Melirik Transformasi RAPP dan APR; Energi Bersih dan Terbarukan Jadi Panglima APRIL2030

Melirik Transformasi RAPP dan APR; Energi Bersih dan Terbarukan Jadi Panglima APRIL2030
Aktivitas industri RAPP-APR di Kota Pangkalan Kerinci tetap mempertahankan kondisi lingkungan yang hijau dan asri.

PANGKALAN KERINCI (RIAUSKY.COM) Berbincang dengan Tigor Sardison Omposunggu rasanya tak akan pernah membosankan. Setiap kalimat yang mengalir dari kata-katanya seperti membuka kamus tentang energi.

Mulai dari energi yang menggunakan bahan baku dari alam, hingga energi yang berasal dari sumber daya terbarukan (renewable energy).

Dari energi yang kurang ramah terhadap lingkungan, hingga energi yang ramah lingkungan. Sepertinya dia memang sangat paham dengan hal tersebut.

Namun, pada satu titik yang sepertinya menjadi jeda dalam pemikiran Tigor, begitu dia disapa. Yakni  ketika menjelaskan tentang pemanfaatan energi ramah lingkungan di industri tempatnya bekerja, APRIL Group.

''Saya bersyukur, karena memiliki kesempatan bisa bekerja di sini. Dan ini adalah sebuah perjalanan besar, bisa mendapatkan pengalaman mengelola energi untuk digunakan bukan saja sebagai pendukung aktifitas industri, namun juga bermanfaat untuk kehidupan warga di sekitarnya,'' ungkap Solar Panel Manager RAPP itu disela perbincangan saat Safari Jurnalistik bersempena Anugerah Jurnalistik APRIL- APR tahun 2023, pada 16 Januari 2024 lalu di Pangkalan Kerinci.

Tigor bukan tidak paham menjelaskan tentang bagaimana mengelola energi dari bahan baku fosil seperti batubara atau sejenisnya. Namun, antusiasmenya berbeda ketika menjelaskan tentang energi yang lebih ramah lingkungan.

''Sumber energi kita itu kan banyak ya, ada yang menggunakan batubara, ada juga yang renewable energy, seperti menggunakan kulit kayu, sludge, sisa sampah yang masih bisa diolah menjadi energi dan banyak lainnya, termasuklah energi yang dihasilkan dari panel surya saat ini,'' jelas Tigor.

Namun, dia menjelaskan, sesuai dengan komitmen perusahaan tempatnya bekerja, yakni APRIL Group untuk bertransformasi sebagai industri yang lebih ramah lingkungan dengan menghasilkan karbon rendah sebagai langkah menekan seminimum mungkin terjadinya emisi, Tigor pun seolah mendapatkan kesempatan untuk menjadi punggawa energi yang lebih ramah lingkungan itu.

Sejak tahun 2020, kebanggaan menyinari setiap langkahnya pengerjaan proyek yang terkesan 'mau tak mau' dilaksanakan oleh kebanyakan industri yang ada di Tanah Air ini.

Dimulai dari pembangunan panel surya dengan kapasitas 1 Megawatt hingga  menjadi 11 Megawatt. Dilajutkan dengan mengawal pemasangan panel surya di rooftop di pabrik RAPP di Pangkalan Kerinci dengan kapasitas 15 megawatt yang diperkirakan rampung pada Februari 2024 ini.

Belum tuntas kegiatan tersebut, saat ini, pengembangan pemanfaatan panel surya baru sudah menanti.

''Kita sedang menunggu izin dari beberapa instansi terkait untuk membangun panel surya di area landfill. Memang kedengarannya kurang lazim. Tapi ini adalah solusi kita untuk bisa mengefektifkan pemanfaatan lahan guna mencapai 50 persen kebutuhan energi untuk proses operasional yang bersumber dari energi terbarukan dan bersih,'' jelas Tigor.

