Raih Suara Terbanyak, Mahathir Mohamad is Back..

Raih Suara  Terbanyak,  Mahathir Mohamad  is Back..
Petinggi partai Koalisi Pakatan Harapan Malaysia menangkat tangan bersama Mahathir Mohammad.

KUALA LUMPUR (RIAUAIR.COM)– Koalisi Pakatan Harapan pimpinan bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memenangkan pemilu Malaysia dengan mayoritas.

Ini membuat Mahathir, yang pernah menjadi Perdana Menteri selama 22 tahun, bakal kembali ke tampuk kekuasaan menggantikan Najib Razak, yang sebelumnya menjadi PM selama 9 tahun dan bekas anak didiknya yang kemudian pecah kongsi.

Kemenangan Pakatan Harapan ini mengakhiri dominasi koalisi Barisan Nasional, yang telah berkuasa di Malaysia selama 61 tahun, termasuk saat Mahathir menjadi PM pada 1981 – 2003.

“Kami telah mendapatkan mayoritas kursi yang substansial,” kata Mahathir, 92 tahun, di Hotel Sheraton, Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis dini hari, 10 Mei 2018.

Partai anggota koalisi Pakatan Harapan, Partai Keadilan Rakyat dan Demokratic Action Party, berhasil meraih suara hingga melewati angka psikologi 112 sehingga menguasai mayoritas sederhana kursi di Dewan Rakyat.

Sebelumnya, Mahathir sempat menggelar jumpa pers mengkritik election commission atau Komisi Pemilihan Umum Malaysia karena menunda pengumuman hasil penghitungan suara ketika waktu hampir menunjukkan Rabu tengah malam. Biasanya, KPU telah mengumumkan hasil hasil pada sekitar pukul sepuluh malam pada hari pencoblosan, yaitu Rabu, 9 Mei 2018.

“Sepertinya, ada hanky panky sedang terjadi untuk melawan kehendak rakyat Malaysia,” kata Mahathir di lokasi sama dengan didampingi sejumlah petinggi anggota partai koalisi.


Yakin Menang

Sebelum hasil akhir resmi dihitung, Mahathir sudah memperlihatkan keyakinan bahwa oposisi akan meraih kemenangan.

"Kami yakin bahwa berdasarkan penghitungan resmi kami, mereka tertinggal. Kemungkinan mereka tidak akan membentuk pemerintahan," kata Mahathir kepada para wartawan.

Dikatakan oleh Mahathir bahwa berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan Pakatan Harapan, koalisi oposisi itu seharusnya sudah dapat membentuk pemerintahan, tetapi Komisi Pemilihan menolak meneken formulir pengesahannya sebagai syarat pengumuman hasil penghitungan resmi.

Selain memilih anggota parlemen nasional, pemilihan umum Malaysia juga menentukan wakil-wakil rakyat di tingkat negara bagian. Partai atau gabungan partai yang menang untuk pemilihan negara bagian maka ia akan memerintah negara bagian tersebut.

Najib Razak menghadapi berbagai masalah, termasuk dugaan korupsi, keluhan warga atas kenaikan biaya hidup dan ketegangan antaretnik. Koalisi Barisan Nasional memerintah sejak tahun 1957 dan belum pernah kalah sejauh ini.

Pencoblosan pada umumnya berjalan lancar meskipun muncul laporan-laporan tentang dugaan terjadinya penyimpangan.(R01/tempo/bbc)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index