Jelang HBKN 2017, Stok Barang Pokok Cukup dan Harga Stabil di Pekanbaru

Jelang HBKN 2017, Stok Barang Pokok Cukup dan Harga Stabil di Pekanbaru
Gubri H Arsyadjuliandi Rachman dan Dirjen Kemendag RI Tinjau Pasar Pagi Arengka
PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Seluruh pimpinan Kementerian Perdagangan bersiaga penuh dalam mengawal dan memantau ketersediaan stok, distribusi, dan harga barang kebutuhan pokok di 33 Provinsi di Indonesia menjelang puasa dan Lebaran 2017/1438 H. 
 
Kali ini, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda, mewakili Menteri Perdagangan, bersama Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman melakukan rapat koordinasi identifikasi ketersediaan stok dan harga barang kebutuhan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2017 di Kantor Gubernur Riau, hari ini, Kamis (20/4).
 
"Pemerintah ingin mengantisipasi sedini mungkin potensi terjadinya lonjakan permintaan yang bisa memicu kenaikan harga menjelang HBKN, khususnya puasa dan Lebaran 2017/1438H. Kami ingin memastikan bahwa stok cukup, distribusi lancar, dan harga barang kebutuhan pokok secara nasional stabil. Di Riau, kami pastikan stok barang pokok cukup dan harga stabil," ungkap Arlinda.
  
Ketersediaan pasokan yang cukup, lancarnya distribusi, dan harga yang stabil di Riau, menurut Arlinda dapat dicapai dengan komitmen dan koordinasi yang baik antara Kementerian Perdagangan dengan Pemerintah Provinsi. 
 
"Sudah menjadi tugas kita agar masyarakat dapat memperoleh barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Kami mengapresiasi semangat dan komitmen Gubernur Riau dan jajarannya dalam menjaga stok dan mengendalikan harga barang kebutuhan pokok yang merupakan tujuan kita bersama," jelas Arlinda.
 
Pada rakor tersebut, Gubernur Riau memberikan arahan kepada seluruh peserta rakor yang terdiri dari Kepala Daerah se-Riau, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Riau, Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau, serta para Pejabat Dinas Instansi Terkait Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta para pelaku usaha dan distributor barang kebutuhan pokok dan barang penting.
 
Dalam rakor tersebut, khusus kepada para pelaku usaha, Arlinda juga secara tegas melarang melakukan penimbunan barang kebutuhan pokok karena melanggar Peraturan Presiden No. 71 tahun 2015. “Penting bagi Pemerintah Daerah untuk memastikan pelaku usaha tidak melakukan penimbunan dan spekulasi harga. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan harus diberikan tindakan tegas dan sanksi baik administratif maupun pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tegasnya.
 
Sebelum pelaksanaan rakor, Arlinda yang mewakili Menteri Perdagangan blusukan langsung ke Pasar Pagi Arengka dan Pasar Lima Puluh.
 
"Masyarakat tidak perlu resah. Dari hasil pantauan di Pasar Pagi Arengka dan Pasar Lima Puluh, dipastikan pasokan terjamin dan harga barang kebutuhan pokok stabil memasuki puasa dan Lebaran 2017," tegas Arlinda.
 
Dari pemantauan di Pasar Pagi Arengka tercatat harga beras Rp 12.000/kg, gula Rp13.000/kg, minyak goreng Rp10.350/liter, daging sapi Rp120.000/kg, daging ayam Rp22.000/kg, cabe merah keriting Rp20.000-Rp22.000/kg, dan bawang merah Rp22.000-Rp28.000/kg.
 
Pasar Pagi Arengka merupakan pasar harian yang dikelola swasta. Pasar Pagi Arengka berdiri sejak tahun 1982 dan terletak di Kecamatan Marpoyan Damai, Desa Kelurahan Sidomulyo Timur. Pasar satu lantai ini dibangun di atas tanah seluas 15.000m2 dengan luas bangunan 3.200m2  ini menampung 475 pedagang. Omzet pasar ini mencapai Rp400 juta per hari.
 
Sementara itu, di Pasar Lima Puluh harga beras tercatat berkisar Rp13.000/kg, gula Rp13.000/kg, minyak goreng Rp10.350/liter, daging sapi Rp115.000/kg, daging ayam Rp22.000/kg, cabe merah keriting Rp20.000/kg, dan bawang merah Rp25.000-28.000/kg.
 
Pasar Lima Puluh terletak di Kecamatan Lima Puluh, Desa Pesisir. Pasar yang berdiri sejak tahun 1984 ini dibangun di atas lahan seluas 8.030m2 dengan luas bangunan sebesar 4.000m2. Pasar yang dikelola Pemerintah Daerah ini terdiri dari satu lantai dan menampung sebanyak 281 pedagang. Omzet pasar mencapai Rp257 juta per hari.
 
“Tidak ada perbedaan harga barang kebutuhan pokok yang signifikan dari kedua pasar tersebut,” jelas Arlinda.
 
Selain melakukan pengecekan ke pasar, Arlinda didampingi Kepala Perum Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau Awaludin Iqbal juga meninjau langsung gudang Bulog divre Riau. Di gudang tersebut tersedia pasokan beras sebanyak 5.052,86 ton. Namun, secara total, Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau memiliki stok sebanyak 28.218,55 ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 7 bulan ke depan.
 
