PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Aksi pembunuhan sadis terhadap Santi Lestari (35) masih terus didalami aparat kepolisian. Rentetan peristiwa sebelum dan setelah pembunuhan pun akhirnya diakui oleh tersangka, BAP alias Aris (30) yang juga kekasih korban.
Aris menyebutkan kalau dia sempat berhubungan badan dengan korban sebelum melakukan aksi cabut nyawa dengan cara dicekik.
Dikatakan dia, Usai berhubungan badan tersebutlah pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan membanting korban, kepala korbanpun sempat dihempaskan sebanyak tiga kali ke lantai.
Saat itu, korban diketahui pelaku sudah tidak lagi bernyawa.
Namun, tindakan penyiksaan terhadap korban tak juga berhenti. Pelaku, BAP masih melakukan perbuatan-perbuatan gila yang dilakukannya secara membabi buta.
Saat korban dalam kondisi sudah tidak bernyawa, pelaku masih melakukan aksi biadabnya dengan menginjak-injak korban.
Bukan saja bagian tubuh, pelaku bahkan menginjak batang leher korban sebanyak lima kali.
Itu dilakukannya dengan separuh melompat. Diduga itu yang menjadi penyebab tulang lidah korban juga patah.
Pembunuhan terhadap Santi Lestari (35) oleh BAP alias Aris (30), kekasihnya tergolong sadis.
Sebelum dibunuh, wanita beranak dua yang kini berstatus janda tersebut disebutkan sempat digauli oleh pelaku selama sekitar 10 menit.
Selanjutnya, hanya berselang 10 menit setelah saling berkasih-kasihan, pelaku tiba-tiba mencekik korban yang saat itu dalam keadaan polos tanpa busana dan hanya ditutupi sehelai handuk.
Pelaku mencekik korban sekuat-kuatnya sehingga kehabisan nafas.
Sehabis dicekik, pelaku lantas mengangkat tubuh korban lantas membantingnya ke lantai hingga benar-benar terhempas.
Tak cukup sampai disana, pelaku, Aris seperti orang kesetanan kembali mengambil kepala Santi, mencekiknya dan menghempaskannya ke lantas sebanyak tiga kali.
"Pelaku mencekik leher korban. Kemudian mengangkat tubuh korban dan membantingnya ke lantai. Pelaku selanjutnya menghempaskan kepala korban ke lantasi sebanyak tiga kali dengan posisi tangan pelaku masih mengcengkram leher korban," ungkap Kasatreskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Arianto, Rabu (6/9/2017) saat dikonfirmasi wartawan. (R05)
