YA TUHANNN...Pulang Umrah, Suami Pergoki Istri Selingkuh dengan Pria Lain, Curhat Pria Ini Bikin Sedih, yang 'Cengeng' Jangan Baca

Kamis, 14 Desember 2017 | 12:27:40 WIB
Ilustrasi

RIAUSKY.COM - Apa yang dialami pria ini sungguh menyakitkan. Ketika ia begitu khusyuk menjalankan ibadah di tanah suci, saat pulang ke rumah ia begitu syok melihat apa yang terjadi di rumahnya.

Seperti dimuat Tribun, berikut kisahnya yang dilansir dari kabar makkah.

Ia berangkat untuk menjalankan ibadah umrah ke tanah suci. Ia memanjatkan doa agar semua masalah keluarganya lancar dan hidupnya bersama istri bahagia. Ia meminta jika ada hal tak baik di dalam rumah tangganya, agar diperlihatkan.

Sepulang dari Tanah Suci, ia harus menelan kenyataan pahit tentang istrinya.
Kisah ini dialami oleh pria bernama Azman.

"Terus terang saja, selama hidup bersamanya, tidak sedikitpun saya meragukan kesetiaannya. Saya yakin dia setia kepada saya mengingat pernikahan kami atas dasar suka sama suka.

Ketika bersusah payah mengembangkan bisnis, dia menjadi inspirasi dan semangat untuk saya. Tanpa dia, mungkin saya tidak mampu mengarungi pahit getir dalam dunia perniagaan.

Lebih dari itu, saya yakin, perawakannya yang lemah lembut, dan latar belakangnya sebagai pemeluk agama yang taat tidak mungkin membuat dia melakukan perbuatan yang melanggar hukum agama.

Dia memperlakukan saya dengan sepenuh kewajibannya sebagai istri. Apa saja permintaan saya dia akan penuhi. Kami bertambah bahagia ketika dikaruniai seorang anak lelaki yang kini berusia sembilan tahun.

Namun, ketika bisnis saya berkembang dan kehidupan keluarga kami semakin baik ada teman memberitahu pernah melihat istri saya bersama pria lain. Ketika itu memang saya tidak percaya langsung.

Begitupun, cerita tentang perselingkuhan istri saya tidak pernah habis karena ada saja teman menyampaikannya kepada saya perihal kabar tersebut.

Dalam keadaan seperti itu, saya masih bersabar dan membuang perasaan curiga terhadap istri. Saya tetap memperlakukannya dengan baik dan pada saat yang sama dia juga begitu.

Pada bulan Ramadan tahun lalu, saya ke Makkah mengerjakan umrah dan di depan Ka'bah saya berdoa agar Allah SWT terus merapatkan hubungan saya dan istri.

Pada saat yang sama, saya juga memohon kepada Allah agar menunjukkan kebenaran jika ada kekurangan dalam rumah tangga saya.

Pulang dari Makkah, saya menghadiahkan istri gelang kayu Kokka.

Tidak lama setelah itu teman memberitahu, pria yang dikatakan menjalin hubungan intim dengan isteri saya ada memakai gelang sama.

Apa yang disampaikan teman saya memang benar karena tanpa pengetahuan saya, isteri saya menghadiahkan gelang tersebut kepada pria itu.

Saya memang sakit hati tetapi karena perasaan sayang masih menebal, saya pura-pura tidak tahu saja.

Pada satu malam doa saya dikabulkan Allah ketika saya diberi petunjuk mengenai perselingkuhan isteri.

Entah bagaimana, ketika itu mobil yang biasa saya gunakan rusak secara tiba-tiba dan saya pulang ke rumah menggunakan mobil lain.

Tidak seperti kebiasaan, saya pulang awal sedikit.

Ketika sampai di rumah, saya melihat sosok seorang pria keluar dari pintu belakang dan menguncinya.

Naik darah saya ketika itu dan dengan menggunakan segala kudrat yang ada, saya mengejar dan berhasil menangkapnya. Ternyata, dia adalah pria seperti digambarkan teman saya.

Dalam keadaan setengah telanjang, saya menyeretnya ke dalam rumah dan ketika itu istri saya dalam keadaan kusut, memakai baju tidur tanpa bra. 
Saya memeriksa kamar dan menemukan tempat tidur 'berantakan'.

Tanpa sadar, air mata saya mengalir dan benarlah apa yang diberitahu teman selama ini.

Sudah jelas, isteri saya curang. Jika bersama pria lain di dalam rumah dalam kondisi mencurigakan, apa lagi yang mereka lakukan jika tidak membuat maksiat?

Namun, seperti orang tidak bersalah, keduanya berkilah.

Isteri memberi alasan pria itu datang ke rumah karena ingin memperbaiki saluran air.

Apabila diperiksa, ternyata isteri saya berbohong ketika pipa rumah saya tidak rusak dan pria itu tidak pula membawa peralatan perbaikan pipa.

Hal lain, pria itu masuk ke rumah secara bersembunyi setelah mobilnya diparkir jauh dari pekarangan rumah.

Kesal dengan reaksi mereka, saya bawa mereka ke kantor polisi dan membuat laporan.

Sedikitpun mereka tidak menunjukkan perasaan takut.

Kesudahannya mereka dilepaskan setelah dijamin keluarga masing-masing.
Sejak itu, kami duduk terpisah hingga kami bercerai baru-baru ini. Saya mendapatkan hak pengasuhan anak.

Apabila dipikirkan kembali, apa salah saya sehingga dia tega berbuat begitu.
Apa yang ia inginkan saya berikan.

Bahkan satu ketika dia pernah mengatakan kepada anggota keluarga saya, dia tidak tahu hendak membeli apa lagi karena semua benda dapat dimilikinya. (*)

Terkini