SCHISSUM Unri Perkenalkan Penyembuh Diabetes dari Lendir ikan Gabus

SCHISSUM Unri  Perkenalkan Penyembuh Diabetes dari Lendir ikan Gabus
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) “SCHISSUM” yang memperkenalkan penggunaan lendir ikan gabus sebagai penyembuh luka penderita diabetes.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) “SCHISSUM” melakukan penelitian dengan mengambil limbah perikanan yang bernilai ekonomis nol yaitu lendir ikan gabus. 

Ikan gabus memiliki potensi dalam pengobatan luka pada penderita Diabetes Mellitus (DM) karena tingginya kandungan albumin yang terdapat di dalamnya. 

Selain itu, antimikroba yang terdapat di dalamnya juga berperan penting untuk mencegah terjadinya infeksi. 

Oleh karena itu, hal tersebut memberi ide bagi Tim “SCHISSUM” untuk melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Riau pada bulan Februari hingga Juni 2019.

“Tim SCHISSUM beranggotakan tiga orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau yaitu Delvi Utari, Khairun Nisa’, dan Desy Fardina” ujar Delvi selaku ketua dari tim ini.

Delvi mengungkapkan bahwa SCHISSUM merupakan singkatan dari Salep Lendir Ikan Gabus (Channa striata) Untuk Terapi Ulkus Diabetikum. 

SCHISSUM merupakan alternatif pengobatan terbaru pada luka diabetes yang menggunakan metode pemisahan campuran dengan teknik sentrifugasi. 

Proses sentrifugasi tersebut menghasilkan serum albumin yang terdapat pada lendir ikan gabus. Setelah itu, dicampurkan dengan vaselin sebagai bahan dasar pembuatan salep yang terlebih dahulu dihomogenkan. Kemudian, dilakukan pencampuran semua bahan tersebut di dalam mortar dan alu dengan menambahkan methyl paraben sebagai pengawet. 

Dengan begitu, dihasilkanlah Salep Lendir Ikan Gabus (Channa striata) Untuk Terapi Ulkus Diabetikum.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari seluruh dosen, civitas akademika, dan mahasiswa FK UNRI. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena dapat menyumbangkan ide untuk terapi luka diabetes dengan harga yang lebih murah, praktis, dan aman digunakan mengingat bahwa penderita diabetes cukup tinggi.” ujar Dr. dr. M. Yulis Hamidy, M.Kes, M.Pd. Ked selaku Wakil Dekan I FK UNRI.

Penelitian ini telah melalui tahap uji pra klinis yaitu uji pada hewan coba tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus). 

Hasil yang didapatkan pada tikus yang telah diberi terapi salep SCHISSUM cukup memuaskan. Oleh karena itu, diharapkan kedepannya penelitian ini dapat dilakukan uji klinis yaitu pada manusia. Selanjutnya, produk ini akan didaftarkan ke paten Dikti agar dapat diproduksi secara massal.(R02/r)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index