Bebas dari Penjara, Ahok Bakal Jadi Duda Kaya Raya, Begini Banyak Kekayaannya, Perempuan Mana yang Tak Berminat?

Bebas dari Penjara, Ahok Bakal Jadi Duda Kaya Raya, Begini Banyak Kekayaannya, Perempuan Mana yang Tak Berminat?
Basuki Tjahja Purnama

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut bakal bebas dari penjara pada 24 Januari 2019.

Meski belum memastikan ke hadapan publik langkah yang akan diambilnya setelah dinyatakan bebas, namun, dipastikan, Ahok bakal memegang peranan penting secara politik maupun pemerintahan. 

Kabar itu sudah santer berhembus di kalangan kekuasaan, khususnya bila Presiden Joko Widodo berhasil terpilih untuk kedua kalinya sebagai Presiden RI.

Sangat wajar, karena, Ahok bukan saja teman, namun juga partner kuat Jokowi selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. 

Namun, isu terbaru yang kini sedang berhembus kencang bukan sekadar plan politik Ahok, tapi juga harta kekayaannya yang diperkirakan akan terus bertambah setelah keluar dari penjara.

Ahok bahkan digadang-gadang akan menjadi salah seorang pria sukses dengan sejumlah usaha yang sudah dirintisnya semenjak belum menjabat sebagai Bupati di kampung halamannya, Belitung.

Sebelum terjun ke dunia politik, Ahok dikenal merupakan seorang pengusaha.

Berbagai perusahaan dibangun Ahok beserta Veronica Tan, saat masih menjadi istrinya, di kampung halaman Ahok di Belitung.

Lalu bisnis apa yang sudah dibangun Ahok selama 20 tahun berumah tangga?

 

1.CV Panda (PT Timah)

Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insiyur geologi) pada tahun 1989, pria 55 tahun ini pulang kampung halamannya.

Ahok menetap di Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah.

Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki.

Karena untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.

Lalu, Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.


2. PT Nurindra Ekapersada

PT ini didirikan Ahok pada tahun 1992.

Perusahaan Ini dirikan bergerak di bidang pengolahan pasir kuarsa.

Lalu, Ia juga mendirikan pabrik pengolahan di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.

Pabrik pengolahan pasir kuarsa tersebut adalah yang pertama dibangun di Pulau Belitung, dan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.

Lokasi pembangunan pabrik ini adalah cikal bakal tumbuhnya kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).


3. Hotel di Belitung Timur

Selain di pertambangan, Ahok diketahui memiliki bisnis perhotelan. Hotel tersebut bernama Hotel Purnama Belitung.

Letaknnya berada persis di belakang rumah keluarganya dan memiliki 12 kamar.

Kabarnya, hotel itu berawal dari garasi mobil.

Sebelumya ayahnya meninggal, pernah berpesan bahwa garasi tersebut dapat digunakan sebagai tempat penginapan.

 

4. Aset Properti

Ahok juga memiliki beberapa aset properti sebagai investasi, seperti laporan yang dirilis KPU pada 2017 lalu.

Ahok diketahui diketahui mempunyai 16 harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang kebanyakan terletak di Kabupaten Belitung Timur.

Salah satunya lima bidang tanah seluas masing-masing 18 ribu meter persegi, yang diperolehnya dari hasil sendiri dari tahun 1999 hingga 2001.

Sebidang tanah tersebut ditaksir bernilai Rp 180 juta atau jika ditotal mencapai Rp 900 juta.

Masih di Kabupaten Belitung Timur, ia juga mempunyai tanah seluas 1.245 m2 dengan harga jual sekitar Rp 58,5 juta.

Ada juga tanah seluas 1.850 m2 senilai Rp 86,95 juta dan sebidang tanah 292 m2 dengan harga jual Rp 10,5 juta.

Kepemilikan tanah tersebut sama-sama berasal dari 2000 sampai 2001.

Sedangkan tanah seluas 130 ribu meter persegi dan bangunan sebesar 168 m2 diperolehnya dari hasil sendiri pada tahun 1999 hingga 2001.

Nilai jual aset properti ini cukup fantastis mencapai Rp 1,5 miliar.

Ia juga tercatat mempunyai tanah 650 m2 dan bangunan 63 m2 di Belitung Timur seharga Rp 66 juta.

Selain itu, ada juga tanah 333 m2 dan bangunan 42 m2 senilai Rp 46,1 juta, tanah seluas 297 m2 yang dibandrol Rp 84 Juta, hingga tanah selebar 720m2 dan bangunan 63 m2 seharga Rp64,2 juta.

Keempat properti itu diperolehnya sejak tahun 2001 dan dibelinya dari hasil sendiri, bukan berasal dari hibah atau warisan.

Ahok juga diklaim sebagai pemilik sah atas bangunan sebesar 60 m2 di wilayah Jakarta Utara, yang dibelinya tahun 2009 dengan dana pribadi.

Nilai properti ini disebut memiliki harga jual Rp 678 juta.

Selain di Belitung Timur, rupanya ia juga piawai berbisnis properti di sisi utara Jakarta.

Terbukti, Ahok dilaporkan pernah memiliki tanah selebar 200 m2 dan bangunan 272 m2 yang diperolehnya dari tahun 1991 sampai 1995, dengan harga jual Rp 2,3 miliar.

