Mengapa Bayi Baru Lahir Sering Tersenyum Saat Tidur?

Mengapa Bayi Baru Lahir Sering Tersenyum Saat Tidur?
Bayi tersenyum saat tidur./Sumber Foto: hellosehat.com/shutterstock

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Kita pastinya sering melihat bayi yang baru lahir secara spontan tersenyum, khususnya saat tertidur.

Beberapa mitos menyebutkan bahwa bayi tersenyum saat tidur karena sedang diajak main atau bercanda dengan makhluk halus.

Tak jarang hal ini membuat orang tua takut dan cemas.

Jika ini terjadi juga pada si kecil, Anda tak perlu cemas. Tersenyum saat tidur itu wajar kok, bahkan ada penjelasan ilmiahnya. Lantas, mengapa si kecil sering tersenyum saat terlelap?

Sebenarnya, ketika beberapa minggu awal setelah persalinan, senyum yang dimiliki bayi muncul bukan karena mereka merespon sesuatu atau sedang merasa senang. 

Hal ini adalah reflek alami yang dimiliki setiap bayi.

Dilansir dari hellosehat.com, disebutkan kalau  kondisi ini disebut dengan neonatal smiling, yaitu ketika bayi baru lahir spontan tersenyum, bukan karena apapun.

Reflek senyum ini sudah dimiliki setiap bayi sejak mereka di dalam rahim yang berasal dari rangsangan bagian subkortikal otak

Nah, senyum ini juga spontan terjadi ketika si kecil sedang terlelap dalam tidurnya. Apalagi, jika bayi sedang mengalami tahapan tidur REM. Pada tahap ini, bayi akan tertidur pulas dan kegiatan rangsangan otak akan meningkat, termasuk pada bagian subkortikal.

Maka itu, Anda akan sering melihat bayi tersenyum saat tidur ketika awal-awal minggu kelahirannya. Namun seiring bertambahnya usia, respon senyum ini akan berkurang.

Senyum bayi juga menunjukkan perkembangan emosinya

Jika bayi sudah memasuki usia 2 bulan, maka senyum yang dimilikinya tidak lagi spontan yang berasal dari rangsangan otak. Bayi akan mulai tersenyum akibat merespon berbagai hal yang ia lihat, tentu saja senyum tersebut hasil dari respon emosionalnya.

Pada usia ini, otak bayi berkembang, pengelihatannya mulai membaik, dan mulai mengenali wajah orang di sekitarnya. Bayi juga akan menanggapi rangsangan suara yang muncul, seperti suara ibu, ayah, atau mainannya. Tanggapan yang diberikan bayi ini adalah dengan senyuman.

Seiring meningkatnya kemampuan bayi merespon rangsangan dari lingkungannya, rangsangan bagian subkortikal otak mulai berkurang. Semakin besar usianya, Anda juga akan semakin jarang melihat ia tersenyum saat tidur.

Saat bayi memasuki usia 5-6 bulan mereka memiliki berbagai bentuk senyuman hingga tertawa serta menunjukan emosinya, yaitu bahagia, senang, dan ketertarikan akan sesuatu hal.

Selanjutnya memasuki usia 7-8 bulan bayi semakin aktif berinteraksi, bukan hanya memberikan respon berupa senyuman, bayi mulai banyak memberikan respon audio dengan mengeluarkan suara kecilnya sambil tersenyum.(R04)

Sumber Berita: hellosehat.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index