Luhut Wanti-Wanti Lonjakan Kasus Covid Jelang Libur Nataru

Luhut Wanti-Wanti Lonjakan Kasus Covid Jelang Libur Nataru
Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Masa liburan akhir tahun biasanya menjadi momentum terjadinya lonjakan kasus Covid-19, karena tingginya mobilitas masyarakat yang melakukan liburan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah mengambil pendekatan yang hati-hati dalam menghadapi periode liburan Natal dan tahun baru (Nataru).

Luhut mengatakan, belajar dari pengalaman sebelumnya, lonjakan mobilitas pada periode Nataru berdampak pada kenaikan kasus yang kemudian menyebabkan pemulihan ekonomi menjadi mundur.

Makanya, pendekatan dimaksud yaitu dengan cara mendorong tingkat vaksinasi mencapai 80% untuk dosis 1 dan 60% untuk dosis 2.

"Dikombinasikan dengan penggunaan Peduli Lindungi yang lebih luas dan penguatan 3T, saya yakin pandemi tetap terkendali tahun depan, sehingga ekspansi ekonomi menguat. Disamping itu kita lihat obat Covid ini semakin maju, saya pikir ini langkah agresif yang dilakukan oleh Indonesia," kata Luhut, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, Kamis (25/11/2021).

Koordinator PPKM Jawa dan Bali ini menjelaskan bahwa Indonesia berhasil dengan cepat menurunkan dan mengendalikan pandemi, sehingga saat ini berada pada posisi level 1. Dengan demikian, pemulihan ekonomi bisa berjalan cepat.

"Keberhasilan kita secara cepat menurunkan kasus dan mengendalikannya pada tingkat yang rendah, menyebabkan pemulihan ekonomi berjalan cepat," ujarnya.

Dia menjelaskan, di kawasan level 1 saat ini hanya diduduki oleh India, China, Jepang, Indonesia, Thailand. Oleh karena itu, RI telah diapresiasi banyak negara karena mampu mengendalikan penularan Covid-19.

Di sisi lain, terkendalinya kasus Covid-19 dan pembukaan ekonomi yang dilakukan secara bertahap mampu menahan perlambatan ekonomi pada triwulan III lalu. Meski melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II sebesar 7,1%, tetapi realisasi triwulan III sebesar 3,5%, lebih tinggi dari perkiraan awal sebelum PPKM diterapkan.

Penurunan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga, investasi, dan industri pengolahan juga lebih rendah dibandingkan dengan periode PSBB. Indikator tersebut, menurut Menko Luhut, menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia beradaptasi menghadapi pandemi Covid-19.(R03)

Sumber Berita: cnbcindonesia.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index