Siswa SMP Disabung 3 Lawan 3 Pakai Celurit dan Samurai, Satu Tewas, Seorang Kritis di Rumah Sakit

Siswa SMP Disabung  3 Lawan 3 Pakai Celurit dan Samurai, Satu Tewas, Seorang Kritis di Rumah Sakit
Ilustrasi perkelahian antar pelajar.

BOGOR (RIAUSKY.COM)- Kasus kematian seorang pelajar SMP berinisial I (13) di jalan alternatif Terminal Bubulak, Kota Bogor dua hari lalu, mengungkap fakta mengerikan dari pergaulan anak saat ini.

Penyebab kematian korban akhirnya diketahui disebabkan oleh sabetan dan bacokan samurai dan clurit yang menghunjam tubuhnya hingga terkapar. Bukan duel; satu lawan satu, tapi 3 lawan 3 bersenjata tajam. 

I sendiri tewas setelah masuk dalam arena gladiator pertarungan 3 lawan 3 antar sekolah yang berlangsung tidak seimbang. 

Kubu sekolah A dilengkapi dengan senjata celurit per orang. Sedang sekolah B hanya memiliki satu buah samurai. Korban akhirnya terkapar setelah dihunjam senjata tajam mematikan pada perut dan bagian kepalanya. 

Sementara satu rekan I,  berinisial FR (13) harus mendapatkan perawatan intensif karena  mengalami luka serius di perutnya.

Pasca pertarungan hidup mati itu, Polisi pun telah mengamankan 7 pelaku yang terlibat kasus tersebut.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan ketujuh pelaku yang telah diamankan tersebut masing-masing berinisial FR (13), MP (13), RH (16), MF (14), PM (16), KN (16) dan IJ (21).

"Mereka yang diamankan itu dari pelajar dua sekolah berbeda dan satu orang alumni. Pelaku yang di bawah 14 tahun kita titipkan ke panti rehabilitasi anak," kata Ulung, di Mapolresta Bogor Kota, Kamis (2/8/2018).

Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui korban tewas bukan karena tawuran pada umumnya melainkan sengaja diadu dengan sekolah lain menggunakan senjata tajam tiga lawan tiga.

"Jadi kalau dulu sempat ada kasus serupa melibatkan anak SMA istilahnya 'gladiator', kalau ini anak SMP mereka menyebutnya 'acara'. Korban sengaja diadu dengan pelajar sekolah lain tiga lawan tiga," jelasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Agah Sonjaya menjelaskan secara teknis perkelahian antar pelajar itu sengaja dilakukan yang diinisiasi oleh alumni masing-masing sekolah.

"Sebelumnya alumni masing-masing sekolah mencari tiga petarung. Setelah dapat mereka dipertemukan untuk berkelahi. Sebenarnya ini sudah kesekian kali, tapi baru kemarin pakai senjata tajam," ujar Agah.

Nahas, saat kejadian korban bersama dua temannya hanya mempunyai satu senjata tajam berupa samurai. Sementara, kubu lawan masing-masing sudah mempersenjatai diri dengam cerulit.

"Ini pertarungan tidak seimbang di mana kubu lawan ada tiga orang sudah siap membawa cerulit, sedangkan kubu korban hanya satu orang yang bawa. Sehingga korban dikeroyok," papar Ulung.

Akibatnya, korban tewas dengan luka bacok di bagian pinggang dan kepalanya. Sementara satu rekannya berinisial FR (13) mengalami luka serius di perutnya dan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Total korban ada dua, satu meninggal dan satu masih dirawat di RS Medika Dramaga," tambahnya.

Lebih mirisnya lagi, perkelahian antar pelajar itu didokumentasikan oleh alumni berupa video dengan ponsel untuk nantinya akan diunggah di Youtube. Hal itu dilakukan hanya untuk mencari kepuasan belaka.

"Ini tidak pakai uang, hanya untuk kepuasan belaka dan mengunggahnya di Youtube. Kita lihat kan banyak video tawuran atau perkelahian yang direkam kemudian diunggah, itu tujuan mereka," papar Agah.

Atas perbuatannya, para pelaku dapat dijerat dengan Pasal 76 c Jo Pasal 80 Ayat 1,2 dan 3 Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2014 atas perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

"Ancaman hukumannya 15 tahun penjara. Sekarang kita masih terus menyelidiki kasus ini dan mencari dua pelaku lainnya yang masih buron," pungkas Ulung.(R04)


Sumber Berita: Okezone

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index