Melalui Dana Hibah MCC USD 110 Juta, Tiga Pabrik IVO Siap Dibangun di Teknopolitan Pelalawan

Melalui Dana Hibah MCC USD 110 Juta, Tiga Pabrik IVO Siap Dibangun di Teknopolitan Pelalawan

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM) - Kemenperin RI bersama Pemerintah Kabupaten Pelalawan taja Focus Group Discussion "Pembangunan Pilot Plant Industrial Vegetable Oil Dikawasan Teknopolitan Pelalawan" Selasa (21Januari 2020) di gedung Kampus ST2P, kawasan Teknopolitan, Langgam-Kab Pelalawan,Riau.

Pada kesempatan ini, Bupati Pelalawan HM Harris kepada sejumlah awak media usai kegiatan mengatakan, bahwa posisi strategis sumber daya alam (SDA) yang melimpah mendorong Kabupaten Pelalawan berkembang menjadi tujuan hidup banyak orang. Perkembangan ini tentunya diikuti dengan semakin kompleksnya permasalahan pembangunan. Dengan adanya permasalahan tersebut, pihaknya mencetuskan tujuh program strategis untuk mengatasi lima indikator pembangunan.

 "Untuk meningkatkan daya saing daerah dan potensi unggul  khas daerah, kita telah memprioritaskan empat kawasan pembangunan unggulan yakni pembangunan kawasan sains dan teknologi (kawasan teknopolitan atau techno Park) , pengembangan kawasan wisata bono, pengembangan kawasan sentra pertanian padi, pembangunan kawasan pelabuhan Sokoi. Kawasan Teknopolitan Pelalawan tempat kita berdiri saat ini, di luas lahan ya g sudah disiapkan berkisar kurang lebih 3.754 hektare," terangnya.

HM Harris juga mengatakan,bahwa sebagai produk unggulan nasional, komunitas kelapa sawit memberikan kontribusi yang besar terhadap devisa negara, PDRB, dan PDB serta menjadi pengungkit perekonomian daerah. Saat ini perkebunan sawit di Kabupaten Pelalawan  menyumbang 38 persen bagi PDRB Kabupaten dengan luas kebun secara keseluruhan 393.000 hektare atau 40 persen, diantaranya dikelola oleh petani sawit swadaya.

"Pada Tahun 2019, kita sudah menjalin kerjasama dengan  Institute Teknologi Bandung (ITB), perihal pengembangan industri hilirisasi sawit di kawasan teknopolitan Pelalawan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Perlu disampaikan, bilamana ITB telah mengembangkan teknologi katalis merah putih untuk mengubah minyak sawit industri (Industrial Vegetable Oil atau IVO) menjadi bahan bakar terbarukan yang lebih berorientasi kerakyatan dan lebih unggul dalam aspek teknoekonomi," ujarnya.


 

Riset anak anak kampus ST2P. Pengolahannya sawit menjadi blminyak goreng nabati

   
Sehubungan dengan program tersebut Pemerintah Daerah terus melakukan berbagai langkah-langkah yang dianggap perlu penyedia, terutama dalam hal penyediaan bahan baku minyak nabati industri (IVO) melalui kerjasama dengan beberapa koperasi petani sawit swadaya yang berlokasi dikawasan Tekno Park dan penyediaan lokasi pabrik IVO di zona kawasan Teknopolitan Pelalawan.

"Program ini merupakan upaya strategis Tekno Park Pelalawan terlibat langsung dalam upaya dan kebijakan nasional dalam pemanfaatan minyak sawit untuk bahan bakar terbarukan yang diharapkan mampu mendorong pengembangan industri hilir kelapa sawit serta pemberdayaan petani sawit swadaya.  Program ini sangat kita perlukan, bilamana untuk kemajuan daerah. Untuk itu, saya berharap dukungan dari Pemerintah Pusat demi mewujudkan pembangunan kawasan Teknopolitan Pelalawan," jelasnya.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Industri Agro, Kemenperin RI Ir.Abdu Rochim menambahkan bahwa pada prinsipnya kedepan masyarakat petani kelapa sawit tidak lagi tergantung kepada perusahaan besar.

Apalagi saat ini konsen pemerintah pusat akan implementasi program biodiesel 30 persen (B30) . Bahkan  Presiden meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk memacu BBM sejenis dengan kandungan nabati dan solar. Alasannya, jika BBM biodiesel ditingkatkan, maka akan mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia. 

Kemudian sambungnya, Pemerintah juga telah berencana meningkatkan penggunaan bahan bakar biodiesel hingga B100 di masa depan. Melalui Kementerian ESDM, 2019 telah dilakukan persiapan menuju B30, yang terdiri atas uji jalan, pengujian kereta api, alat berat, alutsista, dan lainnya, serta penerbitan SNI Biodiesel (revisi SNI) tahun 2015.

Sementara itu, dari Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) melalui Sahat M Sinaga Direktur Eksekutif mengatakan bahwa guna menopang pembangunan industrialisasi hilir kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan maka kedepan ini akan dibangun tiga pabrik IVO di zona kawasan Teknopolitan Pelalawan.

"Ya, kedepan ini kita siap membangun tiga pabrik IVO di zona kawasan Teknopolitan Pelalawan. Dengan nilai investasi 110 juta US Dollar (Hibah dari Lembaga Donor Millenium Chalenge Corporation (MCC) Amerika Serikat). Paling lambat 2023 pabrik ini telah bisa beroperasi,"jelasnya. Nantinya tiga pabrikan ini akan bisa memproduksi minyak nabati industri (IVO) masing-masing 20 ton/jam. (R09)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index