Tolak Kampanye Hitam Greenpeace, SAMADE Kumpulkan Tandatangan Masyarakat

Tolak Kampanye Hitam Greenpeace, SAMADE Kumpulkan Tandatangan Masyarakat
Kawas Tarifan dan Joko Budi bersama salah seorang warga yang membubuhkan tandatangan foto bersama selamatkan minyak kelapa sawit.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Sebagai bentuk penolakan terhadap kampanye hitam minyak sawit yang dilakukan organisasi Greenpeace, kelompok masyarakat masyarakat yang mengatasnamakan Sawitku Masa Depanku (SAMADE) melakukan aksi simpatik di arena Car Free Day Pekanbaru, Ahad (9/12/2018).

Aksi simpatik ini dilaksanakan dengan dukungan berupa panandatanganan baliho dukungan untuk perkebunan kelapa sawit dan indsutri kelapa sawit berkelanjutan.

''Ya, aksi ini adalah bentuk dari penolakan kami, petani sawit terhadap kampanye hitam yang dilaksanakan oleh organisasi Greenpeace terhadap hasil industri kelapa sawit di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau,'' ungkap Ketua Samade, Kawas Tarigan didampingi , Bendahara Joko Budi .

Dikatakan dia, kampanye yang dilaksanakan oleh Greenpeace itu menghantam masyarakat. Karena, faktanya, saat ini ada 45 persen dari penduduk di Riau yang hidupnya tergantung dari kelapa sawit.

''Silahkan saja, Greenpeace menyuarakan apa yang menjadi konsentrasinya untuk menciptakan industri perkelapasawitan yang sehat, yang ramah lingkungan, tapi jangan korbankan kelapa sawitnya,'' ungkap Tarigan.

Dimaksudkan dia, kalau memang Greenpeace berkeberatan dengan industrinya, jangan sawitnya yang dikampanyekan buruk dan tidak ramah lingkungan. ''Itu sama dengn artinya, mau membunuh tikus, tapi lumbung dibakar, kan tidak baik,'' ungkap dia.

Sejauh ini, kata Tarigan, masyarakat selalu berupaya mematuhi setiap reguliasi yang ditetapkan pemerintah dalam pembukaan kebun kelapa sawit. ''Kita ini kan buka sehektar dua hektar mana ada main bakar, mana ada ambil hutan, jadi semuanya ikut aturan. Tapi aksi Greenpeace itu kan merugikan kita,'' imbuh dia. 

''Bayangkan, karena aksi Greenpeace, harga sawit kita yng sudah anjlok tambah anjlok. Biasa kita dapat Rp1.400 per kilogram, tapi anjlok sampai Rp700 per kilogram. Itu kan sudah tak sehat. Berapa lagi yang mau dimakan petani sawit ini? jadi tolonglah, jangan lagi korbankan masyarakat,'' pinta dia.

Aksi simpatik dengan membubuhkan tandatangan oleh SAMADE sendiri terus dilaksanakan secara simultan di seluruh daerah di Indonesia. ''Untuk di Riau, kita sudah lakukan di Inhu, Kuansing, di daerah lain seperti Jambi juga sudah dilaksanakan. Kita akan suarakan ini sebagai bentuk penolakan terhadap kampanye hitam terhadap sawit pada puncak hari Perkebunan di Bogor,'' ungkap dia.

Dari pantauan di arena CFD Pekanbaru tepat di samping Bank Riau Kepri, setidaknya ada ribuan tanda tangan dikumpulkan dari masyarakat yang melintas yang memiliki kepedulian terhadap sawit dan kondisi pasar yang buruk saat ini.

Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, pada periode November 2018 lalu, sejumlah aktivis Greenpeace melakukan aksi nekat memanjat kapal penangkut minyak kelapa sawit milik PT WIlmar Internasional dan beberapa perusahaan di perbatasan Spanyol- Belanda.

Para aktivis ini mengkampanyekan penolakannya terhadap industri kepala sawit yang merusak lingkungan yang dintegarai dilakukan grup usaha tersebut dan meminta sejumlah industri di eropa yang menggunakan produk minyak kelapa sawit itu  untuk menghentikan pembelian hingga dipastikan industri  tersebut sudah memenuhi standar kelayakan lingkungan dalam pengusahaan kebun maupun aktivitas industrinya.(R03) 

Listrik Indonesia

#Kelapa Sawit

Index

Berita Lainnya

Index