Dubes Saudi Osama bin Mohammed Al Shuaibi Segera Ditarik Dari Indonesia

Dubes Saudi Osama bin Mohammed Al Shuaibi Segera Ditarik Dari Indonesia
Duta Besar Arab Saudi, Osama bin Mohammed Al Shuaibi

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Duta Besar Arab Saudi, Osama bin Mohammed Al Shuaibi segera ditarik dari Indonesia. 

Bukan dikarenakan status ciutannya terkait aksi 212 lalu yang sempat mendapat protes keras dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama, namun, karena memang telah memasuki masa pensiun. 

Penjelasan tersebut diungkapkan Yusuf Martak, Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama sebagaimana dilansir dari kumparan.com.

Menurut Martak, saat mencuit pernyataan kontroversial soal “kelompok sesat”, Osama sebetulnya sudah menerima surat penarikan dari jabatannya sebagai duta besar. Surat itu ia terima sejak sebulan lalu. Meski begitu, Osama belum resmi ditarik ke Saudi karena penggantinya masih disiapkan.

“Sudah sejak enam bulan lalu Dubes Osama masuk usia pensiun. Sudah 10 tahun lebih ia bertugas di Indonesia. Namun karena penggantinya masih disiapkan, (masa tugas) beliau diperpanjang sampai penggantinya siap,” ujar Martak.

Hubungan Osama dengan Nahdlatul Ulama sebenarnya cenderung datar. Tapi itu tak istimewa. Sebab relasi Saudi dan NU memang tak pernah mulus.

“NU muncul kan sebagai respons dari gerakan Wahabi di Arab Saudi. Jadi kalau kemarin Dubes Arab Saudi mengeluarkan statement (kontroversial) seperti itu, dia seperti mengorek luka lama yang itu belum pernah padam,” kata pengamat politik LIPI Wasisto Raharjo.

Wahabi ialah aliran Islam yang dianut oleh Kerajaan Saudi. Wahabi yang menyebut diri “gerakan reformasi Islam” memegang ajaran monoteisme murni yang tak berkompromi dengan segala sesuatu yang mereka anggap bidah, khufarat, atau syirik.
Ia cenderung menolak pencampuran ajaran Islam dengan budaya, sedangkan NU mengusung Islam yang melebur dengan ragam kebudayaan lokal.

Hubungan Saudi dan NU sesungguhnya sempat hangat ketika Pangeran Mohammed bin Salman naik takhta.

Namun sebelum cuitan Dubes Osama, insiden oleh rombongan jemaah umrah asal Indonesia sempat membuat pemerintah Saudi marah.

Ketika itu, Februari 2018, Arab Saudi melayangkan protes keras kepada Kedutaan Besar RI di Riyadh karena sejumlah jemaah umrah yang tengah beribadah sa’i (berjalan kaki bolak-balik dari Bukit Shofa ke Bukit Marwah di Masjidil Haram sebanyak 7 kali) menyanyikan Yaa Lal Wathan kencang-kencang.

Yaa Lal Wathan yang berarti “Cinta Tanah Air” ialah lagu patriotis karya salah satu pendiri NU, KH Wahab Hasbullah. Namun, melantunkan lagu itu sembari melakukan sa’i tidak diperkenankan pemerintah Saudi.

KBRI Riyadh ketika itu merespons cepat protes Saudi dengan menyebut apa yang dilakukan para jemaah umrah tersebut sebagai “tindakan di luar kepatutan dan berpotensi mengganggu hubungan diplomatik Indonesia-Arab Saudi.”
Kini, tambahan insiden soal cuitan Dubes Osama mengancam hubungan Saudi dan NU kembali memasuki masa tegang.

Sementara itu, Senin malam (10/12/2018), Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil, mengabarkan lewat akun media sosialnya bahwa Dubes Osama telah meminta maaf kepada Nahdlatul Ulama. Permintaan maaf disampaikan melalui Yenny Wahid, putri mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur?Ketua Umum PBNU periode 1984-1999.

Berikut petikan ucapan Dubes Osama seperti diunggah Gus Yaqut dalam Facebook-nya:

Saya cinta rakyat Indonesia. Saya menghargai NU, Muhammadiyah, dan semua organisasi Islam. Seseorang mencoba menghancurkan hubungan baik antara saya dengan Nahdlatul Ulama, antara saya dan rakyat Indonesia. Sampaikan salam hangat kepada saudari saya. Insyaallah saya akan kembali minggu depan untuk menyelesaikan semuanya.

Gus Yaqut pun meminta Nahdliyin untuk menerima permohonan maaf Osama. “Kita saling memaafkan. Ini yang diajarkan agama. Ini yang diteladankan sang junjungan, Nabi Muhammad SAW.”(R04)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index