RENGAT (RIAUSKY.COM) - Sebagian wilayah di kabupaten Indragiri Hulu, terutama yang berada jauh dari aliran sungai mulai merasakan krisis air bersih.
Hal ini terjadi karena hingga saat ini di kabupaten Indragiri Hulu sudah minim turunnya hujan karena memasuki musim kemarau.
Sebagai contoh wilayah Rengat Barat diantaranya Sungai Baung, Pematang Jaya, Tani Makmur dan Bukit Petaling. Empat desa tersebut dimana warga biasa mendapatkan dari sumur galian yang berada pada rumah masing-masing.
"Sumur-sumur memang sudah mulai kering, biasanya jika memang terjadi kekeringan, maka biasanya warga akan mengambil air dari aliran sungai kecil yang letaknya jauh dari rumah warga, ungkap warga dusun Binjai desa Sungai Birkanaung, Surya Abdi.
Kondisi serupa juga mulai dialami oleh masyarakat kecamatan Batang Cenaku. Sumur-sumur warga juga mulai kering, meskipun belum kering total, namun menurut warga sudah krisis.
Anggota DPRD Inhu, Sugeng Riyono yang berdomisili di Batang Cenaku mengakui kondisi tersebut.
"Belum kering total, namun air terus surut dan mengkhawatirkan jika tidak juga kunjung hujan turun dan kemarau berkepanjangan, ucap Sugeng.
Sementara itu, Kepala BMKG Rengat Yohanes mengungkapkan musim kemarau sudah dimulai sejak minggu ketiga Mei lalu dan akan berlangsung hingga minggu ketiga September.
"Kondisi ini memang mengkuatirkan, terutama bagi masyarakat yag memang sangat bergantung pada turunnya hujan untuk membasahi lahan pertanian dan juga mendapatkan air bersih, ucapnya.
Menurut Yohanes dalam dua minggu ini, ada peluang hujan pada wilayah Inhu bagian Tengah dan Inhu bagian Timur, seperti Rengat, Rengat Barat dan wilayah Batang Cenaku. Semoga prakiraan cuaca tersebut bisa terjadi, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat dapat terpenuhi.
Yohanes juga meminta kepada seluruh elemen dapat hendaknya waspada terhadap Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) yang bisa saja terjadi pada keadaan kemarau panjang ini. (R13)
Listrik Indonesia
