Eddy M Yatim dan Agung Nugroho Diperiksa Terkait Pengrusakan Atribut Demokrat dan PDI Perjuangan

Eddy M Yatim dan Agung Nugroho  Diperiksa Terkait Pengrusakan Atribut Demokrat dan PDI Perjuangan
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Pekanbaru Agung Nugroho selepas pemeriksaan di Mapolresta Pekanbaru. Foto: riauterkini

PEKANBARU (RIAUSKY.COM)- Polresta Pekanbaru melakukan pemeriksaan terhadap Sekretaris DPD Riau Partai Demokrat, Eddy A Mohd Yatim, Rabu (19/12/2018) terkait laporan pengrusakan atribut Partai Demokrat  pada Sabtu (15/12/2018) lalu.

Eddy diperiksa sebagai saksi pelapor dalam peristiwa yang sempat menghebohkan saat kunjungan dua tokoh nasional, yakni Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Eddy datang didampingi tim advokasi Partai Demokrat juga Ketua Partai Demokrat Riau, Asri Auzar. 

''Ya, kami datang untuk memenuhi panggilan Polresta Pekanbaru sebagai saksi pelapor terkait pengrusakan simbol dan atribut Partai Demokrat,'' ungkap Eddy.

Dia juga menyebutkan, kedatangannya adalah dalam upaya menuntaskan perkara pengrusakan atribut partainya tersebut secara jelas dan terang benderang. ''Makanya disini juga ada Ketua DPD, tim advokasi juga kader lainnya. Ini bentuk kebersamaan kami karena sudah menyangkut nama baik dan perlakuan terhadap simbol-simbol partai,'' ungkap anggota DPRD Riau Fraksi Demokrat itu.

"Kami menghormati semua proses yang sedang berjalan dan berharap segera tuntas," ungkap dia.

Eddy juga mengungkapkan, langkah yang dilakukan ini merupakan tindaklanjut dari laporan Partai Demokrat terkait pengrusakan atribut partai dengan tersangka pria berisinial HS. 

"Ini juga sesuai dengan arahan Ketum Pak SBY pada pertemuan terbatas kemarin, dimana arahannya agar mengikuti semua proses ini sesuai dengan ketentuan. Bahkan DPP ikut menurunkan tim advokasi dan pendampingan untuk masalah ini," jelasnya.

Agung Nurgoho Juga Diperiksa 

Tak hanya Eddy M Yatim yang diperiksa penyidik kepolisian, Ketua DPC Partai Demokrat Pekanbaru, Agung Nugroho juga diperiksa sebagai saksi dalam perkara pengrusakan atribut milik pader Partai PDI perjuangan, Effendi Sianipar di Tenayan Raya.

Agung diperiksa selama satu jam lebih dan dicecer 14 pertanyaan. Agung datang memenuhi panggilan penyidik didampingi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon dan tim advokasi Partai Demokrat. 

''Jadi diperiksa sebagai saksi atas perkara pengrusakan baliho Caleg PDI P bernama Efendi Sianipar. Tersangkanya ada dua orang,  Sahri Kasmi dan M Alwi. Dari pertanyaan yang diajukan, semuanya tidak ada keterkaitan dengan Mas Agung, selaku ketua DPC Partai Demokrat Pekanbaru,'' ungkap Jansen Sitindaon.

''Kedua orang tersebut, tidak punya Kartu Tanda Anggota Partai Demokrat, juga bukan pengurus. Tidak ada di struktur, jadi tidak ada kaitannya dengan Demokrat,'' ungkap dia. 

Jansen sempat menyindir tentang pelanggilan ini yang menurutnya  seperti  penterjemahan penjelasan Menko Polhukam Wiranto yang menyebutkan ada keterlibatan kader Partai Demokrat dalam pengrusakan atribut  caleg PDI perjuangan di Tenayan Raya.

"Saya melihat ini seperti terjemahan dari yang disampaikan pak Wiranto (Menko Polhukam) beberapa hari lalu. Ada kader demokrat yang terlibat katanya, hari ini kader demokrat sudah dipanggil untuk diperiksa. Beliau juga mengatakan ada kader PDI P yang juga ikut terlibat. Kapan itu kader PDI P nya dipanggil, atau kalau mengikuti kalimat pak Wiranto, siapa itu kader PDI P nya. Kalau kami kan sudah dipanggil dan ternyata tidak ada kaitannya dengan kader Demokrat," bebernya. 

Dalam kesempatan itu, Agung juga menjelaskan pihaknya tidak pernah melakukan pengrusakan terhadap atribut partai manapun. Adapun informasi yang menyebutkan ada aksi balas dendam terkait pengrusakan atribut partai lain, Agung menyatakan itu tidak benar. 

Bahkan Agung menjelaskan, pasca kejadian itu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono langsung memerintahkan agar kader menurunkan semua atribut Partai Demokrat di lapangan. ''Jadi tak ada itu DNA balas dendam pada kita. Sikap partai Demokrat jelas, dan kita menurunkan semua atribut Demokrat guna menghindari kesan bersinggungan atau bersaing dengan partai lain,'' jelas politisi muda itu. (R05)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index