Salahkan China atas COVID-19, Senator AS: Karena Warganya Makan Kelelawar, Ular dan Anjing

Salahkan China atas COVID-19, Senator AS: Karena Warganya Makan Kelelawar, Ular dan Anjing
Senator Texas, John Cornyn | The Texas Tribune

RIAUSKY.COM - Salah satu senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, John Cornyn, baru-baru ini tengah menjadi sorotan para pengguna media sosial. 

Ketertarikan warganet kepada Senator Texas ini tidak lain lantaran ia secara terang-terangan menyalahkan China atas krisis pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia saat ini.

Makin membuat warga mengangkat alis, Cornyn bahkan mengklaim bahwa budaya warga China yang makan kelelawar, ular, atau anjing adalah faktor yang sebenarnya menyebabkan penyebaran virus corona. 

Tidak hanya itu, makin menarik perhatian publik, senator Republik ini rupanya juga salah mengutip China sebagai sumber MERS serta flu babi.

"Virus-virus ini ditularkan dari hewan ke manusia dan itulah sebabnya China menjadi sumber dari banyak virus ini seperti SARS, MERS, flu babi, dan sekarang virus corona, jadi saya pikir mereka memiliki masalah mendasar. Dan saya tidak keberatan mengidentifikasi secara geografis dari mana asalnya (virus)," ucap Cornyn seperti dilansir oleh USA Today pada Rabu (18/3).

Namun, tentu saja pernyataan Cornyn tersebut langsung menarik banyak pihak untuk memberikan kritik. 

Dalam hal ini, CNBC pada Kamis (19/3) bahkan menuliskan bagaimana Cornyn tampaknya ikut termakan mitos di mana wabah dimulai ketika ada seorang wanita China yang memakan sup kelelawar.

Seperti diketahui, kelelawar, ular, atau hewan lainnya sempat diduga mentransmisi virus corona, tetapi hingga kini masih belum dipastikan seratus persen apakah mereka bertanggung jawab terhadap munculnya SARS-CoV-2. Pun, hingga kini, asal-usul virus COVID-19 ini tetap menjadi misteri bagi para pejabat kesehatan dunia, meskipun sudah menyebar secara global.

Sementara, klaim Coryn yang mengatakan bahwa SARS, MERS, atau flu babi, semuanya berasal dari China juga jelas keliru. Kasus pertama SARS memang dilaporkan di Provinsi Guangdong, China pada tahun 2002. Namun, flu babi justru pertama kali terdeteksi di AS pada tahun 2009, dan MERS pertama kali diidentifikasi di Yordania pada tahun 2012.

Karena ucapan Cornyn ini, tidak sedikit pihak yang lantas berpikir bahwa senator Republik tersebut mengulang aksi rasisme dari seniornya Donald Trump. Pasalnya, sebelum Cornyn, Trump juga sempat menuai kritikan dari banyak pihak lantaran ia melabeli virus COVID-19 sebagai 'virus China'.

"Bisakah kita kembali ketika menjadi rasis di depan umum bukanlah hal yang keren?" tulis pengacara dan politisi asal Partai Demokrat, Bakari Sellers di Twitter.

Sementara, saat dihubungkan tentang keprihatinan orang-orang Asia-Amerika tentang rasisme, Cornyn pun sempat berdalih bahwa ia sedang berbicara tentang China, bukan Asia.

"Saya tidak setuju. Kami tidak berbicara tentang orang Asia. Kami berbicara tentang China, tempat virus-virus ini berasal dan menciptakan pandemi ini," terang Cornyn. (R01)

Sumber: Akurat.co

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index