Bertambah 131 Orang, Jawa Timur Masih Puncaki Pertambahan Kasus Covid-19, DKI Jakarta Posisi Kedua

Bertambah 131 Orang, Jawa Timur Masih Puncaki Pertambahan Kasus Covid-19, DKI Jakarta Posisi Kedua
Ahmad Yurianto

JAKARTA (RIAUSKY.COM)-  Masih belum ada tanda-tanda perlambatan pada penyebaran pandemi COVID-19, yang terlihat dari penambahan jumlah kasus positif. 

Hingga Jumat (22/5/2020) pukul 12.00 WIB kasus positif COVID-19 mencapai 20.796 orang, bertambah 634 orang dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Jika dilihat dari jumlah penambahan kasus positif harian, Jawa Timur kini masih memegang angka tertinggi sebanyak 131 orang dengan total 3.129. 

Jawa Timur juga menjadi provinsi kedua setelah Jakarta, dengan jumlah kasus tertinggi. 
Sementara penambahan di DKI Jakarta sebanyak 99 orang, tidak sebanyak hari-hari sebelumnya, dengan total kasus positif 6.400 orang.

"Kita masih melakukan pemantauan ODP sebanyak 47.150 orang, sementara PDP 11.028 orang. Ini menggambarkan penularan masih terjadi, masih ada sumber penularan, dan masih ada kelompok masyarakat yang rentan tertular. Selain itu masih ada hal-hal yang memungkinkan penularan karena tidak mematuhi protokol kesehatan," kata Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Jumat (22/05/2020).

Setelah Jawa Timur dan Jakarta, penambahan terbanyak tercatat di Sulawesi Selatan sebanyak 71 orang sehingga total kasus positif mencapai 1.206 orang. Selain itu penambahan di Nusa Tenggara Barat sebanyak 54 orang, sehingga total kasus positif sebanyak 464 orang. Kemudian Jawa Barat mencatat penambahan sebanyak 40 orang sehingga total kasus positif 2.002 orang.

Sementara itu, pasien sembuh bertambah 219 orang menjadi 5.057 orang. Adapun kasus kematian yang terjadi bertambah 48 orang menjadi 1.326 orang.

"PSBB adalah dalam rangka mengatur mobilitas manusia yang menjadi penyebar penyakit ini. Penularan penyakit akan bergerak bersamaan dengan pergerakan manusia. Akumulasi data lebih dari ratusan ribu spesimen yang kita periksa, puluhan ribu yang terinfeksi ini karena dinamika pergerakan manusia. Mari kita sadari betul bahwa berpergian kalau tidak diperlukan sebaiknya tidak dilakukan apalagi mudik," katanya.(R04)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index