Ibu Korban Teriak Histeris, Mana Anakku...Mana Anakku...

Ibu Korban Teriak Histeris, Mana Anakku...Mana Anakku...
Ilustrasi

SIMALUNGUN (RIAUSKY.COM)- Motif kasus terbunuhnya Riki Pradana (18) oleh sahabatnya, Dedi Setiawan (28) masih menimbulkan tanda tanya.

Apalagi proses terbunuhnya Riki, diluar perkiraan banyak orang, termasuk kawan-kawan korban. Tiba-tiba saja, pelaku, Dedi mengeluarkan arit dan menghunjamkannya ke arah kepala Riki.

Beberapa kali Riki berhasil menangkis menggunakan tangan, hingga jari-jarinya nyaris putus. Namun, berikutnya, darah pun mengalir deras. Kepala dan tubuh Riki berlumur darah. Dia pun dilarikan ke rumah sakit dan dilaporkan meninggal di rumah sakit.

Di rumah sakit, ibu, adik dan opung korban langsung histeris begitu mengetahui anak dan cucu kesayangannya telah tiada. Mereka terlihat langsung lunglai dan tak sadarkan diri. Begitu sadar kembali, ibunya Legiani langsung berteriak-teriak. “Mana anakku… Mana anakku… Anakku tidur kan? Anakku tidak matikan?” katanya histeris.

Tak lama setelah itu, jasad korban pun diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk diotopsi. Saat berada di ruang jenazah diketahui, Riki mendapat 7 luka bacokan di bagian kepala dan badannya.

Sementara itu di Nagori Bah Tobu, warga yang mengetahui kebrutalan pelaku, langsung marah atas peristiwa yang terjadi. Tanpa dikomandoi, ratusan warga keluar rumah untuk mencari pelaku.

Melihat warga yang sudah tersulut emosi itu, personel Satuan Reskrim Polsek Serbalawan yang sudah berada di TKP, langsung mengamankan orangtua pelaku dengan cara mengungsikannya dari rumahnya.

Kemudian polisi yang dipimpin Kanit Reskrim Polsek Serbalawan Iptu Subakir berusaha menenangkan warga, tapi tak berhasil. Seolah emosi warga tak terbendung. Mereka menyisir beberapa tempat untuk menemukan Ded.

Sekira pukul 01.00 WIB, pelaku akhirnya ditemukan warga. Namun saat itu kondisinya sudah tak bernyawa. Ded ditemukan tewas tergantung di pohon aren yang berada di belakang rumahnya.

Hal itu ternyata belum diketahui semua warga. Ratusan orang yang masih menyisir kampung itu sebelumnya sempat melihat sepedamotor Yamah jupiter korban yang terparkir tak jauh dari kediamannya. Selanjutnya tanpa dikomandoi, sepedamotor itu pun dibakar massa.

Polisi yang mengetahui kejadian kembali berusaha menenangkan warga yang sudah emosi. Aksi mulai reda setelah polisi memberitahukan bahwa korban ditemukan sudah tak bernyawa dan tergantung di pohon aren. Setelah itu polisi menyarankan warga kembali ke rumahnya masing-masing.

Selanjutnya, setelah suasana reda, polisi menurunkan jasad Dedi dari atas pohon aren. Kemudian jenazah diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk keperluan visum.

Sebelumnya saat diperiksa tim medis, tanda-tanda Dedi bunuh diri sudah ditemukan oleh tim medis dan personel Sat Reskrim Serbalawan. Namun untuk memastikannya, jenazah pelaku pun divisum lagi.

Kapolsek Serbalawan AKP M Surbakti melalui Kanit Reskrim Iptu Subakir SH, membenarkan adanya kejadian pembunuhan yang menewaskan Riki Pradana Sinaga tersebut.

Dia mengungkapkan, saat ini personel Sat Reskrim Polsek Serbalawan masih melakukan penyelidikan untuk menyingkap motif pembunuhan yang dilakukan pelaku.

“Kita sudah melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa bangkai sepedamotor yang sudah hangus terbakar, sebilah arit dan parang, serta seutas tali nilon yang dipergunakan pelaku untuk gantung diri,” katanya.(R01/RPG)

Listrik Indonesia

#pembunuhan sadis di Simalungun

Index

Berita Lainnya

Index