Khawatir Pesantren Jadi Klaster Penyebaran Covid-19, Wapres Ma’ruf Amin: Ini yang Saya Takutkan

Khawatir Pesantren Jadi Klaster Penyebaran Covid-19, Wapres Ma’ruf Amin: Ini yang Saya Takutkan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (dok JawaPos.com)

RIAUSKY.COM - Wakil Presiden Ma’ruf Amin khawatir kalau pondok pesantren bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. 

Untuk menghindari itu semua, dia minta segera dilakukan pencegahan. Salah satunya dengan mempersiapkan prosedur penerimaan kembali santri sesuai protokol kesehatan.

Hal itu diungkapkan Ma’ruf Amin terkait penyebaran Covid-19 di kalangan pesantren dapat terjadi secara cepat karena umumnya santri dan para pengasuh atau pengajar berasal dari berbagai daerah. 

Sehingga, persiapan tes dan penyediaan sarana kesehatan di pondok pesantren harus dipastikan siap sebelum menerima santri kembali ke asrama.

“Kalau tidak dipersiapkan dengan baik, ini (pesantren) bisa menjadi klaster baru. Ini yang saya lebih takutkan,” kata Ma’ruf Amin dalam video yang diunggah di akun Youtube resmi Wakil Presiden Republik Indonesia, Minggu (19/7).

Penyebaran Covid-19 di kalangan pesantren dapat terjadi secara cepat karena umumnya santri dan para pengasuh atau pengajar berasal dari berbagai daerah. 

Sehingga, persiapan tes dan penyediaan sarana kesehatan di pondok pesantren harus dipastikan siap sebelum menerima santri kembali ke asrama.

“Pesantren ini kan kalau tidak dipersiapkan, ini bisa bahaya. (Misalnya) Datang anak, kemudian ada yang terpapar; maka itu bisa menjadi klaster baru di pesantren itu,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Ma’ruf, banyak pesantren dengan kondisi kurang layak untuk dihuni secara berkelompok, khususnya ruang kamar tidur yang diisi oleh santri dengan jumlah lebih dari kapasitas seharusnya.

“Pesantren kan banyak yang tempatnya dempet-dempetan, (ada yang) satu kamar itu mestinya lima orang tapi dipakai untuk 15 orang. Saya kan alumni pesantren, jadi tahu, memang pesantren itu kan begitu apa adanya,” tuturnya.

Ma’ruf meminta seluruh pengurus pondok pesantren menerapkan protokol kesehatan dengan ketat ketika ingin memulai kembali kegiatan belajar dan mengajar secara tatap muka.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyarakankan, agar pengurus pesantren segera memberlakukan rapid test terhadap seluruh santri dan pengajar sebelum memulai kegiatan pembelajaran di pondok. 

Selain itu, sarana kesehatan di lingkungan pesantren juga harus memenuhi standar protokol kesehatan, yakni memiliki tempat cuci tangan, sanitasi dan tempat wudu bersih.

“Oleh karena itu, pertama, yang masuk harus steril, jadi harus di-rapid test dulu untuk menyatakan bahwa dia tidak terinfeksi. Kemudian ada tempat cuci tangan dan sebagainya, kamarnya diatur dengan baik. Kalau tidak begitu, maka pesantren bisa menjadi klaster baru untuk Covid-19,” pungkasnya. (R02)

Sumber: Jawapos.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index