Marak Penyelundupan, Pelabuhan Dumai Bakal Jadi Pintu Masuk Resmi Bawang Impor

Marak Penyelundupan, Pelabuhan Dumai Bakal Jadi Pintu Masuk Resmi Bawang Impor
DUMAI (RIAUSKY.COM) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai Zulkarnaen mengatakan, pelabuhan setempat tengah diusahakan jadi pintu masuk bawang impor karena permintaan konsumen tinggi dan harga jauh lebih murah dibanding lokal.
 
Disperindag memperjuangkan status pelabuhan sebagai pintu masuk bawang dengan mengusulkan revisi Peraturan Menteri Pertanian nomor 43 tahun 2013 tentang tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan sayuran umbi lapis segar.
 
"Pembatasan pintu masuk bawang di pelabuhan menyebabkan harga di pasaran kerap tinggi karena permintaan banyak dan marak aktivitas penyelundupan, sehingga Disperindag Dumai mengusulkan agar peraturan direvisi," kata Zulkarnaen kepada wartawan pekan lalu.
 
Sebelum kebijakan Permentan 43/2013 keluar, Pelabuhan Dumai merupakan salah satu tempat pemasukan bawang merah, namun sejak dibatasi pihaknya bersama elemen masyarakat setempat berjuang bersama untuk membuka kran tersebut.
 
Selain itu, berdasarkan surat dari Badan Karantina Pertanian pada 2014 silam, mengizinkan beberapa negara untuk memasukkan bawang bombay bukan untuk bawang merah, padahal Malaysia dan Thailand merupakan pengekspor bawang merah.
 
Sedangkan terkait maraknya penyelundupan bawang merah ini, dia menilai memag merugikan negara karena tidak ada pajak yang dibayarkan dan ditambah persoalan hama yang belum diketahui dampak penyakit yang bisa ditimbulkan,Sementara, Kepala Dinas Pertanian Dumai Dwi Oristyawan menyebutkan, urusan pembatasan pintu masuk bawang merah ini merupakan kewenangan pihak Karantina.
 
"Itu karantina, bukan wewnang Distan," sebutnya. 
 
Warga Dumai berharap pemerintah dapat mengendalikan harga komoditi kebutuhan bahan pokok, termasuk bawang merah jelang memasuki bulan suci Ramadhan awal Juni mendatang.
 
"Biasanya mendekati bulan puasa harga bahan pokok akan naik, karena itu kami meminta agar pemerintah dapat mengatasi persoalan ini sebab ekonomi sekarang sulit," kata seorang warga ibu rumah tangga. (R02/MCR)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index