Umumkan Cahsback 50 Persen Pembelian BBM Buat Ojol, Ahok Diserbu Pertanyaan Soal Ketidakadilan dan Kapan Turun Harga

Umumkan Cahsback 50 Persen Pembelian BBM Buat Ojol, Ahok Diserbu Pertanyaan Soal Ketidakadilan dan Kapan  Turun Harga
Akun twitter Basuki Tjahaja Purnama mengumumkan rencana pemberian cashback pembelian BBM non subsidi bagi awak ojek online.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Keputusan PT Pertamina (Persero) yang memberikan cashback bagi para driver ojek online dinilai tidak menjunjung sisi keadilan. 

Hal itu disampaikan masyarakat menanggapi berita yang dikabarkan oleh Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Selain apresiasi dari sejumlah kalangan, Ahok sebagaimana dilansir dari wartakota diprotes lantaran kebijakan tersebut seolah mengabaikan kalangan masyarakat lain yang juga terdampak dari adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun dampak dari adanya pandemi Corona.

Akibatnya, akun BTP atau Ahok mendapatkan banyak komentar dari masyarakat.

Perhatian kepada ojol yang dianggap terlalu berlebihan dari sejumlah pihak, baik instansi maupun swasta, lambat laun menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat yang sama-sama membutuhkan bantuan.

"Pak Ahok, apakah cuma ojol yang terdampak corona? Buruh banyak yang di PHK dan tidak dapat gaji. Kenapa mereka juga gak dikasih kemudahan? ojol sekarang sangkin banyaknya pemberitaan jadi banyak yang besar kepala seolah-olah cuma mereka yang mengalami kesulitan," tulis akun@Efenditmb1 mengkomentari status Ahok, dilihat pada Senin (13/4/2020) malam

"Maaf pak tolong jangan hanya ojek online saja..mereka selama ini selalu di sorot jadi banyak yang membantu mereka..tapi bagaimana dengan nasib2 karyawan yang di phk,pedagang2 keliling yang sama menggunakan kendaraan roda dua," tulis @chriztine4

Selain memprotes soal ketidakadilan, sebagian juga mengkritik terkait konsistensi pemerintah yang pernah menyebut, harga Bahan Bahan Bakar Minyak (BBM) menyesuaikan harga pasaran minyak dunia.

Nyatanya memang, di saat harga minyak dunia anjlok sejak beberapa waktu lalu, pemerintah maupun Pertamina tidak menepati ucapannya sendiri.

Pemerintah dianggap tidak fair.

"Harga minyak dunia sudah lama terjun bebas. Harga minyak Indonesia tetap ngga turun. Ajaib," tulis @alam_pado

"Kapan harga bbm turun nih pak? Di Amerika udah 2500 per liter lho...  Kalo minyak dunia naik, harga naik cepet. Giliran turun kebanyakan aiueo," tulis akun MakmurAja.

Saat ini, harga minyak dunia tengah terjun bebas akibat pandemik Covid-19. Harganya berkisar di angka 33 dolar AS per barel hingga 24 dolar AS per barel.

Bahkan, jika membandingkan dengan Malaysia, saat ini negara itu  harga Ron 95 (Pertamax) adalah 1,25 Ringgit atau setara dengan Rp4.500 per liter.

Sebelumnya, Mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini bahkan menilai penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia saat ini sudah mendesak dilakukan pemerintah.

Menurutnya, penyesuaian harga BBM naik ataupun turun harus mengikuti kesepakatan awal yang telah berjalan yaitu setiap periode dua minggu sekali, sehingga tidak menghilangkan kepercayaan konsumen dalam hal ini masyarakat pada pemerintah.

Seperti diketahui, seharusnya, perhitungan harga tersebut  dilakukan pada tanggal 1 atau 15.

"Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak," kata Rudi Rubiandini

Rudi menerangkan, apabila menggunakan parameter baru yang sedang terjadi yaitu USD senilai Rp16.000 dan harga minyak USD 35/barrel, maka harga minyak mentah setara Rp3.500, ditambah biaya pengolahan, transportasi, dan Ppn maka bisa menjadi Rp4.500.

"Bila ditambah keuntungan Pertamina 10 persen, maka akan menjadi seharga Rp5.000," jelas Rudi.(R04) 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index