"Pasokan beras dipastikan aman hingga puasa dan Lebaran 2017. Bahkan tersedia hingga tujuh bulan mendatang," jelas Arlinda.
 
Selain itu, lanjut Arlinda, di gudang Bulog Divre Riau juga tersedia 1.200 ton gula nonkomersial yang cukup hingga awal bulan puasa.
 
Pantau Implementasi Komitmen Ritel Modern
Pada hari yang sama, Arlinda melakukan pemantauan ke ritel modern, yaitu Giant di Kota Pekanbaru Pemantauan dilakukan untuk memastikan penerapan komitmen ritel modern atas penjualan gula di tingkat harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500/kg, minyak goreng Rp11.000/liter, dan daging sapi beku dengan harga maksimal Rp 80.000/kg. Kebijakan HET ini ditetapkan Kementerian Perdagangan guna menjaga stabilitas harga ketiga bahan pokok tersebut.
 
"Hasil pantauan menunjukkan Giant sebagai toko ritel modern sudah melakukan penjualan gular, minyak goreng, dan daging sapi beku sesuai dengan kebijakan HET yang ditetapkan Pemerintah. Namun sayangnya, pada saat pemantauan stok minyak goreng kemasan sederhana sedang kosong," jelas Arlinda.
 
Arlinda mengapresiasi komitmen pelaku usaha ritel modern dalam menyediakan barang kebutuhan pokok yang terjangkau masyarakat menjelang hari besar keagamaan.
 
Distributor Barang Wajib Daftar
Dalam kesempatan yang sama, Arlinda juga menyosialisasikan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/3/2017 Tentang Pendaftaran Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok. Selain sosialisasi pada rakor, Arlinda juga mengunjungi distributor Riau Abdi Sentosa yang memiliki stok minyak goreng dan tepung terigu. 
 
Di dalam ketentuan Permendag tersebut, setiap pelaku usaha distribusi yang memperdagangkan barang kebutuhan pokok (baik distributor, sub distributor dan agen) wajib memiliki Tanda Daftar Pelaku Usaha Distribusi (TDPUD) Barang Kebutuhan Pokok yang didaftarkan ke Kementerian Perdagangan secara online dan tidak dipungut biaya. Selain itu, pelaku usaha distribusi terdaftar wajib melaporkan pengadaan, pendistribusian/penyaluran, dan jumlah stok di gudang setiap bulan. 
 
“Ketentuan Pendaftaran pelaku usaha barang kebutuhan pokok yang juga merupakan bentuk implementasi dari Perpres Nomor 71 Tahun 2015, bertujuan mengoptimalkan pengendalian dan distribusi barang kebutuhan pokok karena pemerintah dapat memonitor pergerakan stok di tingkat distributor. Ketentuan ini juga tidak akan memberatkan pelaku usaha karena perizinan dilakukan secara online dan tidak dipungut biaya,” ungkap Arlinda. 
 
Pada Permendag tersebut juga diatur bahwa pendaftaran dilakukan secara online melalui Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) atau secara manual melalui Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan I. Selanjutnya, setiap pelaku usaha distribusi yang telah terdaftar wajib menyampaikan laporan pengadaan dan penyaluran barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting yang diperdagangkan ke Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) melalui SIPT paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.  
 
“Di dalam ketentuan tersebut juga diatur apabila Pelaku Usaha Distribusi tidak melakukan pendaftaran maka dapat dikenakan sanksi Rekomendasi pencabutan izin usaha oleh pejabat penerbit. Sedangkan apabila Pelaku Usaha Distribusi Terdaftar tidak menyampaikan laporan, akan dilakukan pembekuan Tanda Daftar paling lama 30 hari kerja oleh pejabat penerbit,” tegasnya.
 
Partisipasi TEI dan CAEXPO 2017
Pada kesempatan tersebut Arlinda juga mengajak para pelaku usaha di Riau untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32. TEI akan dilaksanakan pada 11-15 Oktober 2017 mendatang di Indonesia Convention Exhibition (ICE) di BSD City, Banten. Pameran dagang terbesar di Indonesia ini ditargetkan diikuti 1.100 ekshibitor dan dikunjungi 16.000 orang dari seluruh dunia. Target transaksi diperhitungkan mencapai USD 1,1 miliar. 
 
Selain itu, Arlinda juga mengajak para pelaku usaha untuk berpartisipasi pada pameran China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-14 yang berlangsung pada 12-15 September 2017 mendatang di Nanning, China. Arlinda menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Riau yang menjadi city of charm paviliun Indonesia pada pameran CAEXPO tahun 2015 lalu. Prestasi Provinsi Riau ini mendapatkan sambutan dan apresiasi yang sangat baik dari pengunjung pameran.
 
"Keikutsertaan Provinsi Riau secara aktif dalam kegiatan promosi dagang tentunya akan membantu pencapaian target peningkatan ekspor nonmigas Indonesia tahun 2017 sebesar USD 138,7 juta atau meningkat sebesar 5,63% dari tahun 2016 yang lalu," tandas Arlinda. (Rls)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index