Tak Kunjung Dioperasi, Wanita Cantik Penderita Kanker Ini Kondisinya Memprihatinkan

Tak Kunjung Dioperasi, Wanita Cantik Penderita Kanker Ini Kondisinya Memprihatinkan
Kondisi Jenny saat ini di RS Adam Malik Medan. Insert: Jenny ketika masih sehat. (ist/metro24jam.com)

RIAUSKY.COM - Masih ingat dengan Jenny? Gadis penderita tumor ganas, warga Jalan Kapten F Tendean, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar. Kondisinya anak kedua dari tiga bersaudara itu kini semakin memprihatinkan. 

Putri dari pasangan Suyanto (53) dan Rita boru Purba (55) itu ternyata dinyatakan menderita kanker anus dan ovarium stadium akhir. Perut Jenny semakin membengkak, bahkan, hampir dua kali dari sebelumnya. 

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari abangnya, Jenny sempat akan menjalani operasi di RS Adam Malik sekira 3 bulan lalu. Namun, tim dokter kemudian memutuskan untuk menunda menunggu kondisi tubuhnya lebih baik. 

Sejak itulah, Jenny kemudian hanya bisa terbaring, karena kondisi fisiknya yang semakin lemah. 

Informasi yang diperoleh, sekira dua pekan lalu, Jenny kemudian kembali ke RS Adam Malik Medan untuk kembali menjalani operasi. Namun, setelah hampir dua pekan di rumah sakit, hingga kini, dokter belum juga bersedia melakukan operasi dengan alasan keselamatan jiwa Jenny. 
“Sudah hampir dua minggu kami di sini bang, cuma ditangani gitu-gitu aja. Kalau sakit dikasi obat penenang,” kata abang Jenny VIA telepon sebagaimana diwartakan metro24jam.com. 

Menurut dia, kondisi tersebut membuat pihak keluarga Jenny merasa resah, karena mereka juga mengalami keterbatasan biaya untuk menemani adiknya itu di Medan.

Sementara menurut dia, dokter yang menangani Jenny disebutkan sudah ‘angkat tangan’ alias pasrah karena kanker yang diidap adiknya itu sudah hampir tidak mungkin disembuhkan. 

Sementara itu, salah seorang keluarga Jenny di Siantar mengatakan, pihak keluarga dikatakan pada dasarnya hanya meminta kepastian dari rumah sakit, apakah Jenny akan menjalani operasi atau tidak. 

“Iya bang. Keluarga cuma minta kepastian, jadi dioperasi atau tidak. Jadi bisa diputuskan harus pulang atau bagaimana. Soalnya, di Medan itu kan butuh biaya juga, walaupun si Jenny berobat pakai BPJS,” katanya. 

Menurut pria itu, jika memang dokter di RS Adam Malik sudah ‘angkat tangan’ pihaknya berencana mencari solusi pengobatan alternatif. 

Terpisah, Humas RSUP Adam Malik, Rosario Dorothy SSos MIKom membantah bahwa tim dokter sudah ‘angkat tangan’. 

“Jadi perlu saya luruskan, bahwa dokter tidak pernah menyatakan ‘angkat tangan’. Kalau itu artinya kan kita sudah tidak ngapa-ngapain pasiennya, sudah tidak kita rawat dan kita suruh pulang. Tapi kenyataannya kan nggak begitu,” kata Dorothy dari seberang telepon, Jumat (7/12/2018) sekira pukul 16.30 Wib. 

Menurut dia, kondisi Jenny saat ini yang mengidap kanker anus dan ovarium stadium akhir memang belum memungkinkan untuk operasi. 

“Jadi bukan cuma itu saja, ini (kanker) sudah menjalar sampai ke hati dan paru-parunya. Jadi kondisinya memang buruk,” beber Dorothy. Lebih lanjut kata Dorothy, Jenny sudah pernah menjalani kemoterapi dan sudah pernah dikonsultasikan ke bagian Obgin dan bedah Digestis. 

“Tapi memang, sampai saat ini, pasien itu belum ada rencana operasi, karena kondisinya yang memang tidak memungkinkan. Kalau kita paksakan, resiko kematiannya itu tinggi dan bisa ‘on the table’ (di meja operasi). Jadi dokter tidak mau ambil resiko itu,” tegasnya. 

Kesimpulannya menurut Dorothy, kondisi kesehatan Jenny harus ditingkatkan lebih dulu. “Kalau pasiennya keadaan sudah bagus dan dianggap layak untuk operasi, pasti akan dioperasi. Tapi kalau sekarang ini memang lemah,” imbuhnya. 

Sementara itu, Jenny, Sabtu (8/12/2018) sore, mengamini apa yang disampaikan Dorothy. Menurut Jenny, dia sudah sempat akan dioperasi susulan sekira 1 bulan lalu. Namun, ketika hari H tiba, tim dokter memutuskan untuk mengundur operasi tersebut. 

“Jadi yang kedua masuk ke ruangan tanggal 26 [November 2018] , diperiksa karena perut sudah makin membesar. Lalu hasil CT-Scan menyatakan kanker sudah menyebar semua. Lalu dokter rapat untuk memutuskan membatalkan operasi,” kata Jenny. 

“Perut aku bang, kalau kena benda tajam saja sudah pendarahan. Sebenarnya ada 2 dokter yang nangani aku bang, kandungan dan dokter bedah,” katanya. (R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index