Sembari menemani awak media melakukan kunjungan  lapangan meninjau lokasi pembangunan panel surya terbesar milik RAPP, Tigor pun menjelaskan tentang ihwal kebijakan perusahaan yang dikenal dengan komitmen APRIL2030, yang ditujukan untuk memperjuangkan iklim positif dalam mengatasi pemanasan global yang disebabkan oleh emisi karbon.

Tigor  Sardison  berkoordinasi dengan tim energi RAPP di lokasi panel surya RAPP di Pangkalan Kerinci.

Tigor menjelaskan bahwa Indonesia diberikan keistimewaan dengan  sinar matahari yang berlimpah sepanjang tahun. Dan energi matahari ini  menjadikan negara ini tempat terbaik untuk menghasilkan energi terbarukan yang menggunakan panel surya ini.

''Sebelum ini, kami di RAPP-APRIL Group telah memasang panel surya yang memproduksi 1 Megawatt energi di wilayah operasional kami di Pangkalan Kerinci,''jelas Tigor.

Namun, langkah itu baru merupakan bagian dari rencana  memasang 20 megawatt panel surya sebelum tahun 2025 dan 50 megawatt sebelum tahun 2030.

Tigor kembali menjelaskan pemanfaatan teknologi terbarukan yang lebih ramah lingkungan ini merupakan langkah maju dari komitmen perusahaan dalam pemanfaatan menghasilkan energi, dari sebelumnya memanfaatkan limbah organik sisa dari industri kemudian secara bertahap mengembangkan energi terbarukan menggunakan panel surya.

Dengan visi energi tersebut, APRIL Group menargetkan sebelum 2030, langkah tersebut akan mampu memenuhi 90 persen target energi yang dihasilkan sehingga bisa mengurangi tingkat emisi karbon dari proses produksi di pabrik hingga 25 persen.

Dan panel surya ini nantinya akan membantu pencapaian komitmen APRIL2030 dengan  memanfaatkan 50% kebutuhan energi untuk proses operasional dari sumber terbarukan dan energi bersih.

''Ya, secara bertahap, kami memang mengurangi pemanfaatan energi berbahan baku fosil dan mengembangkan energi hijau di wilayah operasional kami di Pangkalan Kerinci seperti saat ini,'' kata Tigor sambil menunjukkan deretan panel surya yang terpasang di lokasi solar panel plant fase 1 dan 2 yang terdapat di dalam pabrik, juga pemasangan panel surya di rooftop salah satu gedung pabrik.

Melihat keseriusan ini tentunya bukan sebuah pekerjaan yang main-main bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan.

Tigor pun menjelaskan, untuk mengembangkan energi hijau yang ramah lingkungan ini, setidaknya, ditahap awal, APRIL Group menginvestasikan tak kurang dari jutaan dolar.

Untuk fase pertama saja, sebut Tigor, RAPP menginvestasikan tak kurang dari Rp800 ribu dolar untuk pembangunan perangkat panel surya ini.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan pemanfaatannya, biaya yang dibutuhkan untuk membeli perangkat panel surya ini berkurang. Pada pengembangan tahap kedua berkisar Rp540 ribu dolar dan pada tahap ketiga biayanya semakin murah untuk menghasilkan energi per megawatt.

''Kami bersyukur, karena Chairman kami, (Sukanto Tanoto,red) yang punya visi mengedepan untuk pengembangan industri hijau menggunakan panel surya ini. Beliau menjadi pihak yang terus menggesa untuk kelanjutan visi APRIL2030. Dan kami yakin sebelum 2030 kita sudah bisa mencapai target 50 megawatt,'' jelas Tigor.

Tigor menjelaskan, investasi untuk pembangunan sarana panel surya ini juga cukup besar. Dia mencontohkan, untuk fase 1, yang membelanjakan sekitar 800.000 dolar Amerika. Setidaknya butuh waktu hingga 6,5 tahun bagi perusahaan untuk sampai pada titik return of invest (RoI) alias balik modal.

