Erick Thohir Ungkap Bagaimana Kondisi Indonesia Hingga 2022, ''Harapan Presiden Tetap Membangun Negeri...''

Erick Thohir Ungkap Bagaimana Kondisi Indonesia Hingga 2022, ''Harapan Presiden Tetap Membangun Negeri...''
Erick Thohir dan Karni Ilyas.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan banyak sisi kebijakan yang dilakukan pemerintah, termasuk upaya penanganan ekonomi di tengah pandemi Covid.

Dalam wawancaranya bersama jurnalis senior, Karni Ilyas, Erick pun apa adanya menjelaskan prediksinya terkait kondisi ekonomi Indonesia ke depan. 

''Kalau dilihat data-data, Ketika ada Covid-19 ini kan tidak ada formula yang benar. Semua terkena. Semua juga mencari formulanya. Yang namanya penjualan sebelum covid-itu kita anggap 100 persen. Tapi pada saat covid hari ini, tahun 2020 ini, ya kalau penjualannya turun 60 persen ya seperti itu,'' ungkap dia.  

Erick menjelaskan, Kondisi ini baru akan sedikit mengalami perbaikan pada tahun 2021 yang akan datang. 

''Di tahun depan itu, penjualan akan turun 30 persen. Baru di tahun 2022 akan kembali 100 persen. Nah,Karena itu, sejak awal, pemerintah kan programnya tetap, Indonesia sehat, indonesia bekerja, indonesia tumbuh,''  jelasnya. 

Dikatakan Erick, Kesehatan menjadi kebijakan yang utama yang menjadi penekanan pemerintah. 

''Kesehatannya dulu yang utama. Dengan kesehatan, ada rasa aman, dan akhirnya juga orang berani keluar, dan berani spending,'' kata pria yang pernah menjadi bos Inter Milan itu.

''Kalau ndak begitu ndak akan jalan. Mau dipaksain nonton bioskop diskon 50 persen, ndak bisa. Pak Karni Diminta pergi ke Raja Ampat diskon 75 persen juga, karena rasa amannya belum.  Karena itu, yang namanya program Indonesia sehat, Apa seperti standarisasi obat untuk menekan kematian, penyiapan fasilitas kesehatan, dan bahkan vaksinasi ini menjadi penting,'' sambung dia. 

Meski begitu, walau pemerintah mengutamakan masalah kesehatan, bukan berarti sektor lain tidak dilaksanakan. 

''Tidak mungkin karena situasinya seperti itu, pemerintah tidak melakukan program-program  yang membantu rakyatnya. Apakah bansos tunai, subsidi gaji, usaha Mikro, bantuan desa, pulsa, ini menjadi bagian sampai nanti daya beli dengan adanya vaksinasi bisa kembali,'' katanya.

Erick menjelaskan bagaimana Presiden Joko Widodo berpesan, bahwa kondisi pandemi ini tidak boleh membuat semuanya menjadi bersedih, lantas tidak membangun negeri. 

''Pak presiden harapkan juga, justru dalam kondisi seperti ini, jangan sampai kita bersedih diri, atau tidak membangun negeri ini. Tetap pembangunan infrastruktur, tetap yang namanya digital, harus jalan, supaya nanti waktu ekonominya balik kita tidak ketinggalan lagi,'' jelas dia lebih jauh. 

Erick menambahkan, dalam pembahasannya, baik IMF maupun world Bank, memprediki  indonesia bisa  tumbuh 3-5 persen tahun depan.

''Ini kan sudah baik. Dan kebijakan hari ini, dengan segala kontroversi, lockdown, no lockdown apalah, terserah, tapi secara ekonominya, kita  perlambatannya jauh lebih baik dari beberapa negara,'' imbuh dia sembari menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu, dia masih sempat melihat beberapa chart  yang menempatkan posisi Indonesia masih cukup baik dibandingkan sejumlah negara-negara besar lainnya. 

Erick juga menjelaskan, walau tidak sejajar dengan China yang kondisi perekonomiannya lebih di atas, namun dia menyebutkan, Indonesia masih sejajar dengan beberapa negara lainnya seperti Vietnam, Korea, Finlandia, Norwegia.

Namun begitu, Erick mengungkapkan kalau Indonesia tidak bisa berpuas diri dengan hasil tersebut. 

''covid-ini panjang, Nanti udah divaksin pun tetap protokol Covid-19 harus tetap diterapkan,'' kata dia.(R04) 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index