PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Inflasi di Provinsi Riau pada tahun 2024 ini diperkirakan akan menjadi yang terendah dalam 4 tahun terakhir.
Ini terjadi seiring dengan trens deflasi yang terjadi selama 4 bulan terakhir secara berturut-turut seiring dengan melimpahnya pasokan Komoditas hortikultura termasuk meandainya tekanan harga bahan bakar minyak dan angkutan udara.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Sudiro Pambudi saat memberi paparan pada pelaksanaan Rapat High Level Meeting pengendalian inflasi menjelang hari besar keagamaan yang dilaksanakan Pemprov Riau di Kantor Gubernur pada Selasa (10/12/2024) siang lalu.
Secara kumulatif, sebut dia, Bank Indonesia mencatat inflasi di Provinsi Riau sepanjang Januari hingga November 2024 berada pada angka 0,62 year to date (ytd)/ pada tahun kalender.
Kemudian, jelas dia, Perkembangan inflasi tahun kelaender (%ytd) provinsi Riau perlu menjadi perhatian TPID, agar stabilitas harga hingga akhir tahun dapat tercapai sesuai dengan target inflasi nasional 2,5 plus minus 1 persen yoy .
Bank Indonesia juga mengingatkan berdasarkan historisnya, inflasi di Provinsi Riau menjelang HBKN cenderung mengalami peningkatan. Ini disebabkan dorongan kenaikan permintaan (demand side) yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga.
Tak hanya pada komoditas pangan, seperti cabai merah, bawang merah, minyak goreng, ayam, namun juga pada komoditas non pangan seperti tarif angkutan udara, emas perhiasan dan rokok.
Berikut adalah data Bank Indonesia terkait tren inflasi yang terjadi di Provinsi Riau dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun 2020 inflasi sebesar 2,42 persen
Tahun 2021 inflasi sebesar 1,54 persen
Tahun 2022 inflasi sebesar 6,81 persen
Tahun 2023 inflasi sebesar 2,50 persen
Tahun 2024 inflasi sebesar 0,62 persen.(R04)
Listrik Indonesia