PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Bank Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Riau menyatakan Jawa Timur (Jatim) bisa menjadi opsi daerah pemasok sumber pertanian dan kebutuhan bahan pokok warga setempat, sehingga ada disparitas harga di pasar.
"Selama ini Riau hanya tergantung dan memasok kebutuhan pokoknya hanya dari provinsi tertentu saja seperti Sumbar dan Sumut," kata Kepala BI Riau Decymus saat menghadiri acara Misi Dagang Jawa Timur dengan Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis.
Decymus mengatakan, terfokusnya sumber pasokan Riau selama ini sangat mempengaruhi harga yang rentan bergejolak jika ada gangguan distribusi. Yang akhirnya berakibat sangat rawan menyumbang inflasi.
Dengan adanya misi dagang Jatim d ngan Riau ini katanya membuka peluang, karena Jawa Timur hampir semua surplus bahan makanan, sementara Riau terbatas.
Maka katanya lagi, lewat misi dagang Jatim dan Riau itu akan ada penawaran lebih banyak lagi sumber kebutuhan. Artinya pilihan Riau terhadap bahan pokok jadi lebih banyak.
"Jadi nanti harga bahan pokoknya juga akan lebih bersaing ketimbang mengandalkan provinsi tertentu," katanya.
Keuntungan lainnya lanjut dia, lewat misi dagang ini tentunya akan saling memberi dan menerima, Riau walau tidak se maju Jatim, juga berpotensi memasarkan produk lokalnya ke luar.
Riau bisa memulai dengan memasarkan barang-barang yang sifatnya unik dan belum ada di provinsi lain, misalkan sagu, kelapa, pinang dan kopi.
"Kita memang tidak bisa bicara cabai, atau beras karena akan kalah, tetapi Riau punya barang unik hanya belum di ketahui misalkan ada udang paname, sagu, kopi liberika, pinang yang cuma ada di sini," katanya.
Jadi katanya menambahkan forum ini harus dimanfaatkan, dimulai dulu dari barang-barang yang khusus setelah berjalan baru sambil pelan-pelan belajar ke Jatim supaya bisa lebih maju.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Drajat Irawan mengatakan, misi dagang Jatim dan Riau ini dilaksanakan tiap bulan, untuk tahun 2020 ini yang kedua setelah Medan.
Katanya, sejak misi dagang dimulai tahun 2016 sudah menjajaki provinsi lainnya, kecuali Riau ini yang perdana.
"Kali pertama di Riau ini kami bawa pelaku yang terbanyak, ada 90 an. BUMD semua ikut, Dinas, perusahaan besar, yang hanya didanai cuma 24 UMKM, semua dinas dan kabupaten/kota hadir," katanya.
Ia berharap misi dagang Jatin dan Riau ini bisa sukses, walau diakuinya pelaku usaha asal Riau sejauh ini masih belum berpengalaman dalam hal promosi.
"Tadi saya melihat pelaku-pelaku dari Riau belum biasa tampil untuk ivent misi dagang. Sehingga kita tuntun tadi bagaimana perkenalan, cara memasarkan produk, juga menampilkan data dalam bentuk matrik, " katanya.
Berdasarkan data dari panitia misi dagang Jatim dan Riau iven tersebut mampu menghasilkan transaksi sebesar Rp362.115.450.000. (R02)
Listrik Indonesia