INGAT...Masuk SMA dan SMK di Seluruh Riau Gratis, Termasuk Sekolah Favorit

INGAT...Masuk SMA dan SMK di Seluruh Riau Gratis, Termasuk Sekolah Favorit
Ilustrasi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Pelaksana harian (Plh) Kepala disdik Riau, Indra Agus Lukman, menegaskan tidak ada biaya yang dibebankan kepada masyarakat untuk masuk sekolah, termasuk untuk sekolah-sekolah favorit.

Indra Agus Lukman menyebutkan, untuk masuk sekolah favorit, khususnya tingkat SMA dan SMK, tidak benar kalau pemerintah menetapkan biaya hingga puluhan juta kepada siswa. ''Semuanya sama, semua gratis, tanpa dipungut biaya apapun,'' tegas dia kepada wartawan, di Pekanbaru, Rabu (11/4/2018).

Sejauh ini, memang isu tersebut memang sering dibunyikan, tapi sebenarnya itu hanya isu, yang kebenarannya masih belum bisa dibuktikan. ''Kalau memang ada yang seperti itu, laporkan pada kita, dan akan kita tindak,'' ungkap dia. 

Dikatakan dia, motif pungutan biaya untuk masuk sekolah tersebut bisa jadi hanya dihembuskan oleh orang-orang yang hendak mencari keuntungan. ''Biasanya mereka mengaku kenal kepala sekolah, lantas menjamin bisa memasukkan anak ke sekolah dengan beban biaya tertentu. Kalau ada yang seperti itu, sebaiknya tidak didengarkan dan laporkan,'' kata dia.

Dalam penerapan kebijakan penerimaan siswa baru, disebutkan Indra Agus, kalaupun ada beban biaya, pastinya akan diumumkan secara terbuka dan tidak ada main-main dibelakang, apalagi sampai biayanya mencapai jutaan rupiah. 

''Ya, kalau calo, sebaiknya masyarakat tidak gampang percaya, apalagi sampai memberikan dalam jumlah besar. Percayakan kepada pihak sekolah,'' kata dia.

''Dulu, penerimaan siswa baru ini sekolah menerapkan sistem nilai. khusus di tahun 2018 depan, Disdik Riau akan menerapkan sistem zonasi keberadaan sekolah yang wajib menerima siswa sesuai zonasi yang sudah di tetapkan,''kata dia seperti dilansir dari riaupotenza.

Untuk jarak zonasi, akan diterapkan sesuai jumlah penerimaan siswa yang akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap awal akan dibuka mulai radius 500 meter, jika dalam radius itu belum cukup ditambah menjadi 1 km atau sampai dengan mencukupi kebutuhan siswa yang akan di terima dan sesuai kelas yang disediakan.

"Dan radius itu tetap sesuai lingkungan keberadaan sekolah. Jadi jika misalnya sekolahnya berada di Gobah dari Panam tidak boleh lagi masuk, karena juga akan disesuaikan dengan zona di wilayah masing-masing," katanya. 

Penerapan zonasi ini juga banyak manfaatnya untuk siswa kedepan, seperti siswa tidak susah lagi kesekolah dengan jarak sekolah dan rumah dekat, tambah lagi para siswa tidak perlu lagi pakai kendaraan untuk tingkat keamanan. 

"Sistem ini juga untuk pemerataan pendidikan yang tidak ada lagi sekolah yang dibedakan, termasuk terhadap guru yang bisa di data sesuai kebutuhan dan merata diseluruh wilayah," tutupnya. 

Lebih jauh jelasnya, penerapan zonasi ini baru ditegaskan untuk tingkat SMA, karena untuk SMK belum bisa menimbang sekolah yang memiliki kejuruan khusus yang berbeda antar sekolah lainya.

"Kalau kita paksakan sistem zonasi, maka akan menyulitkan anak didik nanti. Anak didik ingin jurusan tata boga, namun SMK yang ada di sekitar rumahnya hanya ada SMK lain. Nah, ini kan sulit, makanya belum bisa kita Terapkan sistem zonasi," tutupnya.(R04/rp)

Listrik Indonesia

#Pendidikan

Index

Berita Lainnya

Index