Wujudkan Masyarakat Cerdas, Bank Indonesia Ajak Masyarakat Lakukan Gerakan Nasional Non Tunai

Wujudkan Masyarakat Cerdas, Bank Indonesia Ajak Masyarakat Lakukan Gerakan Nasional Non Tunai
Ilustrasi

Di masa sekarang ini tidak dapat dipungkiri besarnya pengaruh teknologi terhadap perekonomian di Indonesia, khususnya terhadap sistem pembayaran yang dari tahun ke tahun semakin praktis, canggih dan bergaya modren.
 
Dimulai Pada 24 januari 1828, pemerintah Hindia - Belanda mendirikan bank sirkulasi dengan nama De Javasche Bank (DJB) yang merupakan pengatur perekonomian pada saat itu. Namun sejak 1 Juli 1953 De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia yang berperan membantu pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. 

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, tujuan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, 3 tugas yang harus dilakukan bank indonesia demi perkembangan ekonomi di Indonesia. Yang pertama, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kedua, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Dan yang ketiga, mengatur dan mengawasi Bank. Dalam pelaksanaan tugas – tugasnya, pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas – tugas Bank Indonesia.

Dengan adanya kemajuan dan kecanggihan teknologi saat ini, Bank Indonesia mampu mengembangkan sistem pembayaran menjadi lebih mudah, praktis, efisien dan cepat. Transaksi ekonomi tidak hanyadapat dilakukan dengan menggunakan uang tunai tapi juga non tunai seperti transfer, kartu kredit, kartu ATM dan uang elektronik. Sekarang pun dengan perkembangan teknologi ATM dapat pula berfungsi layaknya merchant (toko) untuk melakukan pembelian tiket, pulsa, atau layanan pembayaran untuk membayar listrik, air dan lain-lain.

Bank Indonesia sendiri mengajak masyarakat melakukan Gerakan Nasional Non Tunai. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap instrumen non tunai.

Transaksi non tunai memiliki tiga bentuk yaitu paper based contohnya cek dan bilyet giro, card based  contohnya kartu kredit, ATM dan debit, atau electronic based contohnya E-Money (Uang Elektronik). 

Alasan yang membuat masyarakat harus beralih ke non tunai. Pertama,Lebih praktis dan aman untuk digunakan, jika membawa uang secara berlebihan sangat berbahaya bagi penggunanya, sehinggadapat mengundang terjadinya tindakan pencurian. 

Kedua, lebih higienis tidak seperti uang tunai yang selalu berpindah – pindah tangan, dengan menggunakan non tunai kita tidak perlu repot – repot untuk memegang uang dengan jumlah yang banyak. 

Dan yang ketiga, dapat mencegah beredarnya uang palsu di kalangan masyarakat, yang seperti kita ketahui banyak modus penipuan dengan menggunakan uang palsu. Dan diharapkan dengan menggunakan transaksi non tunai ini tidak ada lagi oknum – oknum yang akan memalsukan uang rupiah.

Tantangan terbesar yang dihadapi Bank Indonesia dalam mengembangkan gerakan ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat di daerah pelosok tentang penggunaan transaksi non tunai. Kendalanya karena daerahnya yang sulit dijangkau, masyarakat yang masih berpikir primitif dan sama sekali belum pernah mengenal sistem perbankan.  Namun Bank Indonesia tidak hentinya memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. (*)

Penulis: Iis Sudarsih, Mahasiswi UIN Suska Riau
Sumber: www.bi.go.id, www.kompasiana.com

Listrik Indonesia

#Bank Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index