Saat Ahok Pastikan Dirinya Bisa Jadi Presiden, Hanya Ini Syaratnya...

Saat Ahok Pastikan Dirinya Bisa Jadi Presiden, Hanya Ini Syaratnya...
Basuki Tjahaja Purnama

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memastikan dirinya bisa menjadi presiden setidaknya presiden direktur dari perusahaan.

“Orang bilang tidak mungkin kamu jadi presiden? Pasti mungkin dong minimal presiden direktur,” kata Ahok saat peluncuran buku “Panggil Saya BTP, Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob” di kantor Media Tempo, Jakarta, Senin pekan lalu.

“Saya tidak menginginkan sebuah jabatan. Saya hanya menginginkan, ketika pelanggaran terjadi, saya memperjuangkan (para korban, red.) itu. Nah kalau memperjuangkan itu, eksesnya menjadi presiden. Itu ekses, bukan saya mengincar kursi presiden,” katanya.

Ahok menyampaikan belum mengetahui akan maju pada pemilihan presiden 2024 mendatang atau tidak. Sebab, pencalonan tersebut merupakan wewenang partai politik.

“Mesti tanya partai itu,” tambahnya.

Dalam pada itu, Ahok mengaku tidak mempunyai jabatan struktur di kepengurusan PDI Perjuangan. Namun, ia siap mengajar, memberi semangat dan meyakinkan para kader PDI-Perjuangan di seluruh Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengungkapkan motifnya untuk terjun di dunia politik. Menurut Ahok, orang melihatnya begitu bernafsu dengan kedudukan di dunia politik. Padahal nyatanya tidak demikian.

"Orang bilang ambisi politik, saya terjemahin kaya gini, apa beda saya dengan politis umumnya. Kalau ambisi saya politik maka ketika kamu naik kamu akan mempertahankan kursi kamu selama-lamanya," kata Ahok

Dikutip dari VOA, Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk menjelaskan peluang Ahok untuk bersaing dalam pemilihan presiden 2024 masih ada.

Kata Hamdi Muluk, masyarakat Jakarta saat ini menyesal telah menghukum Ahok secara berlebihan. Apalagi jika melihat prestasi Ahok yang masih lebih baik jika dibandingkan dengan gubernur saat ini.

“Kita terlalu menghukum Ahok terlalu besar. Intinya kita salah pilih, ternyata bagusan Ahok saat memegang lebih tertata. Saya obyektif ya. Sekarang orang rindu lagi, ternyata kita menghukum Ahok terlalu keras, artinya ada peluang masyarakat merefleksikan kembali,” kata Hamdi.(R04)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index