''Selepas itu baru bisa untung. Jadi masa menunggunya panjang,'' kata dia.

Itu juga yang menurut pria kelahiran Sumatera Utara ini menjadi alasan mengapa pelaku usaha  masih berpikir panjang untuk melakukan peralihan dalam pemanfaatan energi bersih ini.

Pembangkit listrik di area industri terintegrasi APRIL Group di Pangkalan Kerinci sendiri sejauh ini menghasilkan tak kurang dari 1.000 megawatt. Pembangkit ini diklaim 5 kali lebih besar dari kebutuhan listrik untuk Kota Pekanbaru.

Pemanfaatan panel surya yang saat ini terus berproses di lokasi industri APRIL di Pangkalan Kerinci ini baru sebagian dari potensi pembangkit energi yang digunakan.

Tigor pun menjelaskan, memang tidak semua kebutuhan energi bisa dipenuhi dari pemanfaatan panel surya. Apalagi, untuk melakukan pengeringan bubur kertas dan pulp, dibutuhkan pemanas yang dihasilkan dari turbin pembangkit.

Karena itulah, jelas dia, industri ini tetap memerlukan pembangkit yang bisa menghasilkan pemanas dari pemanfaatan turbin yang menggunakan bahan baku limbah seperti kulit kayu dan sludge dan sejenisnya.

''Jadi material yang digunakan untuk turbin ini juga tidak sepenuhnya berasal dari sumber daya alam tidak bisa diperbaharui seperti batubara atau energi fosil, tapi juga memanfaatkan banyak sekali potensi limbah hasil industri yang bisa menghasilkan energi,'' jelas dia.


Pemanfaatan Bus dan Motor Listrik

RAPP merupakan role model perusahaan di Sumatera bahkan di Indonesia dalam pemanfaatan kendaraan listrik dalam upaya mencapai nol emisi.

Debut ini dimulai dengan memanfaatkan bus listrik untuk karyawan yang dimulai semenjak 2021 hingga 2023 dengan mendatangkan sebanyak 10 unit bus listrik buatan Mobil Anak Bangsa (MAB).

Pemanfaatan bus listrik untuk aktivitas karyawan menjadi salah satu bentuk komitmen mengurangi emisi dari aktivitas RAPP-APR.
 

Komitmen tersebut kembali dilanjutkan dengan penambahan delapan unit bus listrik yang diproduksi BDY bekerja sama dengan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk pada awal tahun 2024 ini.

Total, sudah sebanyak 18 unit bus listrik yang digunakan untuk mendukung operasional perusahaan di APRIL Group ini.

Penambahan unit ini tentunya melalui proses pembahasan yang matang, hingga kemudian menjadi kebijakan bagi industri berskala besar seperti RAPP.

Apalagi biaya yang akan dikeluarkan untuk mendukung pemanfaatan energi bersih di sektor transportasi ini juga tidak kecil. Per unitnya  berkisar Rp4,7 miliar.

Dengan menggunakan satu unit bus listrik, RAPP dapat mengurangi hingga 78,986 kilogram karbon monoksida (CO) per tahun dibandingkan dengan bus berbahan bakar fosil," sebut Human Resource and General Affair (HRGA) RAPP, Vouke Clieft Kalangi.

Karena dioperasikan menggunakan energi listrik, bus ini, jelas Vouke juga menghemat pengeluaran perusahaan dalam pembelian bahan bakar.

Biayanya bisa lebih murah sekitar sepertujuh dibandingkan bus yang menggunakan bahan bakar minyak bila dikonversi dalam bentuk uang, maka totalnya bisa menghemat Rp49 juta per unitnya.

Bus listrik ini juga relatif lebih murah dalam perawatannya, karena cara kerjanya digerakkan menggunakan energi listrik, bukan seperti bus-bus konvensional.

Dikarenakan faktor lebih ramah lingkungan dan lebih murah dalam pengoperasiannya, saat ini, RAPP sedang berupaya melakukan konversi terhadap penggunaan bus dalam operasionalnya kepada kendaraan berbahan bakar listrik.

