Catat Ya...Puncak Musim Hujan di Riau Bulan Maret

Catat Ya...Puncak Musim Hujan di Riau Bulan Maret
Ilustrasi

PEKANBARU (RIAUSKY.COM) - Puncak musim hujan di Provinsi Riau terjadi pada bulan Maret hingga April 2016. Dengan demikian, bahaya banjir dan lonsor masih mengancam daerah tersebut.

 
"Kalau puncak musim hujan di tahun 2016 pada pertengahan Maret sampai April. Itu kan sedang puncaknya musim hujan periode pertama di tahun ini," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru.
 
Pihaknya, kata dia, sudah melakukan koordinasi dengan masing-masing daerah di provinsi tersebut untuk bersiaga mewasdai bahaya banjir dan longsor terutama daerah yang dianggap rawan.
 
Selain itu, kata dia, BMKG Stasiun Pekanbaru juga telah mengirimkan pemberitahuan rutin atau setiap hari terkait informasi cuaca kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau intansi terkait 12 kabupaten/kota di Riau.
 
"Tujuan kita, agar warga di daerah rawan banjir dan longsor supaya berhati-hati dengan bersiaga di musim hujan ini," terangnya.
 
"Bagi mereka yang secara kebetulan tinggal daerah rawan banjir atau lonsor, maka kita harapkan dapat melihat tanda-tanda gejala alam untuk selamatkan diri atau keluarga, sebelum atau ketika bencana tersebut terjadi," tambah Sugarin.
 
Pemerintah Provinsi Riau pekan lalu telah menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor karena mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia.
 
"Selain itu, sudah ada tiga pemerintah kabupaten yang telah menyatakan status tanggap darurat banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edward Sanger.
 
Ditetapkannya status siaga darurat banjir dan longsor, lanjut dia, maka masing-masing pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat dalam penggunaan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.
 
"Bahkan, BPBD Riau juga telah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp500 juta yang dibagi dua untuk Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu," katanya.
 
Edward menjelaskan, banjir di Kampar hingga kini menggenangi 56 desa pada 12 kecamatan dengan ketinggian air berkisar 1,7 meter. Korban yang terdampak banjir mencapai 26.614 kepala keluarga atau mencapai 133.070 jiwa.
 
Lalu banjir di Rokan Hulu meluas hingga di tujuh kecamatan dengan jumlah korban yang terdampak sedikitnya mencapai 11.438 jiwa.
 
"Sementara itu, kami kesulitan ketahui kondisi dan korban banjir di Kuantan Singingi karena daerah itu belum memiliki BPBD. Meski begitu, bupati Kuantan Singingi sudah menetapkan status tanggap darurat banjir," kata dia. (R02/ILC)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index