Dosen Universitas Islam Riau Melakukan Pendampingan kepada Sekolah Inklusi SMP YLPI Pekanbaru

Dosen Universitas Islam Riau Melakukan Pendampingan kepada Sekolah Inklusi SMP YLPI Pekanbaru
Dok. Istimewa

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Perhentian Marpoyan Pekanbaru yang beralamat di Jl. Kaharuddin Nasution KM 11 Perhentian Marpoyan Pekanbaru merupakan salah satu sekolah swasta dengan status akreditasi A yang berada di bawah naungan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Riau. Sejak tahun 2017, SMP YLPI telah ditetapkan sebagai salah satu sekolah inklusi sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Pekanbaru.

Menurut keterangan kepala sekolah, saat ini SMP YLPI memiliki 7 siswa berkebutuhan khusus. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu guru-guru mengenai pelaksanaan dan kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan inklusif di SMP YLPI.

Dosen-dosen Universitas Islam Riau yaitu Juliarni Siregar, M. Psi, Psikolog, Yulia Herawaty, S. Psi, MA dan Duta Fisdian Adni, S, IP, M. IP memberikan pendampingan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif dalam rangka program pengabdian masyarakat internal Universitas Islam Riau. Program ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan Desember 2023.

Kegiatan yang dilaksanakan mulai dari asesmen kebutuhan SMP YLPI terhadap pendampingan yang akan diberikan yaitu dengan melakukan wawancara secara khusus kepada Kepala sekolah yang telah dilaksanakan pada 13 Juni 2023. Kegiatan asesmen dilanjutkan dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) kepada Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan perwakilan guru.

Dalam FGD, kepala sekolah menyampaikan bahwa pihak sekolah sangat membutuhkan pendampingan dalam bentuk pelatihan kepada guru untuk dapat mengenal lebih baik kebutuhan khusus siswa dan bagaimana memberikan pembelajaran yang sesuai. Jika memungkinkan dapat diberikan pelatihan bagi guru dalam menyusun Rancangan Pembelajaran Individual untuk siswa berkebutuhan khusus.

Untuk program jangka panjang, kepala sekolah berharap agar dapat didampingi dalam membangun Pusat Layanan Disabilitas sehingga ada unit di sekolah yang fokus dalam manajemen pendidikan inkusif di SMP YLPI, namun hal ini memerlukan persetujuan dari pihak Yayasan. Selain itu, jika memungkinkan, pihak sekolah juga berharap dapat dilaksanakan program Praktek Kerja Lapangan mahasiswa Fakultas Psikologi yang secara khusus dilatih untuk menjadi shadow teacher sehingga dapat membantu kesulitan orangtua dalam menyediakan shadow teacher bagi anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Oleh karena itu, sebagai langkah awal, tim dosen UIR memberikan 4 program yang telah dilaksanakan sampai dengan Desember 2024 yaitu:

1.Psikoedukasi non pelatihan kepada guru dengan tema “mengenal sekolah inklusi”.
Adapun materi yang akan disampaikan yaitu:
a.Mengenal konsep inklusivitas dan pendidikan inklusi
b.Kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia
c.Tujuan dan prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan inklusif
d.Adaptasi kurikulum pendidikan inklusif
e.Adaptasi lingkungan pembelajaran sekolah inklusi

2.Psikoedukasi non pelatihan kepada guru dengan tema “mengenal siswa berkebutuhan khusus” yang meliputi karakteristik atau ciri-ciri peserta didik yang memiliki hambatan penglihatan, pendengaran, intelektual, fisik motorik, emosi dan perilaku, peserta didik lamban belajar, berkesulitan belajar spesifik, cerdas istimewa dan bakat istimewa, autistic spectrum disorder, attention deficit hiperactivity disorder, dan peserta didik dengan hambatan majemuk / tuna ganda.

3.Pelatihan keterampilan dalam mendeteksi kebutuhan khusus siswa dengan menggunakan Strength and Difficulties Questionnairre (SDQ)

4.Pelatihan keterampilan dalam menyusun rancangan Program Pendidikan Individual (PPI) untuk siswa berkebetuhan khusus.

Secara keseluruhan, semua rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat telah berjalan dengan baik dimana terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai sekolah inklusi, peserta didik berkebutuhan khusus, deteksi dini masalah emosi dan tingkah laku dan menyusun PPI bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Meskipun data menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan, namun perlu untuk dilakukan pendampingan lebih lanjut dalam realisasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki.

Misalnya bagaimana penggunaan instrumen skrining pada Penerimaan Peserta Didik Baru untuk Tahun Ajaran 2024/2025 nantinya. Bagaimana memulai menyusun PPI untuk semua mata pelajaran dan siapa yang akan mengevaluasi dan mengkoreksi PPI yang telah dibuat etrsebut. Oleh karena itu, diperlukan pengabdian lanjutan untuk mempersiapkan manajeman pelakasanaan sekolah inklusi pada SMP YLPI dalam bentuk pendirian Pusat Layanan Disabilitas (PLD). Namun, tantangan yang akan dihadapi adalah perlunya persetujuan dari pihak Yayasan yang menaungi SMP YLPI. (*)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index