''Hanya saja, dikarenakan ini merupakan hal baru, memang ada tantangan, dimana banyak mitra usaha untuk bidang transportasi masih melihat-lihat dan mempertimbangkan. Umumnya dikarenakan harga pembelian per unitnya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga bus berbahan bakar minyak,'' kata Vouke.

''Namun, secara bertahap, upaya untuk mengajak dan mengedukasi, termasuk memfasilitasi rekanan dalam mendukung upaya ini terus dilakukan,''imbuh dia.

Tak hanya bus listrik, RAPP juga menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang juga menginisiasi karyawannya untuk beralih kepada penggunaan sepeda motor listrik.

Ya, caranya dengan mengajak karyawan untuk mengkonversi motor berbahan bakar minyak yang digunakan sehari-hari menjadi motor yang digerakkan menggunakan listrik.

Tentunya ini bukan hal mudah untuk ikut meyakinkan seluruh karyawan untuk memanfaatkan fasilitas koversi yang biayanya secara keseluruhannya ditanggung oleh perusahaan.

Ato Supriyadi, yang menjadi salah satu karyawan pertama yang menawarkan sepeda motornya untuk dikonversi menjadi motor listrik.

''Ketika mendapatkan informasi adanya konversi motor listrik ini, saya langsung ambil inisiatif untuk pertama. Apalagi biayanya ditanggung oleh perusahaan,'' kata Ato.

Namun, minat tersebut sempat tak mulus, karena sang istri sempat menanyakan tentang motor listrik yang belum terlalu banyak digunakan masyarakat.

''Istri saya juga sempat tanya, nanti kalau rusak bagaimana, kan belum ada bengkelnya, mengisi baterainya di mana?

Syukurnya Ato bisa menjelaskan dengan baik tentang rencana meng-ubah motor matik yang biasa digunakan sang istri untuk antar jemput anak dengan seluruh kelebihan dan manfaat yang bisa didapatkan dari menggunakan motor listrik ini.

''Alhamdulillah, istri saya mengerti dan ikut mendukung setelah disebutkan tak lagi perlu antre mengisi BBM di SPBU, tak lagi ganti oli, jadi lebih hemat biaya pemeliharaan,'' kenang Ato.

Motor Ato ini juga yang kemudian menjadi salah satu motor listrik hasil konversi yang ditampilkan pada saat Peluncuran Konversi Motor Listrik Kementerian ESDM.

''Alhamdulillah, sejauh ini aman yah, tidak ada kendala. Untuk pengisian/ganti baterai pun sampai saat ini kami masih difasilitasi oleh perusahaan. Bahkan, saat ini, banyak di antara karyawan yang memiliki motor lama minta agar bisa diikutkan dalam program konversi motor listrik,'' kata Ato sembari menunjukkan motor listrik hasil konversi miliknya.

Ato pun mengaku senang, karena perusahaan tempatnya bekerja, RAPP ikut memfasilitasi para karyawannya untuk penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan.

''Bagi kita, tentu saja, faktor hemat itu menguntungkan karena mengirit biaya. tidak ada antre ke SPBU.Tapi, ini juga sekaligus meyakinkan bahwa upaya untuk melakukan aktivitas yang lebih ramah lingkungan sehari-hari itu bisa dilakukan. Salah satunya dengan menggunakan kendaraan listrik ini,'' kata Ato yang kini menjadi salah satu pelopor terbentuknya komunitas motor listrik di Riau Komplek.

 

Pembuktian untuk Komitmen  Ramah Lingkungan dan Keberlanjutan

''Komitmen kami untuk memberikan dampak positif pada iklim, alam dan masyarakat dengan tetap menjadi perusahaan yang terus tumbuh dan senantiasa memperhatikan aspek keberlanjutan. Di tahun 2030 kami akan mewujudkan nol emisi, karbon bersih dari pemanfaatan lahan sebagai capaian hasil yang terukur nyata di bidang lingkungan, dan nol kemiskinan ekstrem pada masyarakat di sekitar wilayah operasional kami, sebari melakukan upaya transformasi perusahaan demi mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.''

