Melanjutkan Program GNPIP Riau 2024

BI Riau Gelar Pelatihan Hilirisasi Cabai Kepada UMKM dan Pondok Pesantren

BI Riau Gelar Pelatihan Hilirisasi Cabai Kepada UMKM dan Pondok Pesantren
Dok. Istimewa

PELALAWAN (RIAUSKY.COM) - Bank Indonesia sebagai Otoritas Moneter memiliki tugas utama menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, antara lain melalui pengendalian inflasi yang rendah dan stabil. Tugas serupa diemban oleh Bank Indonesia Provinsi Riau yang berkomitmen untuk menjaga stabilitas inflasi terutama inflasi komoditas pangan. Upaya pengendalian inflasi komoditas pangan tersebut dilaksanakan melalui berbagai program dan mulai dari hulu hingga hilir. Dimulai dari peningkatan produktivitas, pengelolaan pasca panen hingga hilirisasi produk dan pemasarannya. Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat mendukung stabilitas harga volatile food dari sisi supply dan mendukung potensi ekonomi lokal untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Konsistensi dalam pengendalian inflasi pada tahun 2024 diimplementasikan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Untuk wilayah Sumatera, pencanangan GNPIP dilakukan pada 17 Mei 2024 di lahan Kelompok Tani Amara Jaya, Pekanbaru oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Ibu Destry Damayanti. Pasca selebrasi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Riau menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk mendukung produksi dan kestabilan harga pangan. Hal itu dilakukan mulai dari pemberian bantuan sarana produksi pertanian dan bimbingan teknis (bimtek) budidaya tanaman hingga bantuan untuk melakukan hilirisasi (pengolahan) produk pangan.

Salah satu bentuk dukungan BI Riau terhadap peningkatan supply adalah pembinaan intensif kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Cagar yang berlokasi di Kabupaten Kampar, yang membudidayakan cabai. Sejak tahun 2018, BI Riau melaksanakan berbagai program pelatihan, bimtek, pemberian alat dan mesin pertsanian (alsintan) dan fasilitasi akses pembiayaan kepada kelompok tersebut sehingga produktivitasnya dapat terus berkembang dari tahun ke tahun (snowball effect). Saat ini, produktivitas cabai pada Gapoktan Cagar tercatat mencapai 12 ton/hektar per tahun. Pendampingan berkelanjutan dilakukan kepada Gapoktan Cagar karena melihat besarnya potensi pengembangan komoditas cabai di Provinsi Riau dan terakhir BI Riau melaksanakan Sosialisasi dan Bimtek melalui Intensifikasi Lahan untuk Meningkatkan Produktivitas Cabai di Gapoktan Cagar pada Juli 2024.

Kendati hasil program pada sisi hulu cukup menggembirakan, namun penanganan komoditas cabai pada sisi hilir atau pasca panen masih menjadi tantangan tersendiri. Kondisi ini mendorong Bank Indonesia dan stakeholders terkait membuat inovasi berupa sinergi program pengendalian inflasi, antara lain melalui program kemandirian ekonomi pesantren. Hal ini dirasakan cukup penting karena jumlah pesantren di Provinsi Riau cukup banyak dan umumnya memiliki basis perekonomian yang dapat dioptimalkan.  

Beranjak dari gagasan tersebut serta dukungan dari narasumber yang berasal dari Surabaya, daerah yang terkenal dengan produk sambalnya, BI Riau mengadakan Capacity Building Pengembangan Hilirisasi Cabai di Pondok Pesantren Darul Huda di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, pada 27 – 28 Agustus 2024. Program GNPIP dan pengembangan kemandirian ekonomi pesantren ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah cabai melalui improvisasi produk dan sekaligus untuk mengembangkan unit usaha pesantren dan UMKM (termasuk Kelompok Wanita Tani (KWT)) binaan Bank Indonesia Riau yang memproduksi olahan cabai. Apabila produk olahan cabai ini dapat dihasilkan secara masif dan disukai oleh masyarakat, maka kestabilan harga cabai segar diharapkan dapat terjaga, terutama pada saat terjadinya panen raya.

Pondok Pesantren Darul Huda, tempat diadakannya pelatihan tersebut, merupakan salah satu pesantren unggulan di Riau yang memiliki unit usaha Darul Huda Snack, dengan salah satu produknya berupa sambal. Berbagai prestasi bergengsi pernah diraih oleh pesantren ini. Untuk mendukung peningkatan kualitas produknya, pada tahun 2023 BI Riau memberikan bantuan sarana dan prasarana pengolahan cabai untuk menyukseskan program hilirisasi cabai. Pelatihan pengolahan cabai pada 27-28 Agustus 2024 untuk membuat sambal pasta dan cabai bubuk, BI Riau menghadirkan dua narasumber, yaitu Ibu Susilaningsih (Owner dan Direktur Sambal Dede Satoe Surabaya) dan Chef Arie Sanyi (Executive Chef Peterseli Kitchen Pekanbaru). Dengan mengikuti pelatihan tersebut, para peserta diharapkan dapat memperoleh inspirasi untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk sambal khas Riau dan aneka sambal lainnya.

“Inflasi komoditas volatile food khususnya cabai harus menjadi perhatian kita bersama. Program pengembangan UMKM dan pengendalian inflasi di Bank Indonesia bersifat end-to-end, yaitu penguatan dari hulu sampai hilir. Jadi, penyelenggaraam capacity building ini untuk meningkatkan kapasitas UMKM dan Kelompok Wanita Tani binaan yang memiliki usaha berupa olahan cabai. Nantinya unit usaha tersebut kami harapkan mampu meningkatkan kualitas produk olahan cabai. Dengan demikian, ponpes Darul Huda selain mampu meningkatkan ekonomi pesantrennya, juga turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga cabai”, tutur Panji Achmad, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau dalam sambutannya ketika membuka program pelatihan ini.

Pimpinan pondok pesantren Darul Huda menyambut baik program hilirisasi cabai untuk mendukung GNPIP Riau 2024.

“Kami berterima kasih kepada Bank Indonesia qRiau yang telah mendukung program kemandirian Pondok Pesantren Darul Huda sejak tahun 2022. Capacity cuilding ini sangat bermanfaat bagi kami mengingat Pondok Pesantren Darul Huda memiliki unit usaha olahan makanan. Berbagai saran dan masukan dari narasumber yang sangat kompeten, mendorong kami untuk terus berkembang dan meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren kami dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas inflasi melalui hilirisasi cabai.” Ujar KH. Dr. Yanto Nur Hamzah, S.Hi., M.M., selaku pimpinan Pondok Pesantren Darul Huda.

Akhirnya, program capacity building tersebut dan program-program lainnya diharapkan mampu mendorong UMKM untuk naik kelas dan pondok pesantren semakin mandiri. Hal ini penting agar UMKM mampu memberikan kontribusi lebih terhadap perekonomian sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat mengendalikan inflasi pangan (volatile food) sebagai tujuan akhir dari program GNPIP, yang sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan pesantren, UMKM dan masyarakat. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index