Terjadi Lagi, Tak Diizinkan Pakai Ambulans, Jenazah Nenek di Takalar Ditandu Keluarga

Terjadi Lagi, Tak Diizinkan Pakai Ambulans, Jenazah Nenek di Takalar Ditandu Keluarga
Keluarga menandu jenazah Daeng Kanang, ke rumah duka di di Desa Pattoppakkang, Kecamatan Mangngara Bombang, Kabupaten Takalar, Minggu (1/9/2019). (Foto: iNews/Bugma)

RIAUSKY.COM - Layanan kesehatan di Indonesia kembali disorot. Hal itu menyusul insiden terkait jenazah seorang nenek di Kabupaten Takalar, Sulsel, yang terpaksa ditandu sejauh 5 kilometer ke rumah duka. Penyebabnya, pihak Puskesmas Pattoppakkang diduga menolak memberikan izin pemakaian ambulans.

Video jenazah sang nenek yang ditandu secara bergantian oleh keluarganya memakai sarung itu belakangan viral di media sosial alias medsos. Dalam video tersebut terdengar isak tangis sang keluarga. Video diunggah Minggu (1/9) dan langsung viral hingga hari ini, Senin (2/9).

Dalam video itu, terlihat jenazah nenek bernama Daeng Kanang (58 tahun) ditandu menuju rumah duka di Desa Pattoppakkang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Minggu (1/9) pagi. 

Sambil menandu jenazah dengan berjalan kaki, keluarga nenek ini histeris menyuarakan kekecewaannya kepada petugas Puskesmas Pattoppakkang, Kabupaten Takalar.

Nenek Kanang sempat dirawat di Puskesmas Pattoppakkang dan akhirnya meninggal dunia di sana. Namun, puskesmas tidak memberikan ambulans untuk digunakan keluarga membawa jenazah ke rumah duka. Padahal menurut keluarga, ambulans saat itu tidak terpakai dan tengah terparkir di halaman puskesmas.

Netizen alias warganet, terutama yang berasal dari Kabupaten Takalar yang menonton video itu pun mengungkapkan keprihatinan kepada keluarga Daeng Kanang. Warga sangat menyayangkan sikap petugas puskesmas yang enggan memberikan pelayanan mobil ambulans kepada keluarga sang nenek yang meninggal.

“Ini menurut saya sangat tidak wajar. Kalau memang ada ambulans puskesmas yang tersedia, kenapa itu tidak dimanfaatkan? Seharusnya itu digunakan karena memang itu fungsinya. Kasihan masyarakat yang harus menandu keluarganya yang meninggal hingga 5 km ke rumah duka,” kata warga Takalar, Muhammad Nurdin Ocang, Senin (2/9).

Nurdin berpendapat aksi menandu jenazah seperti ini tak semestinya lagi terjadi. Apalagi di seluruh puskesmas kini telah tersedia layanan mobil ambulans secara gratis yang seharusnya dapat digunakan oleh masyarakat. 

“Seperti harapan keluarga sang nenek, kita juga berharap agar pemerintah turun tangan dan melayani masyarakat kecil, terlebih dalam layanan penggunaan mobil ambulans,” kata Nurdin. (R03)

Sumber: Sindonews.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index