Kalimat itu adalah kutipan dari komitmen untuk mencapai visi APRIL2030.

 

Ada 4 komitmen yang menjadi tantangan bagi industri kertas, bubur kertas dan serat rayon (viscose) ini dalam menjalankan visinya yang diaplikasikan dalam bentuk 18 target yang berkaitan dengan Climate Positif (Iklim Positif), Thriving Lanscape (Lanskap yang berkembang), Incusive Progress (Kemajuan Inklusif) dan Sustainable Growth (Pertumbuhan yang Berkelanjutan).

Adapun komitmen untuk iklim positif diimplementasikan melalui penerapan kebijakan yang berkaitan dengan nol emisi dari pemanfaatan lahan, 90% energi untuk pabrik yang menggunakan energi terbarukan, penurunan emisi produk hingga 25 Persen, 50 persen kegiatan energi pada kegiatan operasional serat dipenuhi dari sumber-sumber terbarukan.

Dan pemanfaatan energi terbarukan yang dikelola dengan penggunaan panel surya baru sebagian dari komitmen besar APRIL Group untuk penerapan energi bersih yang mendukung pada keberlanjutan industri dan lingkungan.

Sebagai industri yang mengelola usahanya secara terintegrasi, APRIL Group melalui unit usahanya, RAPP dan APR menjadi lokomotif dari komitmen iklim usaha yang mendukung keberlanjutan.

Karena itulah, langkah-langkah yang mendukung pada terciptanya ekosistem yang berlanjutan juga akan menjadi concern bagi RAPP dan APRIL Group.

''Langkah-langkah konkret dan terukur juga diterapkan untuk memastikan komitmen tersebut benar-benar terlaksana sebagai upaya untuk menghasilkan industri yang ramah terhadap lingkungan yang dimulai dari aktivitas ekosistem usahanya yang berkelanjutan yang disebut dengan komitmen APRIL2030,'' jelas Direktur RAPP Mulia Nauli saat menjamu kalangan jurnalis di Pangkalan Kerinci.

RAPP, dalam menjalankan aktivitas usahanya, jelas Mulia, sangat  memperhatikan kebijakan yang pro pada ekonomi hijau. 

Hal tersebut, bahkan, sudah diawali ketika RAPP bertumbuh dari  aktivitas industri kehutanan dan penanaman.

Hal tersebut juga diikuti dengan komoditas industri yang dihasilkan yang juga merupakan produk yang ramah lingkungan, dimana mudah terurai dan renewable.

Dengan produk usaha yang dihasilkan ini juga, RAPP dan APRIL Goup juga terus berupaya mendukung aktivitas usahanya melalui pola-pola pengembangan usaha yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Membangun panel surya, menghemat penggunaan air, menggunakan bahan bakar dari limbah yang masih bisa dimanfaatkan, menggunakan bus listrik, dukungan untuk motor listrik adalah bukti dari komitmen RAPP untuk perubahan iklim di area industrinya.

Dan APRIL Group, jelas Mulia, komit dan akan terus bersinergi dalam upaya menciptakan industri yang akan memberikan dampak kebaikan untuk kehidupan lewat lini usaha yang dikelola.

''Sekarang orang mengurangi limbah plastik dari kemasan makanan dan minuman, dalam waktu dekat, kami dalam waktu dekat akan luncurkan paperboard  sebagai kemasan yang lebih ramah lingkungan dan lebih mudah terurai,'' jelas dia.

Semua itu, dijelaskan Mulia adalah bentuk dari keberlanjutan yang juga menjadi komitmen perusahaan untuk menciptakan hidup yang lebih baik.***

Penulis: Buddy Syafwan, jurnalis  riausky.com

 

 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index