Presiden Perintahkan Kepala BNPB Pastikan Penanganan Darurat Guguran Awan Panas Semeru

Presiden Perintahkan Kepala BNPB Pastikan Penanganan Darurat Guguran Awan Panas Semeru
Letusan gunung Semeru mengeluarkan debu vulkanik dan lahar dingin./ Sumber Foto: tangkapan layar/ youtube.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)-  Presiden RI Joko Widodo  memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan langkah tanggap darurat penanganan pasca erupsi Gunung Semeru  Lumajang, Jawa Timur.

''Atas petunjuk Bapak Presiden, kami juga, Kepala BNPB dengan tim, besok pagi kesempatan pertama akan segera ke Lumajang, ke daerah bencana, untuk memastikan tahap-tahap penanganan darurat, khususnya penanganan pengungsi ini bisa berjalan secara tepat dan cepat, dan tentunya kebutuhan dasar dari para pengurus ini akan kami yakinkan untuk terdukung secara maksimal,” ujar Mayor Jenderal TNI Suharyanto Sabtu (04/12/2021) malam.

Selain itu, imbuh Kepala BNPB, pihaknya juga telah mengirimkan tim reaksi cepat untuk bekerja sama dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) dan pihak terkait lainnya dalam upaya tanggap darurat bencana.

“Dari BNPB malam ini juga kami sudah mengirimkan tim reaksi cepat untuk mendampingi BPBD Kabupaten Lumajang dan BPBD Provinsi Jawa Timur yang bergerak bersama dengan unsur dari Kementerian Kesehatan. Malam ini bergerak lewat darat dan membawa logistik antara lain selimut makanan siap saji, terpal, tenda darurat, matras, dan logistik dasar lainnya,” ujarnya.

Suharyanto menambahkan, BNPB juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan upaya tanggap darurat tersebut berjalan dengan maksimal.

“Kami sudah melaksanakan koordinasi, sudah berkirim surat kepada Panglima TNI untuk meminta bantuan, baik personil dan alat peralatan. Kemudian juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi (Jawa Timur), dan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memastikan langkah-langkah penanganan masyarakat khususnya yang terdampak bencana erupsi ini, para pengungsi, kebutuhan dasarnya ini bisa terpenuhi secara maksimal,” ujarnya.

Respons Cepat BPBD
Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Sabtu (04/12/2021) pukul 15.20 WIB.

“Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter,” papar Kepala BNPB.

Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

“Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah,” terang Suharyanto.

Sebagai respons cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Selanjutnya, tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

“Lokasi pengungsian yang saat ini ada dan sudah terisi ada di tiga desa dan di dua kecamatan, yaitu di Desa Supiturang dan Desa Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro,” ujarnya.

Suharyanto mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di lokasi terdampak agar tetap tenang dan waspada serta terus mengikuti informasi dari pemerintah, baik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, BNPB, maupun instansi terkait lainnya.(R02)


 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index