Pedas! Komentari Mundurnya Dua Staf Milenial Jokowi, PKS: Yang Salah Bukan Prajurit, tetapi Jenderalnya...

Pedas! Komentari Mundurnya Dua Staf Milenial Jokowi, PKS: Yang Salah Bukan Prajurit, tetapi Jenderalnya...
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2012).(KOMPAS.com/Dian Erika )

RIAUSKY.COM - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai pengunduran diri dua staf khusus milenial Presiden Joko Widodo menunjukkan bahwa ada persoalan dalam pengangkatan mereka sejak awal.

Dua stafsus milenial yang mengundurkan diri adalah Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan.

Belva merupakan CEO Ruang Guru, sedangkan Taufan merupakan CEO PT Amartha Mikro Fintek.

"Ini menunjukkan bahwa pengangkatan stafsus punya banyak catatan," kata Mardani, Jumat (24/4/2020).

Ia pun mengapresiasi Belva dan Taufan yang memilih mengundurkan diri. Namun, mesti dipastikan pula apakah pengunduran diri itu tanpa tekanan.

"Apresiasi. Perlu dicek apakah ada tekanan," ucap dia.

Mardani memprediksi, bakal ada staf khusus milenial lain yang mengundurkan diri. Saat ini, ada tujuh staf khusus dari kaum milenial yang ditunjuk Jokowi.

Selain Belva dan Taufan, mereka adalah Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, dan Aminuddin Ma'ruf.

Jika sampai ada lagi, ia menyatakan bahwa kesalahan bukan terletak pada para stafsus milenial itu.

Menurut dia, presiden perlu bertanggung jawab atas pembinaan para stafsus yang telah ditunjuk. "Sudah dua yang mundur. Bisa jadi ada lagi," kata Mardani.

"Yang salah bukan prajurit, tapi jenderalnya. Pak Presiden perlu bertanggung jawab pada pembinaan stafsusnya," kata dia. 

Adapun Belva mengundurkan diri dari posisi staf khusus presiden berkaitan dengan terpilihnya Ruang Guru sebagai mitra program Kartu Prakerja.

"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," tulis Belva di akun Instagram miliknya, Selasa (21/4/2020).

Mengutip keterangan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), Belva menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam terpilihnya Ruang Guru.

Sebab, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku dan pemilihan mitra pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.

"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.

Selanjutnya, Taufan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai staf khusus presiden lewat sebuah surat terbuka.

Pengunduran diri itu dilakukan Taufan setelah muncul polemik surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditandatanganinya kepada para camat se-Indonesia.

Dalam surat bertanggal 1 April itu, Taufan meminta camat mendukung petugas lapangan Amartha yang akan turut memberikan edukasi kepada masyarakat di desa terkait Covid-19.

Amartha siap berpartisipasi dalam program tersebut di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.

"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," tulis Taufan dalam surat terbuka, Jumat (24/4/2020). (R02)

Sumber: Kompas.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index