Terjadi Lonjakan Kasus, Pengaman Sebut Indonesia Belum di Puncak Gelombang Covid-19

Terjadi Lonjakan Kasus, Pengaman Sebut  Indonesia Belum di Puncak Gelombang Covid-19
Ilustrasi Covid-19.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)-  Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai lonjakan kasus harian virus corona (Covid-19) di tanah air dalam beberapa hari terakhir belum dapat disebut sebagai puncak gelombang pertama infeksi Covid-19.

Dicky menggambarkan sebaran kasus Covid-19 di Indonesia tak ubahnya seperti puncak gunung es. 

Artinya, publikasi yang selama ini diumumkan pemerintah tidak menjangkau kasus-kasus lain yang belum teridentifikasi.

"Itu belum puncak, karena memang kasus rekor itu implikasi sudah banyak kasus dan lama sekali terjadi Covid-19 di Indonesia," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (18/1).

Dicky mengatakan puncak gelombang kasus Covid-19 memang sulit diprediksi. Namun dengan melihat angka positivity rate harian Indonesia yang cetak rekor 32,82 persen pada Minggu (17/1) kemarin, ia yakin Indonesia masih belum mendekati puncak kasus.

Positivity rate Indonesia sebesar 32,82 persen pada akhir pekan lalu jauh di atas standar WHO yang menetapkan angka sebesar lima persen. 

Angka positivity rate yang tinggi itu disebut Dicky mengindikasikan pemerintah belum maksimal dalam memberlakukan upaya testing, tracing, dan treatment (3T).

Apalagi, kata dia, sejauh ini pemerintah belum berani menerapkan kebijakan 'lockdown' yang definisinya telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

"Minimnya intervensi, minimnya pembatasan mobilitas, itu yang menyebabkan gelombang pertama kita lama, memanjang, dan menguat," jelasnya.

Lebih lanjut, Dicky pun membuat hitungan prediksi berdasarkan analisis data. Ia mengingatkan bisa terjadi fase ketika kasus melebihi 50 ribu dalam sehari. Jika itu terjadi, prediksinya Dicky pandemi Covid-19 di Indonesia akan berlangsung hingga kurang lebih 14 tahun.

Imbas kondisi rumah sakit akan kolaps, serta akan banyak angka kematian dari golongan yang rawan terpapar Covid-19, salah satunya lansia dengan komorbid atau penyakit penyerta.

"Saya sudah hitung kalau kita infeksi 50 ribu saja per hari, kita akan mengalami pandemi atau mengarah ke herd immunity natural itu 14 tahun, karena penduduk kita banyak," pungkasnya.

Dalam beberapa hari terakhir kasus positif virus corona harian di Indonesia mengalami lonjakan signifikan, terutama pada empat hari berturut-turut, periode 12-16 Januari 2021. 

Rinciannya rekor tertinggi pada 16 Januari dengan 14.224 kasus, 15 Januari dengan 12.818 orang, 14 Januari sebanyak 11.557 orang, serta 13 Januari sebanyak 11.278 kasus.

Sedangkan rasio positif atau positivity rate kasus covid-19 juga sempat mencapai rekor tertinggi pada Minggu (17/1) yakni sebanyak 32,83 persen. 

Angka itu didapat dari data jumlah harian kasus positif Covid-19 yang mencapai 11.287 orang dibagi jumlah pemeriksaan harian yang dilakukan terhadap 34.370 orang, kemudian dikali 100.(R04)

Sumber Berita: cnnindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index