Ini Cerita di Balik Upaya Densus 88 Bongkar Perakit Bom The Mother of Satan di Kampus Universitas Riau

Ini Cerita di Balik Upaya Densus 88 Bongkar Perakit Bom The Mother of Satan di Kampus Universitas Riau

JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Tim Densus 88 Antiteror mengepung Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Riau, Sabtu (2/6/2018) siang.

Mereka datang dengan menggunakan kendaraan taktis Barracuda. Selain itu juga terlihat tim Inafis Polda Riau dan Tim Jibom (Penjinak Bom) dari Gegana Polda Riau.

Dari dalam mobil Barracuda ini, para personel Densus 88 Antiteror yang dilengkapi dengan baju antipeluru dan senjata laras panjang itu langsung mengepung Gedung Gelanggang Mahasiswa Fisip Unri tersebut.

Di sana juga terlihat Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau dan jajaran personel dari Polresta Pekanbaru membantu mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi.

Para personel dari Densus 88 Antiteror ini langsung melakukan penggeledahan hingga pukul 17.00 WIB.

Hasilnya, tim Densus 88 Antiteror mendapatkan barang bukti yang mengejutkan, yakni ditemukan dua bom pipa besi siap ledak dan sejumlah bahan peledak lainnya.

Kondisi ini sempat menjadi perhatian ratusan mahasiswa yang sedang berada di lokasi.

Sebagian dari mahasiswa ini mencoba untuk mengabadikan momen tersebut dengan video, sebagian lainnya memotret petugas yang tengah berjaga.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto dalam keterangannya di Jakarta, malam tadi menjelaskan, pada pukul 13.30 WIB, Tim Densus 88 melakukan penggeledahan di Gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Unri, dan menemukan bom rakitan.

Awalnya satu dari tiga orang yang ditangkap ditetapkan sebagai tersangka, yakni inisial MNZ (33), warga RT/RW 8/4, Lubuk Sakat, Perhentian Raja, Kampar. Ditangkap di dalam areal kampus.

Tim Densus juga mengamankan dua saksi yakni inisial RB alias D (34), di Desa Kampar Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.

Satu lagi OS alias K (32) ditangkap di kawasan kampus yang sama. Tersangka dan dua saksi sama-sama eks mahasiswa Unri.

“Info terakhir dua orang saksi sudah jadi tersangka, Jadi totalnya tiga tersangka,” kata Setyo saat dikonfirmasi Riau Pos (Jawa Pos Group) di Jakarta.

Untuk keterlibatan MNZ, dia memiliki kemampuan membuat bom jenis TATP atau yang dikenal dengan sebutan The Mother of Satan seperti yang dibawa pelaku bom bunuh diri di Surabaya, beberapa waktu lalu. Kemudian, dia juga diduga menyebarkan cara pembuatan bom di link group telegram.

“Sasaran mereka diduga menyerukan amaliyah atau penyerangan terhadap kantor-kantor DPR RI dan DPRD,” jelas mantan wakil kepala intelijen dan badan keamanan Polri ini.

Sejumlah barang bukti yang diamankan dari lokasi, selain dua bom pipa besi sudah jadi dan siap ledak, ada juga bahan Handak TATP yang sudah jadi dan sejumlah bahan lain seperti pupuk KNO3, sulfur, gula dan arang.

Kemudian ada 2 busur panah beserta 8 anak panahnya. Satu senapan angin dan satu granat tangan rakitan.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan tersangka menyebarkan radikalisme di Unri, mengingat kampus tersebut belum termasuk dalam 7 perguruan tinggi yang terpapar paham terorisme versi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Setyo hanya menjawab singkat.

“Masih didalami oleh penyidik Densus 88,” kata jenderal bintang tiga kelahiran Semarang, 19 November 1961 itu. (R04/Pojoksatu)

Listrik Indonesia

#Teroris di Riau

Index

Berita Lainnya

Index