Disiram Cairan Asam Sampai Leleh, Tunangan Khashoggi Marah: Apakah Pelakunya Manusia?

Disiram Cairan Asam Sampai Leleh, Tunangan Khashoggi Marah: Apakah Pelakunya Manusia?
Jamal Khassoggi dan tunangannya, Hatice samasa hidup.

RIAUSKY.COM- Meski masih misterius, namun titik terang dari kematian jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2 Oktober 2018 lalu di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, mulai menemukan titik terang.

Diduga jenazah tunangan Hatice Cengiz itu telah diberi cairan asam kemudian dibuang ke saluran air oleh pelakunya.

Laporan tersebut dikemukakan surat kabar Turki Daily Sabah sebagaimana diwartakan kantor berita AFP Sabtu (10/11/2018).

Sabah memberitakannya setelah sumber dari kantor jaksa penuntut menuturkan tim penyelidik mengklaim menemukan bukti adanya cairan asam dan bahan kimia lainnya.

Sampel bukti tersebut didapat dari rumah dinas Konsul Jenderal Saudi di Turki, Mohammed al-Otaibi, dalam penyelidikan yang berlangsung sejak Oktober.

"Penyelidik percaya jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam hingga mencair, dan dibuang ke saluran air," demikian ulasan Sabah.

Pekan lalu, penasihat Presiden Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktay, meyakini jenazah jurnalis berusia 59 tahun itu dipotong agar lebih mudah dilenyapkan.

"Kini kami telah melihat bahwa mereka tidak sekadar membunuh dan memutilasi, namun juga membuat jenazah Khashoggi lenyap," tuturnya.

Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober ketika mendatangi gedung Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Kantor Jaksa Penuntut Turki menjelaskan, Khashoggi dicekik setelah dia memasuki gedung, dan jenazahnya dimutilasi oleh tim beranggotakan 11 orang.

Sabah juga mengulas, Saudi mengirim tim berjumlah 11 orang berisi pakar kimia dan racun untuk membersihkan bukti pembunuhan Khashoggi.

Ahmad Abdulaziz al-Janobi dan Khaled Yahya bersama sembilan orang lainnya berkunjung ke Istanbul pada 11 Oktober, sembilan hari setelah Khashoggi dilaporkan menghilang.

Mereka berada di sekitar konsulat setiap hari hingga 17 Oktober, sebelum bertolak menuju Saudi tiga hari kemudian.

Sejak mengumumkan Khashoggi tewas karena pembunuhan berencana, Riyadh masih belum menunjukkan di mana jenazah kolumnis The Washington Post itu dikuburkan.

Bahan kimia yang menjadi bukti pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dilaporkan telah ditemukan penyelidik Turki.

Dilaporkan Al Jazeera Kamis (8/11/2018), jejak cairan asam dan bahan kimia lain ditemukan di kediaman Konsul Jenderal Mohammed al-Otaibi di Istanbul.

Sumber dari kantor jaksa penuntut Turki menuturkan, sampel hydrofluoric acid dan bahan kimia lainnya diambil dalam penyelidikan yang digelar antara 16-17 Oktober.

Saat itu, penyelidik Turki ingin mengambil sampel di bagian kebun dan sumur. Namun akses penuh menjangkau dua tempat itu tak diberikan Saudi.

"Meski begitu, anggota kami berhasil memperoleh sejumlah sampel menggunakan galah dengan pergi ke bagian atas rumah dinas," tutur sumber itu.

Dari sampel tersebut, sumber itu menuturkan terdapat residu cairan asam di dalamnya. Sampel yang diambil dari selokan dan drainase juga menunjukkan hal yang sama.

Pejabat anonim itu melanjutkan, setelah dimutilasi, jenazah Khashoggi dilenyapkan menggunakan cairan asam hingga menguap di salah satu kamar Otaibi.

Pernyataan dari sumber jaksa penuntut terkait perkembangan bukti kasus pembunuhan Khashoggi itu membuat tunangannya, Hatice Cengiz, terkejut.

Dalam kicauannya di Twitter, Cengiz menyatakan begitu menderita karena tidak hanya mengetahui tunangannya dicekik dan dimutilasi.

"Apakah para pelaku dan mereka yang menjadi dalang intelektualnya merupakan manusia? Ya Tuhan!" seru Cengiz seperti dikutip Hurriyet.

Sebelumnya, anak dan kerabat jurnalis Jamal Khashoggi, mengharap agar Pemerintah Arab Saudi dapat segera mengembalikan jenazah ayah mereka agar dapat dimakamkan secara layak.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN di Washington, yang disiarkan Minggu (4/11/2018), dua putra Khashoggi, Salah dan Abdullah, ingin agar jenazah atau setidaknya sisa tubuh ayah mereka dapat dikembalikan.

"Saya harap apa pun yang terjadi tidak menyakitkan baginya atau berlangsung dengan cepat. Atau dia mendapatkan kematian yang damai," kata Abdullah Khashoggi.

Ditambahkan Salah, pihak keluarga hanya ingin dapat memakamkan mendiang secara layak.

"Yang kami inginkan sekarang hanya agar dapat memakamkannya di Al Baqi di Madinah bersama dengan keluarga lainnya. Saya sudah berbicara dengan otoritas Saudi terkait hal ini dan saya harap ini bisa segera terlaksana," ujar Salah.

Namun anak-anak Khashoggi mengaku khawatir bahwa informasi yang banyak beredar saat ini tentang kasus pembunuhan ayah mereka, sedang terdistorsi karena alasan politik.

"Saya melihat banyak orang yang muncul dan mencoba mengklaim peninggalannya dan yang sangat disesalkan, beberapa dari mereka menggunakan cara-cara politik yang tidak kami setujui," lanjut Salah.

"Saya khawatir bahwa kasus ini sudah terlalu dipolitisasi," tambahnya kepada CNN.

"Jamal tidak pernah membangkang. Dia percaya kepada monarki sebagai sesuatu yang menjaga keutuhan negara," ujar Salah tentang mendiang ayahnya yang dituduh sebagai pengkhianat negara.

Kedua putra Khashoggi mengaku mereka hanya dapat mengandalkan laporan media untuk mencoba memahami fakta tentang kematian ayah mereka.

"Kami mencoba memahami potongan-potongan berita untuk mendapatkan cerita seutuhnya. Dan ini membingungkan juga sulit." "Ini bukan situasi yang biasa dan bukan kematian yang wajar," kata Abdullah.

Salah mengatakan, saat bertemu dengan Raja Salman di Istana Kerajaan Saudi, raja menekankan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kasus kematian Khashoggi akan diadili. "Saya ingin percaya akan hal itu," kata Salman.(R03/int)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index