Penjahat Paling Sadis di Jambi Insyaf Berkat Kelembutan dan Kesetiaan Istri

Penjahat Paling Sadis di Jambi Insyaf Berkat Kelembutan dan Kesetiaan Istri
ilustrasi.

SAROLANGUN (RIAUSKY.COM)- Maryanto (50) yang saat ini telah menjadi warga Singkut Kabupaten Sarolangun, Jambi ini dulunya memiliki masa kelam sebelum menjadi pengusaha sukses dengan membuka penggilingan bakso.

Kesuksesan Maryanto ini tak lepas dari kesabaran istrinya Tini (49) yang selalu mendampinginya. Kesetiaan Tini membuahkan hasil, pada tahun 2004 usai suaminya keluar penjara melihat peluang jika di Singkut belum ada penggilingan Bakso, dirinya pun mencoba membuka usaha tersebut dan sukses.

Maryanto yang saat ini akrab disapa Yanto Pentol saat ditemui mengatakan jika semua orang bisa sukses apabila mau tekun usaha.

"Saya sudah capek jadi orang nakal dan menyandang nama preman, sejak muda dari Lampung saya merantau ke Jambi, karena tidak ada pekerjaan saya merampok dan hasilnya pun tak tersisa. Saya coba ikut nguli dan buka usaha kecil di Bangko sekitar tahun 2000 namun usahanya tak bisa berkembang" jelas Yanto.

Menurut Yanto, dulu keluar masuk penjara menurutnya sudah biasa. "Ya kalau penjara itukan rumahnya orang salah, jadi wajar saat itu saya keluar masuk penjara. Ditembak polisi sudah tak terhitung, ini sudah sepuluh bekas lubang tembakan polisi, sampai saya dijuluki Sarkawi oleh rekan-rekan sesama preman," terang Yanto.

Namun tahun 2004 hidayah pun menghampiri Maryanto dan Tini yang sudah dikaruniai dua anak yakni Gilang (17) dan Doni (15).

"Saat itu usai merantau dari Bangko, kami ke Singkut, di sini saya lihat peluang banyak yang jual bakso namun tidak ada yang membuka usaha penggilingan hingga saya dan istri mencoba membuka usaha penggilangan bakso. Alhamdulillah usaha ini lancar hingga saat ini. Bahkan berkat sabar dan ketekunan, saya sudah bisa membeli 6 hektare lahan karet dan 4 hektare lahan kelapa sawit dan saat ini lahan itu sudah menghasilkan semua," katanya.

Maryanto sangat berharap besar dua anaknya yakni Gilang dan Doni tak mengikuti jejak ayahnya. 

"Saya ingin anak saya yang pertama bisa jadi Jaksa, dan yang kedua bisa jadi polisi. Biar nanti kalau bapaknya salah bisa dihukum oleh anaknya, intinya tak ada kata terlambat untuk kita sukses, dan tak ada kata terlambat untuk kita bertaubat," pungkasnya.(R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index