RIAUSKY.COM - Isi cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di Karawang akhirnya terungkap. Alat itu merekam situasi pada detik-detik sebelum jatuhnya "burung besi" tersebut.
Tiga sumber Reuters menyebutkan bahwa saat pesawat sudah menukik, Kopilot Harvino hanya bisa memekikkan takbir. "Allahu Akbar....Allahu Akbar!"
Sesaat sebelum jatuh, kendali pesawat diberikan kepada Harvino. Sementara pilot asal India, Bhavye Suneja sibuk mempelajari buku manual untuk menemukan solusi saat kondisi darurat.
"Kondisinya seperti ujian, di mana ada 100 pertanyaan dan ketika waktu habis, Anda hanya bisa menjawab 75 pertanyaan. Kemudian Anda panik. Ini bagaikan kondisi time-out," kata salah seorang sumber Reuters.
Pesawat yang jatuh pada Oktober 2018 lalu itu diketahui mengalami malfungsi dan terus menukik turun. Pada November 2018 lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merilis preliminary report soal kecelakaan Lion Air PK-LQP.
Dalam laporan sementara itu, Digital flight data recorder (DFDR) merekam adanya hal teknis berupa perbedaan antara dua AoA (Angle of Attack) yang ada di kokpit.
Belakangan juga diketahui, persoalan di Lion Air PK-LQP itu mirip dengan yang terjadi pada pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada awal Maret ini.
Tiga sumber Reuters mengatakan pilot asal India, Bhavye Suneja terdiam di detik-detik terakhir pesawat mengudara.
Reuters telah meminta konfirmasi dari Lion Air, Boeing, hingga KNKT. Juru bicara Lion Air mengatakan semua data dan informasi telah diberikan kepada pihak yang meyelidiki serta menolak berkomentar lebih lanjut. Sementara Boeing menolak berkomentar kepada Reuters karena investigasi sedang berjalan.
Pekan lalu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan laporan investigasi bisa dirilis pada bulan Juli atau Agustus. Ketika dikonfirmasi kembali Rabu (20/3/2019), dia menolak berkomentar soal isi CVR dan mengatakan bahwa isinya belum dipublikasikan. (R01/Rakyatku.com)
Listrik Indonesia