Di tahun 2011, Ahok kembali membeli tanah seluas 527 m2 dan bangunan selebar 510 m2 dengan harga jual per September 2016 sebesar Rp 10,9 miliar.


5.Buku Laris Manis
Kuasa hukum yang juga adik mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Fifi Lety Indra, mengatakan, buku Ahok di Mata Mereka laris di pasaran sejak diluncurkan pada Juli 2017.

Bahkan, kata Fifi, pesanan buku tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.

Penjualan buku tersebut yang membuat Ahok tetap mendapat pemasukan meskipun ia masih menjalani masa penahanan di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

"Ya, sehari bisa 50 buku ya Bapak harus tanda tangan. Ya, Bapak dapat uang banyak dari (penjualan buku), lebih kaya sih di penjara, he-he-he," ujar Fifi seusai sidang perceraian Ahok-Veronica Tan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (28/2/2018).

Ia tidak mengetahui pasti jumlah buku yang telah terjual serta nominal uang yang telah didapatkan.

Adapun seluruh hasil penjualan buku tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan Ahok serta memberikan bantuan kepada pihak yang membutuhkan.

Fifi mengatakan, saat ini Ahok juga sedang menulis buku mengenai perjalanan hidupnya.


6. Terjun ke Dunia Politik Lagi?
Kabar soal kemungkinan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bakal bergabung dengan rekannya, Djarot Saiful Hidayat di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP bisa dibilang sudah sedikit menemukan titik terang.

Terbaru, salah satu clue berupa percakapan antara Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Djarot Saiful Hidayat dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kini terungkap.

Dalam percakapan itu, Djarot Saiful Hidayat membocorkan isi pembicaraannya dengan Ahok dalam sambutan acara Safari Politik Kebangsaan jilid III PDIP di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (14/12/2018).

Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan keinginan Ahok untuk bergabung dengan PDIP.

Menurut keterangan Djarot Saiful Hidayat, Ahok mengatakan bahwa ada partai lain yang merayunya untuk bergabung.

"Kemarin, saya ketemu Pak Ahok. Cerita di situ, dia dirayu oleh partai tertentu untuk masuk," ungkap Djarot di aula Hotel Wings, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Namun, kata Djarot, Ahok secara tegas menolak tawaran itu karena ia hanya ingin bergabung dengan PDIP.

"Ahok bilang tidak. Kalau dia mau masuk partai, 'saya hanya ingin masuk PDIP," kata Djarot Saiful Hidayat, menirukan ucapan Ahok.

Djarot Saiful Hidayat melanjutkan bahwa meskipun Ahok ingin bergabung dengan PDIP, Ahok mengaku tidak mau menjadi pengurus.

"Saya tidak mau jadi pengurus, jadi anggota biasa saja, supaya saya bisa membantu pemikiran, dan membantu kader partai di tingkat ranting dan PAC (Pengurus Anak Cabang)," ucap Djarot Saiful Hidayat kembali meniru ucapan Ahok.

Dijelaskan oleh Djarot Saiful Hidayat, alasan Ahok tersebut lantaran sebagai pengurus partai yang mengisi jabatan di struktur eksekutif dan legislatif, sering lupa membantu kader yang kesulitan.

Jadi Ahok ingin membantu kader PDIP yang tengah kesulitan.

Seperti merealisasikan program bedah rumah.

"Ngobrol sama Pak Ahok, kita cari yayasan biar bisa bantu mereka. Supaya anggota DPRD melek, perlu ada bedah rumah untuk membangun rumah-rumah kumuh, supaya menjadi rumah yang sehat," kata Djarot Saiful Hidayat.


Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menuturkan keinginan langkah dunia politik Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok jika bebas dari jeratan hukuman penjara.

Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (27/11/2018), menurut Djarot Saiful Hidayat, Ahok menyampaikan ingin bergabung dengan partai PDIP.

Dalam keterangan yang diberikan Djarot Saiful Hidayat, ia menuturkan Ahok menilai PDIP merupakan partai yang berani berada di garis depan, ketika ada pihak yang melawan ideologi Pancasila.

Hal itu disampaikan Djarot Saiful Hidayat saat memberikan sambutan dalam rangka konsolidasi pemenangan Pemilu 2019 di hadapan ratusan kader PDIP yang mengenakan kemeja merah dengan lambang banteng moncong putih.

"Di samping itu, dia harusnya memilih PDIP. Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, yang berani paling depan adalah PDIP," kata Djarot Saiful Hidayat mengulang pembicaraannya dengan Ahok.

Selain itu, Ahok melalui Djarot Saiful Hidayat mengatakan PDIP menjadi partai yang paling semangat membela Ahok ketika terlibat kasus.

Terutama kader-kader PDIP, utamanya dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Ketika dia dihajar seperti itu di Jakarta, saya juga dihajar seperti itu. Yang paling berani membela, menunjukkan sikapnya adalah kader-kader PDIP, utamanya wabilkhusus dari Daerah Istimewa Yogyakarta datang juga ke Jakarta," kata Djarot Saiful Hidayat.

Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat juga menyampaikan Ahok meminta pendukungnya atau Ahokers jangan sampai golput.

Melalui Djarot Saiful Hidayat, Ahok meminta para pendukungnya memberikan suaranya kepada pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin.(R04)

 

Sumber Berita: tribunnews

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index