Dampak Pandemi Covid-19, Muncul Komunitas Bonsai Kelapa (Bonkla) Simpang Tiga

Dampak Pandemi Covid-19, Muncul Komunitas Bonsai Kelapa (Bonkla) Simpang Tiga

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Akibat dari Covid-19 yang sudah melanda Indonesia khususnya Riau atau Pekanbaru selama hampir 10 bulan, menyebabkan banyaknya masyarakat kehilangan pekerjaan maupun bekerja dari rumah.

Apalagi dengan adanya imbauan tetap di rumah, membuat sebagian orang terpaksa menghabiskan waktu di rumah.

Hal itulah yang membuat Susilo yang awalnya hobi melakukan berbagai kreasi bonsai kelapa (bonkla) menjadikan hobi tersebut sebagai tempat mencurahkan kreativitas dan membunuh kejenuhan dari dampak Covid-19 yang mengharuskan beraktivitas di rumah. 

Awalnya bonkla sendiri sudah cukup terkenal, namun untuk wilayah Pekanbaru khususnya Simpang Tiga masih sangat jarang ditemukan. 

Bagi Susilo, selain untuk menyalurkan hobinya, membuat bonkla merupakan salah satu inovasi untuk menghasilkan tambahan ekonomi baginya, karena untuk pecinta tanaman sendiri khususnya bonsai, bonkla merupakan suatu produk yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Saat ini Susilo dan teman-teman di lingkungan RW 01 kelurahan Simpang Tiga sudah memulai membentuk komunitas bonkla dimana bertujuan selain bersilahturahmi juga berbagi informasi dan ilmu seputar bonkla dimana nilai jualnya akan bertambah sesuai dengan perawatan yang diberikan. 

"Tujuan kita membentuk komunitas bonkla khususnya di Kelurahan Simpang Tiga sendiri awalnya karena banyaknya minat dari masyarakat terkait bonkla dan juga kita jarang kumpul,  sehingga lahirlah komunitas ini dimana dapat menjadi wadah untuk silahturahmi sekaligus berbagi ilmu dan informasi khususnya perawatan bonkla dan apa aja kendala dari pembuatan bonkla sendiri," ungkap Susilo.

Sementara saat ditanya mengenai nilai ekonomis dari bonkla sendiri, Menurut Susilo harga untuk Bonkla sendiri bervariasi mulai dari bahan bonkla dengan harga 35.000 sampai bonkla jadi yang memiliki harga jutaan.  

"Kalau untuk harga kita gak bisa pastikan karena bonsai kelapa itu sebuah seni, jadi mereka yang menghargai seni akan tau nilainya. Namun kalau dikalkulasikan, untuk bahan ada polos itu 35.000 dan bonkla yang udah jadi bekisar dari 250.000 sampai jutaan tergantung perawatan bonkla sudah sejauh mana. Namun bila sudah pecah daun dan kerdil bisa mencapai puluhan juta," ucap Susilo lagi. 

Susilo sendiri sudah menekuni bonkla selama 1.5 tahun belakangan, karena bencana covid-19, maka 10 bulan belakangan menyebabkan dirinya dan teman-teman di sekitar lingkungan RW 01 Simpang Tiga semakin insentif membuat bonkla, untuk ide sendiri Susilo mengaku lebih banyak mengambil dari youtube.

"Untuk kreasi sendiri lebih banyak nonton di youtube jadi bisa dibilang saya bisa bonkla secara otodidak dan sharing dari teman-teman. Lagi pula bonkla juga baru namun memiliki nilai jual tinggi, apalagi saat Covid-19 sekarang hitung-hitung sebagai alternatif dari ekonomi kreatif untuk menambah penghasilan keluarga," pungkas susilo kepada riausky.com yang ditemui dirumahnya jalan Al Ikhlas No. 27 Senin (30/11/2020). (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index
Jasa Press Release Jasa Backlink Media Nasional