Kalah Saing dari Mobil Jepang dan China, Chevrolet Nyerah dan Berhenti Jualan Mobil di Indonesia

Kalah Saing dari Mobil Jepang dan China, Chevrolet Nyerah dan Berhenti Jualan Mobil di Indonesia

RIAUSKY.COM - Persaingan panas otomotif di Indonesia tampaknya cukup berdampak pada merek mobil Amerika Chevrolet. Chevrolet baru saja mengumumkan akan berhenti berjualan mobilnya di Indonesia.

Hal itu diputuskan lantaran kurang diterimanya mobil Chevrolet di pasar otomotif Tanah Air. Chevrolet rupanya tak kuat bertahan di tengah serangan mobil-mobil Jepang hingga China.

"Di Indonesia kami tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan. Faktor-faktor ini juga membuat kegiatan-kegiatan operasional kami menjadi semakin terpengaruh oleh faktor-faktor yang lebih luas di Indonesia seperti pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing," ungkap President GM Asia Tenggara, Hector Villareal dalam keterangan resminya, Senin (28/10/2019).

Secara penjualan, Chevrolet memang tak secemerlang mobil Jepang. Tercatat dalam data wholesales Gabungan Industri Kendaaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Chevrolet paling tinggi bisa mengirimkan 15.649 unit pada tahun 2013.

Padahal sebelumnya, Chevrolet tak pernah mendistribusikan lebih dari 10.000 unit mobil ke diler-dilernya. Penjualan Chevrolet pun naik turun setelahnya namun tak lagi bisa mencapai belasan ribu unit dalam kurun waktu satu tahun.

Chevrolet pun harus menerima kalau produsen mobil China Wuling yang baru datang tahun 2017 bisa membukukan penjualan lebih banyak.

Sepanjang tahun 2018 misalnya, Chevrolet hanya menduduki tempat ke-14 merek mobil terlaris di Indonesia dengan membukukan 2.509 unit. Sedangkan Wuling yang terhitung sebagai pendatang baru sudah duduk di tempat kesembilan dengan 17.002 unit.

Sementara masuk tahun 2019, distribusi Chevrolet secara wholesales sepanjang sembilan bulan mencapai 970 unit. Jika membandingkan periode yang sama pada tahun 2018, distribusi Chevrolet lebih banyak yakni 1.887 unit. Sedangkan sang saudara Wuling distribusi keseluruhan modelnya mencapai 13.808 unit.

Di China, Wuling dan Chevrolet bersatu di bawah naungan General Motors. Namun untuk di Indonesia keduanya memiliki corong bisnisnya masing-masing.

Mobil-mobil Amerika Ini Lebih Dulu Hengkang

Hengkangnya Chevrolet, menambah jajaran mobil Amerika di Indonesia yang nyerah akan persaingan keras otomotif Tanah Air.

Sebelum Chevrolet, tercatat ada beberapa mobil Amerika yang menjual mobilnya di Indonesia. Seperti diketahui sebelumnya Ford dan Chrysler juga ikutan berkecimpung di pasar otomotif Indonesia. Namun keduanya terpaksa angkat kaki karena penjualan yang kurang memuaskan.

Chevrolet yang diprediksi bertahan, justru mengikuti jejak pendahulunya sesama mobil Amerika itu. Melalui keterangan resminya, General Motors yang menaungi merek Chevrolet menyebut akan menghentikan penjualan mobilnya di Indonesia mulai Maret 2020.

Padahal, jika melihat data penjualan yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Chevrolet sempat mampu bersaing dengan merek Jepang dan lainnya.

Persaingan penjualan mobil di Indonesia memang sangat kompetitif. Bertahun-tahun pasar otomotif Indonesia didominasi oleh para pabrikan Jepang.

Dua tahun belakangan, mobil-mobil merek China mulai masuk menawarkan mobilnya dengan harga terjangkau untuk mendobrak dominasi mobil Jepang yang hadir lebih dulu. Nyatanya, masuk dengan strategi harga lebih murah dari pabrikan Jepang, mampu membuat mobil China dilirik masyarakat Indonesia.

Kini merek mobil Amerika yang masih berjualan di Indonesia hanya tersisa Jeep. Jeep saat ini berada di bawah naungan Hascar Group. Langkah Jeep di bawah komando baru lewat Hascar Group lebih berhati-hati. Sebab produsen Amerika yang sudah lalu, mundur lebih dulu karena kalah bersaing dengan pabrikan Jepang.

Chief Executive Officer, Hascar Group Ari Utama mengatakan bakal menata ulang strategi supaya merek Jeep bisa eksis lebih lama di industri otomotif Indonesia.

"Saya perhatikan, pertama kita harus tahu selera orang Indonesia. Selera desain ya. Tidak bisa sembarangan, harga bisa ikuti kemudian, meski nanti ada positioning price kan, tapi selera dan desain itu penting," ujar Ari kepada detikcom belum lama ini.

"Mereka (pabrikan Jepang) melakukan riset itu dalam sekali (untuk pasar Indonesia), apalagi mereka punya pabrik di sini. Kita yang tidak punya pabrik harus lebih selektif dalam memilih produk, tidak bisa kita produknya Amerika banget, Eropa banget, tidak diterima sama sini," jelas Ari. (R02)

Sumber: Detik.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index