DUMAI (RIAUSKY.COM) - Anda hobi makan durian, buah yang satu ini memang banyak digemari orang, makanya tak heran kalau durian dijuluki sebagai raja buah.
Nah, kali ini ada namanya Durian Pelintung, buah durian yang menjadi pilihan bagi masyarakat Dumai-Riau yang tetap jadi favorit ditengah serangan durian asal Medan dan pulau Rupat yang harganya lebih murah dari durian Pelintung asal Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.
Dengan sengaja masyarakat Dumai mendatangi dan membeli buah durian asal Kelurahan Pelintung yang berjejer di sepanjang Jalan Lintas Dumai-Pakning, Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.
Diburunya buah asal Kelurahan Pelintung yang penuh duri dibagian luarnya ini bukan tanpa alasan. Rasa manis yang pas dan struktur buah yang lembut membuat masyarakat Dumai rela berjalan hingga belasan kilo meter.
Bahkan banyak masyarakat yang sengaja datang berkelompok dan makan ditempat pedagang menjajahkan duriannya. Tidak hanya dari Dumai saja banyak masyarakat dari daerah tetangga yang sengaja datang ke Pelintung untuk beburu durian ini.
Jika beruntung masyarakat yang ingin menikmati durian pelintung yang dijual mulai dari kisaran harga Rp25 ribu hingga Rp55 ribu ini dapat memperolehnya disepanjang jalan Putri Tujuh, Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Timur.
Namun untuk dapat menikmati durian Pelintung tanpa harus jauh jauh ke Kelurahan Pelintung pembeli harus lebih cepat datang ke lokasi karena banyak masyarakat yang juga ingin membeli durian tersebut.
Vivi salah seorang warga Dumai mengatakan dirinya dan rekan-rekan kerjanya sengaja datang untuk membeli durian dan memakannya disini bersama-sama.
"Duriannya lebih enak dibanding durian lainnya yang berasal dari Medan dan Pulau Rupat karena durian asal Pelintung ini masak di pohon tidak di peram sehingga rasanya sangat enak dan lembut," katanya seperti dikutip dari Xnewss.com.
"Memang harga durian pelintung ini sedikit mahal dibanding durian dari daerah lainnya yang ada di Dumai namun dengan rasanya kita tidak akan merasa rugi," pungkasnya. (*)
Listrik Indonesia
