Ini Alasan Presiden Jokowi Batalkan Kenaikan Harga Premium

Ini Alasan Presiden Jokowi Batalkan Kenaikan Harga Premium
grafis kenaikan harga BBM periode presiden Republik Indonesia. Sumber Foto: Nusantara News

BOGOR (RIAUSKY.COM)- Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium yang batal dinaikkan. Jokowi mengatakan bahwa rencana kenaikan harga BBM untuk semua jenis sudah dibicarakan sejak bulan lalu.

Kenaikan yang akhirnya dilakukan pada BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Biosolar Non PSO karena kenaikan harga minyak dunia dan minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).

"Kenaikan BBM bukan hanya Premium saja, Pertamax, dan lain-lain Dex sudah kita bicarakan sebulan yang lalu dan sudah kita putuskan naik. Naik karena memang harga ICP brent juga naik. Ya, naik," ujar Jokowi di Istana Bogor, Sabtu (13/10/2018).

Perhitungan kenaikan harga BBM, lanjut Jokowi sebagaimana dilaporkamn detik.com, juga memperhitungkan inflasi dan daya beli masyarakat. Dampaknya ke keuangan Pertamina juga ikut diperhitungkan.

"Terus ada kalkulasi hitung-hitungan bagaimana nanti inflasi, bagaimana daya beli, bagaimana nanti pertumbuhan ekonomi, kemudian keuntungan di Pertamina nanti tergerus berapa," tambah Jokowi.

Jokowi juga mempertimbangkannya ke daya beli masyarakat. Kenaikan harga BBM khususnya Premium jika dilakukan bisa berdampak langsung ke konsumsi masyarakat yang pengaruhnya ke pertumbuhan ekonomi masih dominan.

"Kita dalam proses pembalikan dari konsumsi ke produksi, tapi belum sampai," kata Jokowi.

Orang nomor satu di Indonesia tersebut juga mendapatkan laporan dari Pertamina jika harga Premium dinaikkan. Akan tetapi jika hal itu dilakukan dampaknya tidak terlalu signifikan.

"Dihitung lagi keuntungan tambahan dari Pertamina, tidak signifikan. Sudah saya putusin Premium batal (naik)," ujar Jokowi.

Jokowi juga mengatakan bahwa tidak ada rencana kenaikan harga Premium dalam waktu dekat ini.

"Nggak, nggak. Sudah saya batalkan di hitung-hitungan dengan angka yang realistis. Nanti tanyakan ke Dirut Pertamina," ujar Jokowi. (R03)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index