dapatkan di Blibli. Mulai dari layanan aktivasi, pembelian adaptor, antena wi-fi router dan berbagai kebutuhan perangkat internet lain tersedia di sini. Segera miliki internet berkecepatan tinggi Starlink via Blibli!
Listrik Indonesia