JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Karla Jacinto sudah bertekad untuk memerangi penyelundupan manusia di perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat (AS). Ternyata dia punya alasan tersendiri mengapa tekadnya itu begitu kuat.
Ternyata Perempuan 23 tahun itu pernah menjadi korban. Selama empat tahun, dia disekap dan menjadi budak seks para penyelundup. "Kira-kira 43.200 kali," ujarnya dalam wawancara dengan CNN.
Angka tersebut hanyalah estimasi Jacinto tentang pemerkosaan yang dia alami saat jatuh ke tangan para penyelundup.
Selama sekitar empat tahun, dia mengaku rata-rata mengalami 30 kali pemerkosaan per harinya. Sungguh pengalaman yang pahit bagi gadis muda yang saat itu masih berusia sekitar 16 tahun.
Prihatin dengan kondisi itu, dia lantas memberanikan diri menjadi jubir lembaga-lembaga anti penyelundupan dan anti perdagangan manusia. Mei lalu, dia memaparkan pengalaman pahitnya di hadapan Kongres AS.
Sekitar dua bulan kemudian, dia berbicara tentang penyelundupan manusia di Vatikan dengan disaksikan Paus Fransiskus.
"Kota Tenancingo menjadi pusat bisnis perdagangan perempuan di Meksiko," ungkap Susan Coppedge, duta anti penyelundupan manusia pada Departemen Luar Negeri AS.
Di kota berpenduduk sekitar 13.000 jiwa itu, prostitusi dan perdagangan gadis remaja menjadi industri. Akibatnya, gadis-gadis remaja di kota tersebut menjadi korban pelecehan seksual. Bahkan, tanpa perlu jatuh ke tangan penyelundup. (R02)
Listrik Indonesia