Soal Karhutla, UAS Ungkap Tak Pernah Shalat Istisqa Seumur Hidup, 'Ini Bukan Kebakaran Tapi Dibakar'

Soal Karhutla, UAS Ungkap Tak Pernah Shalat Istisqa Seumur Hidup, 'Ini Bukan Kebakaran Tapi Dibakar'
Ustadz Abdul Somad

RIAUSKY.COM - Ustadz Abdul Somad tidak habis pikir dengan kegiatan solat minta hujan atau solat Istisqo, yang baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah pihak di kawasan hutan yang terbakar.

"Buat apa saya ikut solat Istisqo?"

"Mereka itu pelakunya, mereka adalah orang yang membakar hutan, kok didoakan, saya tidak mau mendoakan mereka," kata Ustadz Abdul Somad dalam sebuah ceramahnya yang viral, yang dikutip Warta Kota, Jumat (20/9/2019).

Ustadz Abdul Somad murka karena dia tahu, peristiwa pembakaran hutan ini bukan akibat terbakar sendiri, tapi hutan memang sengaja dibakar.

"Ini bukan kebakaran, ini dibakar, kejahatan."

"Orang jahat kok didoakan," katanya, dia mengungkap alasannya tidak mau ikut menunaikan solat minta hujan.

Saking murkanya pada para pelaku pembakaran hutan itu, Ustadz Abdul Somad meminta agar mereka dihukum mati.

"Para pembakar hutan ini mesti digantung di Monas, ditembak mati." "Kalau orang itu menjadi pengkhianat, dicabutnya rahmah, rasa kasih sayang."

Ustadz Abdul Somad merinci para pembakar hutan dan hukuman yang diterima di akhirat, kelak

"Ada level ketiga, ke atas VIP, ke atas lagi VVIP."

"Dicabutnya rahmah, kasih sayang di dalam hati orang itu."

"Tidak ada iba di dalam hatinya, sanggup memakan beras raskin, beras untuk orang miskin."

Faktor tidak adanya belas kasih dan kemanusiaan itu, kata Ustadz Abdul Somad bukan karena kebetulan, tapi oleh karena sifat rahmah sudah dicabut Allah SWT.

Akibatnya, manusia itu sangat bengis dan menjadi raja tega, lebih buas dari binatang terbuas.

"Mengapa, padahal dia kaya raya?"

"Duit banyak, mobil mewah, gaji besar."

"Akibatnya, gaji sopir pun dimakan, gaji tukang setrika dimakan, gaji tukang galian kabel optik dimakan, kerja dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, meminta haknya."

"Kerja lembur untuk beli susu anak."

"Dijawab, tidak ada gaji kalau mau, kerja terus, kalau tidak mau, pergi sana, banyak orang lain."

"Sudah dicabut rahmat Allah dari hatinya."

Ustadz Abdul Somad mengungkapkan, betapa kekejaman itu demikian nyata.

"Gara-gara rahmat itu, maka singa tidak menerkam anaknya."

"Gara-gara rahmat Allah itu, maka ular tidak memakan anaknya."

"Gara-gara rahmat Allah itu, maka gajah tidak menginjak anaknya."

"Tapi, ketika rahmat itu dicabut, ada orang meletakkan anaknya di dalam kardus dan dalam kresek, apa yang saya ucapkan ini, fakta atau fiktif, itu fakta, real, true story," katanya.

"Gara-gara rahmat dicabut, sanggup orang membakar hutan, sehingga 6,7 juta orang menghirup udara kotor," katanya.

Karena itu, Ustadz Abdul Somad menyatakan, orang yang dimaksudkan tersebut adalah di antara mereka yang menunaikan solat Istisqo.

"Aneh bin ajaib, yang membakar itu pula ikut solat istisqo atau solat minta hujan diturunkan Allah SWT."

"Saya seumur-umur tidak pernah solat Istisqo, sekali pun tidak pernah."

"Sampai berbuih orang minta saya solat Istisqo, saya tidak mau karena saya tahu, ini bukan kebakaran, ini dibakar."

"Ini kejahatan, mendoakan orang jahat, orang jahat kok didoakan."

"Setuju kah bapak dan ibu, kalau pengedar sabu ditembak mati?"

"Mana yang lebih berbahaya, para pengedar sabu atau pembakar hutan?"

"Kalau pengedar sabu, yang mati, yang sakaw hanya orang yang beli sabu."

"Tapi, mereka yang membakar hutan mengakibatkan bayi-bayi kena ISPA."

"Orang utan pun jadi korban."

"Ular sama anak ular sama cucu dan cicit ular mati."

Ustadz Abdul Somad menyatakan, mereka itu bukan perorangan.

"Mereka bukan orang per orang."

"Dulu, nenek moyang kita kalau mau menanam padi harus membakar hutan, tapi tidak sampai kebakaran hutan."

"Karena ini, pembakarnya adalah korporat, mereka sangat jahatnya bukan main, kejahatan luar biasa, bukan orang per orang."

"Mereka tidak bisa dilawan dengan solat Istisqo, mereka harus dilawan dengan penegakan hukum."

"Dicabut malu, amanah jadi pengkhianat, dicabut sifat rahmah, maka dia menjadi orang yang sangat keras, dendam kesumat, tak ada hati, tak ada iba, orang dianggap semut."

"Kalau ada rahmat, tak sampai hati menginjak semut, tak sampai hati menganiaya orang." (R01)

Sumber: Tribunnews.com

Listrik Indonesia

#Ustadz Abdul Somad

Index

Berita Lainnya

Index