Gawat! Hitung Skenario Terburuk Dampak Covid-19, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Nol Persen

Gawat! Hitung Skenario Terburuk Dampak Covid-19, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Bisa Nol Persen
Sri Mulyani/Net

RIAUSKY.COM - Penyebaran virus korona atau Covid-19 yang kian parah membuat pemerintah di seluruh negara mencemati dan menghitung skenario dampaknya. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Ani) menyebut, skenario terburuknya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa nol persen.

Dalam konferensi pers usai rapat terbatas melalui teleconference Jumat (20/3), Sri Mulyani menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan padanya untuk menghitung dampak Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi dengan berbagai skenario. 

Berbagai indikator dimasukkan seperti konsumsi, perdagangan internasional, harga minyak Indonesia (ICP), serta durasi atau lama pandemi virus korona berlangsung.

Indikator lain yang juga dimasukkan dalam menghitung proyeksi pertumbuhan ekonomi yakni tingkat penghunian kamar hotel, jumlah penumpang penerbangan, pembatasan mobilitas (lockdown), serta pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengurangan jam kerja. 

“Dengan melihat skenario-skenario tersebut, tentu kami melihat pertumbuhan ekonomi dari yang paling moderat pengaruhnya dari Covid, yaitu pertumbuhan ekonomi masih di atas 4 persen,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, namun apabila masalahnya bertambah berat, misalnya durasi penyebaran Covid-19 berlangsung hingga 3-6 bulan serta terjadi lockdown, maka pertumbuhan ekonomi bisa lebih rendah lagi. 

Kondisi yang lebih berat juga terlihat dari perdagangan internasional yang turun hingga 30 persen dan jumlah penumpang penerbangan yang turun 75-100 persen.

“(Jika kondisi lebih buruk tersebut terjadi) maka skenarionya bisa menjadi lebih dalam, pertumbuhan ekonomi bisa hanya 2,5 persen atau bahkan sampai ke nol persen,” ucap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

“Jadi, saat ini kami belum bisa menyampaikan precise-nya, karena penanganan Covid-19 akan sangat menentukan. Tentu kami berharap akan ada penemuan vaksin antivirus. Kalau ini bisa dilakukan cepat, tentu itu bisa memperpendek (durasi wabah),” pungkasnya. (R02)

Sumber: Jawapos.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index