Edy Natar Cerita Bangun Jam 3 Subuh Terima 7 Pesan Masuk Tentang Banjir di Pekanbaru...

Edy Natar Cerita Bangun Jam 3 Subuh Terima 7 Pesan Masuk  Tentang Banjir di Pekanbaru...
Gubernur Riau Edy Natar Nasution.

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Gubernur Riau Edy Natar Nasution meminta seluruh jajaran pemerintah untuk peka dan peduli dengan permasalahan apa yang dikeluhkan oleh masyarakat.

Dia pun menyebutkan, kalau apapun yang dilakukan pemerintah sulit untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat bila tiga hal tidak diperhatikan.

''Kenyangkan dulu perutnya, sehatkan tubuhnya dan tenangkan pikirannya,'' gugah Edy Natar dihadapan ratusan stake holder kabupaten dan kota yang hadir pada Rapat Koordinasi (Rakor) Akselerasi Penyediaan Pangan Provinsi Riau  di Hotel Prime Park Pekanbaru, Kamis (7/12/2023).

''Tidak mungkin anda bisa meminta masyarakat ikut membantu pemerintah, sementara perut mereka kosong, kesehatan mereka terganggu dan mereka tidak punya pekerjaan,'' jelas Edy Natar.

Karena itulah, dia meminta seluruh jajaran pemerintah untuk peka dengan menyusun program pembangunan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, bukan semata mengacu program.

Edy pun mengungkapkan momen dimana dia prihatin dengan keluhan masyarakat yang dialamatkan kepada dirinya melalui pesan pribadi melalui nomor telponnya.

''Pernah beberapa waktu yang lalu, 1 atau 2 bulan yang lalu, pada saat hujan lebat satu harian, saya bangun jam 3 subuh, ada 7 pesan masuk ke WA saya, semuanya mengeluhkan tentang banjir di sekitar rumahnya. Bahkan salah satunya diikuti video dengan caption beginilah kondisi banjir di rumah kami pak Wagub. Air sampai sepinggang,'' ungkap Edy Natar.

''Saya membayangkan dimana anaknya saat itu tidur, sementara saya saat itu bangun jam 3 dengan kondisi terbangun di tempat yang baik. Pernah tidak kita memikirkan hal-hal yang seperti ini?'' tanya Edy Natar kepada seluruh peserta.

''Makanya, sebetulnya, kepada seluruh kawan-kawan baik yang di dinas yang membantu apakah para bupati, wali kota, membantu gubernur dengan jabatannya hari itu, orientasikan semua di bidang kita itu untuk bagaimana menghadapi keluhan-keluhan masyarakat itu. Ketika menyusun anggaran itu, bukan hal yang lain, ini dulu yang menjadi prioritas untuk bisa teratasi baru kita bicara yang lain,'' tegas dia.

''Bagaimana kita bisa mengatasi banjir ini segera. Saya malam itu saya dapat informasi masyarakat, jam 6 pagi saya telpon rekan-rekan di PUPR, bisa nggak kalian survei apa yang disampaikan masyarakat ini? Mereka turun, ternyata di tempat itu ada paret yang sudah sekian lama mumpet dan air tidak bisa berjalan. Akhirnya kita coba normalisasi sepanjang 300 meter, lebar 4 meter, kedalaman 4 meter, Alhamdulillah teratasi,'' jelas dia.

Artinya, lanjut dia, apa  yang selama ini tidak pernah tersentuh oleh pemerintah itu bisa teratasi. ''Yang selama ini satu hari air dari pagi sampai sore baru susut, setelah dilakukan normalisasi  satu jam kurang air bisa berjalan, salah satunya di Tenayan sana. Sungai Teleju itu kita normalisasi, sehingga airnya bisa mengalir ke Sungai Siak,'' papar dia lagi.

Edy mengungkapkan, ada 4 lokasi yang telah dia lakukan penanganan dengan cara tersebut, dan keempat-empatnya berhasil diatasi.

Dikatakan dia, ini sebenarnya gambaran permasalahan, yang harusnya bisa dipikirkan bersama oleh jajaran pemerintah dalam membuat prioritas penanganan di tengah masyarakat.

Masalah, banjir ini, di setiap daerah juga ada, akar permasalahannya juga berbeda. Tapi, pemerintah bisa membuat kebijakan yang mengacu pada apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, itulah yang harusnya didahulukan sebelum memikirkan hal-hal yang lain.(R02)
 

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index